× PART 17 - Dark Surprises In Rovelberg ×

2.7K 290 63
                                    

Joanne membantu Elena membersihkan noda jus dari rompi Elena di kamar mandi. Joanne terus menggerutu, mengungkapkan kekesalannya pada Zevia. Sementara Elena tidak mendengarkan, pikirannya sibuk memikirkan kejadian itu di kantin. Ada rasa kesal, tapi rasa penasaran jauh lebih menguasai hatinya. Ingin tahu siapa Zevia, apa hubungannya wanita itu dengan Ruschel dan bagaimana bisa dia tahu tentang dirinya yang tinggal di The Wolves. Lucreia pernah menyinggung nama Zevia saat bertengkar dengan Ruschel, tapi menyebutnya seakan Zevia masa lalu bukan kekasih.

"Elena, kau tidak mendengarkan aku ya?" tanya Joanne.

Elena mengerjap.

Joanne mendengus dan mencuci tangannya di wastafel. "Seriously? Sahabatmu ini sedang kesal dan tidak terima kau diperlakukan buruk. Tapi kau tidak menghargainya?"

Elena menggeleng dan tersenyum. "Tidak, Joanne. Bukan begitu. Aku senang kau seperhatian itu padaku. I swear."

Joanne menatapnya.

"Terimakasih banyak, Donut."

Joanne mengernyit sambil tertawa. "Ah, kau seperti Troy saja memanggilku itu. Panggilan yang memalukan."

"Hey, itu imut dan lezat."

"Kau benar. I'm cute and ... hmmm so delicious."

Joanne tertawa diikuti Elena. Kemudian Joanne meminta Elena melepas rompinya. Ia tidak masalah bila ia harus meminjamkan rompinya untuk Elena. Elena menggeleng dan melihat rompinya, memang agak basah, tapi dia tidak mempermasalahkan. Joanne tidak memaksa. Beberapa murid perempuan yang masuk, sesekali melirik Elena dan bahkan ada yang berusaha menutupi ketika saling berbisik sambil memandangnya.

"Hey, Elena bukan gadis yang buruk ya," ucap Joanne sambil melototi mereka.

"Sudah, Joanne. Ayo, kita keluar! Ayo!" Elena merangkul lengan Joanne.

"Awas kalian kalau sampai ketahuan olehku lagi sedang berbisik-bisik!"

"Ayo, Joanne!"

Elena menarik paksa Joanne sebelum gadis satu ini menyerang mereka. Elena meminta Joanne untuk mengabaikan apapun yang Roveldents lakukan. Elena berpikir positif, mungkin mereka tidak sedang membicarakannya. Mereka sampai di luar kamar mandi. Troy dan Luigi ternyata menunggu di depan. Mereka menghampiri Elena, terlihat khawatir. Menanyakan bagaimana keadaan Elena. Elena menegaskan bila dirinya baik-baik saja.

"Ku minta pada kalian, jangan ada yang beritahu soal kejadian ini pada Felix, siapapun orang dari The Wolves dan terutama Ruschel. Okay?" Elena menatap penuh harap.

Troy mengerutkan dahi. "Kenapa? Dia harus tahu. Dia walimu."

"Dan yang dilakukan wanita sialan itu harus dapat amarahnya, Elena," sambung Joanne melipat tangannya di depan. "Kau akan tahu betapa kerennya Ruschel ketika marah."

Aku sudah tahu, batin Elena.

"Aku akan beritahu Ruschel. Dia harus mengubur wanita sialan itu!" Joanne bersiap pada ponselnya.

Elena menahan tangannya. "Ku mohon. Aku sudah banyak merepotkannya. Meski dia tidak keberatan, tapi tetap saja. Pikirkan dari sisiku juga. Aku punya hak memutuskan sesuatu, benar?"

"Kita turuti saja Elena," gumam Luigi.

Troy menatapnya jengkel. "Ah, kau coba menarik perhatian Elena, kan?"

Luigi hanya membalas tatapannya dengan tajam. Elena memilih untuk pergi. Luigi meminta Troy dan Joanne untuk menuruti Elena, lalu menyusul Elena.

"Akan ku turuti permintaanmu. Tapi katakan alasannya," kata Luigi sambil melirik Elena yang berjalan di sampingnya.

OWNED by a DON (Mafia Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang