Di dapur seluas lapangan basket, Luigi Theodore bersama sang Ayah. Pemuda berambut pirang itu sudah rapih dengan seragam sekolah. Ia membuat roti lapis untuk dirinya sendiri, sedangkan Nardo membuat menu sarapan lain untuk para majikan.
"Kau masih belum jawab pertanyaan Ayah kemarin," gumam Nardo.
Luigi berdeham. "Pertanyaan ... quale?"
*(Italy : Yang mana)
Nardo mengecilkan api kompor dan berbalik menatap putranya dengan raut wajah serius. "Kenapa kau melibatkan diri dengan Goncalve?"
"Tidak ada alasan khusus, Ayah. I just wanna help her."
"Luigi, dengarkan aku baik-baik. Don Ruschel punya banyak orang yang lebih tepat menjaga Elena. Kau hanya anak seorang koki. Mengambil tanggung jawab seserius itu bukan seperti kau membuat roti lapis."
Mendengar penuturan Nardo barusan, kali ini Luigi menoleh padanya. Dia tertawa dan melahap sandwich-nya. Ia paham Ayahnya itu terlalu cemaskan dirinya. Berbahayanya dunia Goncalve bukan rahasia lagi di rumah ini. Sejak Nardo membawanya pindah ke LV, dia sudah beri pesan Luigi untuk tidak pernah tertarik dengan urusan apapun menyangkut keluarga mafia ini. Tugas Luigi hanya belajar dengan benar di La Rovelberg sampai lulus.
Di tengah pembicaraan mereka, Percy si pengawal datang. Dia menyampaikan kalau Luigi diminta menghadap Ruschel sekarang. Nardo langsung merasa waspada. Luigi mendekati Ayahnya, menepuk pundak Nardo dan berkata untuk berhenti khawatirkan apapun. Kemudian Luigi mengikuti langkah Percy. Luigi hanya diantar sampai ke sebuah pilar, Percy menunjukan posisi Ruschel dengan tangannya. Setelah itu Percy berlalu. Luigi melihat majikannya berada beberapa meter darinya. Dia melangkah mendekat.
Ruschel tengah duduk di kursi yang menghadap ke arah jendela. Dia mengenakan jubah tidur yang terbuat dari satin dan berwarna hitam. Luigi sampai di dekat pria itu. Mimik wajah Ruschel terbilang dingin, kiranya lebih dingin dari udara pagi ini. Luigi mengingat-ingat apakah dia telah melakukan kesalahan?
"Ada apa, Ruschel?" tanya Luigi memecahkan kesunyian.
Ruschel mendongak untuk bisa menatap jelas remaja di sampingnya itu. "Mengenai permintaanmu tempo hari, I've thought about it."
"Jadi ... bagaimana?"
"Kau ku izinkan."
Seketika senyum Luigi terutas, dia cukup senang mendengarnya.
"Dengan syarat, jangan libatkan perasaan apapun selain rasa tanggung jawab."
"Alright. Aku mengerti."
"Anggap ini adalah pekerjaan dan karena itu kau akan dibayar."
"Tid--"
"Theodore."
Mendengar nama itu lantas disebut, Luigi paham itu diartikan sebagai peringatan untuk tidak menentang. Ruschel juga memberitahu pemuda itu tentang trauma yang dimiliki Elena tentang laki-laki bejat. Tidak dijabarkan dengan jelas, Ruschel sengaja menutupi itu. Bila Luigi diberitahu, maka anak itu bisa menjaga Elena lebih baik. Luigi mengangguk paham dan meyakinkan Ruschel bila izin yang dia dapatkan takkan sia-sia.
Tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu. Luigi mengarahkan kepala ke sumber suara. Ternyata Elena yang muncul. Elena terkejut melihatnya, gadis itu mendadak berhenti. Tampak gadis itu sudah mengenakan seragam Rovelberg. Ruschel sudah bisa rasakan keberadaannya tanpa diberitahu. Dia beranjak dari kursi dan mendekat ke jendela. Berdiri di sana seraya melipat tangannya ke belakang.
"Hampiri gadis itu. Tanya padanya apa dia butuh sesuatu," perintah Ruschel. "Kalau dia mencariku, biarkan dia mendekat."
"Okay." Luigi bergegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...