8

2.7K 272 6
                                    

Lanjutttt

pamungkas berjalan menyusuri lorong di rumh sakit tersebut mencari ruangan no 3 dimana bosnya menunggu disana kata sih pengirim pesan tadi.

"ini bukan? "batinnya saat melihat pintu dengan plat no 3 clasA, tak perlu berfikir panjang ia segera membuka pintu ruangan tersebut, dan bener saja angkasa ada disana tengah terbaring

"WHAT? LO KENAPA BISA TIDURAN DISINI" pekik pamungkas membuat angkasa menutup kupingnya

"diam" sahut angkasa melirik sekilas pamungkas yg mulai terdiam dan berjalan mendekatinya

"sorry reflek tadi, lo kenapa bisa disini?"

"panjang ceritanya"

"di pendekin bisa ga sih"

"umur lu? "

"ceritanya lah bego, gimana sih lu, tetap aja ngeselin walau lu udh terkapar di rumah sakit gini, hilang udh rasa kasian gw! "kesal pamungkas menatap angkasa yg sekarang malah terkekeh

"kok ketawa? Lucu emangnya" ucap pamungkas mendengus sebal

"lu masih sama aja kayak dulu" angkasa menatap pamungkas selaku sahabatnya itu, masih sama tak ada ubahnya sih pria kelinci yg selalu bisa membuatnya tersenyum kecil, kedekatan mereka tidak begitu terlihat saat bersama yg lain, karena saling menjaga image masing masing

"udh ah, jadi...lo kenapa bisa disini? " tanya pamungkas sungguh dia itu sangat penasaran

"jahit luka" jawab angkasa seadanya

"HA JAHIT? tunggu kok bisa sampai di jahit perasaan kemaren lo gpp, trus nyuruh yg lain pulang! " cerosos pamungkas, dia di buat binggung sekarang oleh angkasa, bisa di bilang saat tawuran yg terjadi antar anak adipati dan torpedo dia selalu dilindungi angkasa, tidak maksud pamungkas itu lemah itu sudah menjadi kebiasaan angkasa sejak dulu
Percuma saja pamungkas menolak, angkasa lebih keras darinya

"adrian bawa pisau di akhir" tambah angkasa, sekarang pamungkas mengangguk paham, sungguh licik anak torpedo itu rasanya sekarang pamungkas ingin menggorok lehernya

"trus kenapa ga lo kasih tau gw? Kemana lo sehabis itu HA?!"

"ntar lu khawatir"

"Lo yg kayak gini, bikin gw makin khawatir tolol! "pamungkas ingin mengumpati angkasa rasanya sekarang juga

"sorry" sahutnya singkat

"sekarang gimana? Udh membaikkan"
Percuma saja rasanya jika ia memarahi angkasa yg kepalanya sekeras batu ini

"udh, yg lain gimana gpp? " jawab angkasa

"yang lain baik baik aja, palingan cuman memar memar bekas pukulan" jelas pamungkas yg di angguki oleh angkasa







Marvel sekarang sedang berjalan menuju rumah sakit, dia sudah mandi dan membeli makanan untuk angkasa, dari pintu ruangan terlihat angkasa berbincang dengan seseorang disana yang dia yakin pasti pamungkas.

"masuk ga ya" batin marvel, dia binggung dan takut mengganggu nantinya, tapi kalau dia tdk masuk mau sampe kapan dia berdiam diri di luar, dan berakhirlah sekarang marvel masuk ke dalam ruangan tersebut seketika suasana menjadi akward di tambah pria yg di yakini pamungkas oleh marvel itu, menatap penuh tanda tanya kepadanya

"maaf, ini gw bawain makanan sama hp lo" salam marvel mencoba menghilangkan ke akwardan, angkasa mengangguk dan memerintah marvel untuk mendekatinya, tak ada tolakan marvel mengikuti perintah angkasa lalu beridiri di sisi kanan kasur, meletakkan hp dan juga plastik makanan di atas locker pasien.

Angkasa •Nomark [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang