012. The Real Date

112 18 3
                                    

- ∞ -

"Izinkan ku membenci, pada sang pengganti~"

"Dan yakinkan ku bahwa kau, telah temukan yang kau cari~"

"Berita-"

DORR!! DOR!! DOR!!

Tenanglah, itu bukan bunyi tembakan. Itu hanya pintu yang digedor kencang.

"Adek ih berisik banget lagunya!!! Kakak lagi belajar keganggu nih!!"

Protes terdengar dari luar kamar.

Winter mengecilkan volume suara lagu yang disetelnya.

"Hah??"

"Apa? Kenapa?"

Winter meminta pengulangan karena jujur saja dirinya tak mendengar perkataan sebelumnya.

"Jangan kenceng kenceng lagunyaa adekk!! Kakak lagi belajar!!" Suara Doyoung itu kini terdengar lebih kencang dari sebelumnya.

"Ehehe, maaf kak. Iya ini dikecilin."

Belum selesai, Doyong lanjut mengomentari Winter. "Lagian kamu ngapain ngegalau pagi pagi??!"

"Kakak juga ngapain sih belajar pagi pagi??! Ini tuh hari minggu kak. M I N G G U. Hari libur. Ngapain belajar??"

"Belajar itu penting. Emang kamu kira kalo hari libur berarti belajar juga libur? Gak ada yang kayak gitu Winter. Selagi masih bisa, ya belajar aja."

Duh, Winter jadi tersindir.

Tapi dirinya tak mau kalah.

"Ya ngikutin trend juga penting kak. Kan bisa buat belajar, biar gak ketinggalan jaman. Ini tuh trend kak. T R E N D."

Doyoung pusing mendengar jawaban adiknya.

"Ya kalo trend galau gini belajarnya darimana?"

Winter meneguk ludah. "Y-ya, kan bisa jadi pelaj-"

"Dah ah, awas kamu kalo nyetel lagu kenceng kenceng. Kakak bakar album yang ada di kamar kamu."

Winter terlonjak mendengar itu.

"IH KAK!! JANGAN LAH. EMANG BISA LAGIAN?"

Namun tak terdengar jawaban dari luar. Doyoung sepertinya sudah kembali ke kamarnya.

Sial, ia jadi kepikiran dengan ucapan kakaknya. Kalau benar albumnya akan dibakar, bagaimana? Bisa terancam hidup seorang Winter.

'Ih jangan sampe, jangan sampe. Mening gue buru buru matiin.'

Winter pun menghentikan lagunya. Ia lanjut bersiap siap.

Jangan tanya kenapa dirinya bersiap siap. Sedangkan wajahnya sudah tersenyum senyum sendiri memandang dirinya didepan cermin.

Ya, hari ini, Guanlin akan mengajaknya pergi menonton. Winter tak pernah se senang ini. Ini adalah kejadian pertama dalam sejarah, Winter berhasil pergi bersama orang yang disukanya. Semoga saja.

Sekali lagi dirinya memandang diri di cermin. Dirinya yang kali ini sudah siap. Dengan sweater hitam oversize nya dengan bentuk hati merah di dada kiri dan celana cutbray berwarna hitam.

Tak tertinggal rambut yang ia ikat cepol dua kanan dan kiri juga make up tipisnya. Winter nampak cantik karena itu.

Tiba tiba pintu kamarnya kembali diketuk. Kali ini lebih ramah.

"Dek, ada temen kamu di bawah."

"Iya kak, sebentar lagi winter turun.

Winter mengambil tas selempangnya yang juga berwarna hitam. Di dalamnya lengkap terdapat ponsel juga dompet yang berisikan sejumlah uang.

Intuisi | Winter x JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang