"KURANG AJAR KALIAN MEMPERLAKUKANKU SEPERTI INI!"
Teriakan Morgan Leutrim menggema di seluruh ruangan. Pemuda berambut pirang itu diseret paksa oleh dua orang pengawal bertubuh besar. Kedua tangan dan kakinya diikat, wajahnya yang tampan babak belur. Di belakang mereka diekori lima pengawal. Gudang terbengkalai dengan sisa mesin-mesin pemotong menjadi tempat mereka membawa putra tunggal Fisnik Leutrim.
Balthis dan dua pengawal menunggu mereka. Kursi kosong tersedia di sisi Balthis. Morgan dipaksa duduk dan tubuhnya diikat, ia memberontak dan mengeluarkan sumpah serapah. Ia terus bertanya kenapa ia ditangkap seperti ini. Morgan merasa tidak kenal mereka dan tidak punya urusan dengan mereka. Balthis geram mendengar tawanan itu terus bersuara, ia menyiram wajah Morgan dengan air dari botol air mineral.
"Orang bedebah mana yang menyuruh kalian?" tanya Morgan.
Balthis mendekat membawa plester. "Mulutmu lebih lebar daripada tempat ini, kau tahu."
"Jangan tutup mulutnya, Balthis." Suara itu membuat Balthis seketika berhenti.
Kedatangan Ruschel membuat pandangan orang-orang tertuju padanya. Morgan melihatnya. Pria berpakaian formal dan memakai topeng hitam.
Morgan mengepal tangannya. "Jadi kau orangnya! Apa masalahmu denganku, sialan?!"
Ruschel berdiri di hadapannya. "Mengganggu Elena berarti menggangguku, Tuan muda Leutrim."
Morgan mengernyit. "Elena ... maksudmu Elena adik tiriku?"
"Memangnya Elena mana lagi yang sering kau lecehkan, brengsek?" Kali ini Ruschel mengeluarkan nada dinginnya.
Morgan tertawa. "Rede keinen unsinn! Memangnya kau punya bukti aku melakukan itu?"
▪︎(Jangan asal bicara)
Ruschel berbalik, membelakanginya.
"Kapan dan dimana kau bertemu dia? Apa Elena mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal? Oh, tidak mungkin. Dia tidak punya keberanian untuk bicara dengan orang asing. Dengar, gadis itu suka mencari perhatian-"
BUGG!!!
Morgan mendapat pukulan di wajahnya dari Ruschel. Mendengar omong kosong yang diucapkan Morgan, membuat Ruschel tidak bisa mengontrol emosi lagi. Melihat pelaku pelecehan secara langsung membuat Ruschel semakin membenci orang itu. Begitu kerasnya pukulan itu, darah sampai keluar dari salah satu lubang hidung Morgan.
Ruschel mencengkeram kerah Morgan. "Aku tidak pernah menghukum seseorang sembarangan. Bukan Elena yang mengatakannya, aku sendiri yang tahu. Kau bertanya soal bukti, aku memegangnya. Polisi bisa langsung memenjarakanmu, tapi untuk orang sepertimu ... aku lebih senang bila aku sendiri yang melakukannya."
Ruschel melepas cengkeramannya, sedikit menjauh dari Morgan dan tiba-tiba mendorong Morgan dengan satu kakinya sampai kursinya jatuh.
"Pukuli dia sampai tidak sadarkan diri." Ruschel berbalik untuk pergi.
Setiap langkah Ruschel diiringi suara pukulan dan teriakan Morgan. Balthis mengekorinya. Sampai di luar bangunan, Ruschel bicara sebentar dengan Balthis. Ruschel akan kembali ke Zurich sore ini dan langsung terbang ke California untuk menemui Dellza. Balthis diminta untuk terus mengawasi Dellza. Dua hari lagi dia akan kembali ke kota ini, Lucerne. Di rasa cukup, Ruschel menuju mobil sport-nya yang berwarna putih dan melaju pergi.
👑▫️🦋▫️👑
Two days later ...
Waktu hampir pukul tengah malam. Kebisingan pusat kota semakin meredup. Orang-orang beristirahat di balik dinding rumah mereka. Sementara Elena dan Matri masih sibuk sebelum mereka benar-benar bisa istirahat. Elena membalikan papan yang tergantung di pintu kaca, menunjukan tanda restoran telah tutup. Lalu bergabung dengan Matri untuk beres-beres. Mereka berbincang seru selama melakukannya, agar rasa lelah mereka terdistraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...