Pria kira-kira berusia tigapuluh tahunan berdiri di ambang pintu gerbang. Tukang kebun yang sedang menyiram tanaman melihatnya dan mematikan keran, ia menghampiri orang itu. Mereka menarik perhatian Elena yang tengah mencuci sepeda kesayangannya. Ya, meski Elena hidup di keluarga berada dan punya banyak pelayan, ia lebih senang mengerjakannya sendiri. Ia memandikan sepedanya dengan busa sembari sesekali melirik ke mereka yang sedang mengobrol. Kemudian si tukang kebun bergegas ke dalam rumah dan tidak lama kembali bersama Fisnik. Si tukang kebun meninggalkan mereka berdua, melanjutkan pekerjaannya. Fisnik bicara cukup lama dengan orang itu. Kelihatan cukup serius, sampai-sampai Fisnik mengecek kartu identitas orang yang membawa tas ransel itu.
Sampai Elena selesai mencuci sepedanya, mereka masih bicara. Elena duduk di kursi untuk istirahat sebentar. Fisnik dan orang itu berjabat tangan, lalu mengajaknya masuk ke dalam. Si tukang kebun berjalan ke arah Elena, tepatnya garasi, membawa gunting kebun.
"Onkel, siapa orang itu?" Pertanyaan Elena membuat si tukang kebun menghentikan langkah kakinya.
▪︎(Jerman | Paman)
"Oh, itu Nona ... dia mencari pekerjaan," jawabnya.
"Pekerjaan?" Elena mengernyit, "Oh. Terimakasih, Paman."
"Permisi, Nona."
Si tukang kebun masuk ke garasi. Rasa penasaran Elena sudah terkikis, ia menghela napas dan masuk ke dalam rumah lewat pintu yang terhubung dengan dapur. Di sana ada Fisnik yang sedang membuat kopi di mesin kopi. Elena menundukan kepala, terus berjalan.
"Elena, Papa will reden." Suara Fisnik membuat Elena menghentikan langkahnya.
▪︎(Ayah ingin bicara)
Dalam hati, ia masih jengkel pada Ayah tirinya itu. Sikap tidak adil Fisnik membuat Elena tidak mau dekat dengannya. Tapi sekarang, pria itu ingin bicara dengannya.
"Kemari! Duduk," ajak Fisnik yang duduk di kursi pantry.
Elena menjawab masih memalingkan wajahnya, "Aku masih bisa dengar suaramu dari sini."
Fisnik menghela napas pelan. "Kau masih belum mau kembali ke Majesty?"
Aku terlalu berharap. Aku pikir, Ayah Fisnik akan menyadari kesalahannya. Batin Elena.
Elena menggeleng.
"Baik, Ayah akan bicara pada pihak sekolah untuk memberimu waktu lagi. Jika kau ingin pindah, beritahu aku."
Elena tidak merespon, ia bergegas meninggalkan dapur. Fisnik terlihat muram, ia menatap kopinya dan menghela napas. Ketika Elena sedang menaiki tangga, ia melihat orang baru itu sudah memakai seragam pelayan dan sedang memperhatikannya. Cara orang itu melihatnya, membuat Elena sedikit aneh, namun ia tidak mau ambil pusing. Pria itu merasakan getaran ponsel, ia mengeceknya dan menerima telepon di lorong yang sepi.
"Ya. I've been accepted in this house. Posisiku sebagai pelayan," ucapnya dengan nada pelan.
Lalu menutup teleponnya. Ketika ia akan pergi, ia tak sengaja bertemu Emma Leutrim, si Nyonya rumah ini. Emma terkejut melihatnya, pria itu tidak menghiraukan dan terus berjalan. Emma segera mencari Fisnik dan menemukannya di dapur.
Emma seperti orang panik. "Suamiku, suamiku! Aku lihat ada pelayan asing. Apa dia pencuri yang menyamar?!"
"Dia baru bekerja pagi ini," jawab Fisnik dengan santai.
"Was?! Aku tidak tahu kalau kau mencari orang baru."
▪︎(Apa)
"Aku juga heran."
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...