I hope you're more adapt to your new
circle. Especially to me, baby bear.
-Ruschel M. G.👑▫️🧸▫️👑
Elena terbangun dari tidurnya. Mengambil posisi duduk dan menggeliat untuk merenggangkan otot. Sejenak mengucek mata, melihat ke jendela dengan mata sedikit menyipit. Cahaya pagi terlihat cerah dari balik tirai. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.
Ruschel mengajakku pergi melihat kota, lalu kami ... hum dia memijat kakiku dan .. oh, ya ampun Elena! Batinnya dan menutup wajahnya sendiri.
Ia merasa malu karena tertidur dan pasti pria itu yang menggotongnya sampai ke tempat tidur. Gadis berdarah eropa itu turun dari ranjang berukuran king size dan bergegas ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan mengeringkannya dengan handuk sembari menatap diri di cermin wastafel. Matanya fokus ke rambutnya, mengernyit merasa seperti ada yang hilang.
"Jepit rambutku!" Elena panik sambil memegang kepalanya. "Oh mein gott, wo?!"
▫️(Oh ya Tuhan, dimana)
Elena mengacak-acak rambut panjangnya mencari hairpin. Tidak ada. Elena melihat ke sekitar bawah, barangkali terjatuh. Tidak ada juga. Ia berlari keluar kamar mandi, mencari hairpin itu dimana-mana. Elena menggigit kuku tangannya dan berpikir keras. Mungkin dia lupa menaruhnya, tapi dia yakin sekali ia tidak melepas hairpin-nya semalaman.
Teringat sosok Ruschel, ia berpikir mungkin pria itu tahu keberadaan benda itu. Elena segera meninggalkan kamar. Mansion sepi sekali. Elena kebetulan bertemu Marlyn, si pelayan. Tangannya membawa setumpuk kain.
"U-hm, Marlyn!" Elena memanggilnya.
Marlyn berhenti. "Ya, Nona Elena. Ada yang bisa aku bantu?"
"Where is ... Ruschel?"
"I haven't seen him this morning, Miss. Biasanya Tuan tiba-tiba sudah pergi saat pagi buta. Coba Nona cari ke kamarnya, mungkin dia belum bangun."
Kamarnya? Elena memikirkannya sudah gugup. Marlyn mengantarnya ke kamar Ruschel. Jaraknya cukup jauh dari posisi kamar Elena, berada di mansion sisi bagian belakang di lantai tiga. Mereka sudah sampai di depan pintu kamar Ruschel. Marlyn dengan jujur mengaku kalau dia tidak berani memanggil majikannya itu, apalagi mengetuk pintu kamarnya. Marlyn belum pernah melakukan itu selama dia bekerja di mansion ini. Rosemary masih berani, tapi kepala pelayan itu sedang pergi keluar untuk keperluan mansion. Marlyn menyarankan Elena yang melakukannya sendiri, dia jamin tidak akan ada masalah. Mengingat betapa baiknya Ruschel memperlakukan Elena.
Marlyn berbisik, "Coba kau cari dia di dalam, Nona. Sementara aku bantu cari di tempat lain."
Elena tidak menjawab ataupun mengangguk. Dia bingung sekali. Marlyn melenggang pergi. Elena menatap pintunya selama beberapa detik. Pikirannya berkecamuk. Sebenarnya dia tidak mau bertemu pria itu, tapi demi hairpin yang hilang ia akan lakukan meski dengan berat hati.
"Ru-Ruschel?" Elena mencoba memanggilnya, "Ruschel?"
Tidak ada jawaban. Mungkin suaranya kurang kencang. Elena mencoba memanggilnya sekali lagi sambil mengetuk pintu. Tidak ada reaksi. Elena memberanikan diri menekan gagang pintunya. Oh, tidak terkunci. Elena mengintip ke dalam. Tidak ada orang. Ia sepenuhnya masuk dan memastikan apa yang dilihat itu benar. Apa sungguh tidak ada Ruschel di dalam? Sejenak ia takjub dengan kamar pria yang telah menculiknya itu. Mewah sekali. Uniknya sebagian langit-langit kamar memberi pantulan layaknya cermin. Elena mendekat ke rak kaca, disana berjajar koleksi piala dan penghargaan untuk Ruschel. Elena kagum untuk itu dan kembali memfokuskan diri untuk mencari Ruschel.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomantizmKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...