007. Moiety

87 22 6
                                    

— ∞ —

"Mama di lantai 4 ya sayang, di depan hall nya. Chat kalau ada apa apa." Ucap Mamanya sembari mengusap lembut kepala putrinya.

Winter mengangguk. "Iya ma, tenang aja. Winter udah bukan anak kecil lagi kok. Winter tunggu aja disini sampe mama selesai."

"Yaudah ma, Winter ke sana ya."

Winter hendak melangkah pergi, ia sudah ditunjukkan arah tempat toko buku yang dimaksud. Mamanya pun pergi berbarengan dengan Winter yang berbelok ke arah toko buku.

Winter berjalan memasuki toko buku.

Toko itu bagai surga buku, banyaknya ragam buku yang tertata rapi pada masing-masing raknya. Dinding ruangannya berwarna putih dengan pencahayaan lampu yang terang memudahkan pembeli yang hendak melihat buku. Toko itu layaknya toko buku di mall besar.

Mata Winter tak henti-henti melihat buku di sekitarnya. Mulai dari referensi buku pelajaran terlebih IPS, hingga buku buku hukum, dan sebagainya.

Namun yang membuatnya terhenti, manakala matanya melihat dompet yang tergeletak di lantai. Tangannya menjulur meraih dompet itu.

Ia mencari kartu pengenal pemilik dompet itu. Hingga ia menemukan bahwa nama pemiliknya Kim Soodam, lengkap dengan fotonya disana.

Winter mencari sosok pemilik dompet itu. Barangkali belum jauh darisini. Orang orang disana ia sesuaikan dengan foto pada kartu pengenal.

Sampai ia melihat seorang perempuan cantik yang sedang serius menilik buku buku pada rak buku psikologi. Rambutnya yang ikal, terurai panjang, celana denim biru panjang, dan baju rajut pink melengkapi.

Tak lupa totebagnya yang membawa buku buku atau entah apa itu. Dari penampilannya, sepertinya perempuan ini seorang mahasiswi.

"Permisi kak,"

Perempuan itu menoleh pada Winter.

"Eh iya?"

"Kakak ngerasa kehilangan dompet engga?"

Mendengar itu, ia lantas buru buru memeriksa totebagnya juga semua saku celananya.

"Ah iya, dompet aku ilang."

"Warnanya apa kak?"

"Warna merah maroon, ada motif kelincinya."

Benar dugaan Winter. Kakak ini pemilik dompetnya.

"Yang ini kak?" Winter menyerahkan dompet itu pada wanita yang lebih tua darinya bernama Soodam itu. "Ini tadi jatuh di rak sebelah."

Soodam membuka dompetnya.

"Bener kak? Coba diperiksa dulu."

Winter mengalihkan pandangannya dari dompet itu. Tak sopan rasanya melihat dompet orang lain. Takut orang itu merasa tak nyaman karenanya.

"Iya bener kok. Makasih banyak ya."

Winter mengangguk dan membungkuk hormat. "Iya kak sama sama."

Setelah memastikan itu, Winter pun hendak pergi.

"Oh iya, nama kamu siapa?"

Winter menoleh lagi. "Winter kak."

Perempuan itu mendekati Winter. "Makasih banyak ya Winter."

"Kenalin nama aku–"

"Kak Soodam kan?" Tebak Winter dengan senyum terukir di wajahnya.

"Loh?"

"Ada kartu pengenalnya tadi di dompet kakak. Maaf gak sopan buka dompetnya. Tapi kalo engga kayak gitu, dompet ini gak nyampe di tangan kakak sekarang." Jawab Winter diikuti tawanya.

Intuisi | Winter x JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang