Dua insan yang memiliki delapan tahun perbedaan usia ini membuat retak keheningan yang ada di mansion. Suara keributan antara Don Ruschel dan Elena di foyer -sebuah sudut atau spot yang berada di ruangan terdepan bagian dalam rumah. Tepatnya, sesudah pintu utama- mengisi seluruh ruangan. Elena ingin mengatakan hal serius saat ini juga, tapi Ruschel terus menyuruhnya diam dan pergi ke kamar.
"Aku tidak bisa menahannya lagi, Ruschel!" kata Elena memegang lengan Ruschel. Menahan pria itu untuk tidak meneruskan langkah kakinya.
Ruschel berhenti dan melirik eratan tangan gadis itu. Dia menghela napas kesal dan berkata, "I don't wanna hear it now. Lepas tanganmu dariku, atau aku akan menggunakan cara yang kasar."
Elena menggeleng cepat. "No! If not now, then when?! Sampai kapan aku harus menunggumu jadi hakim? Tidak, tidak perlu seperti di pengadilan, kan? Jangan membuatnya jadi aneh!"
Tatapan tajam Ruschel lurus ke mata Elena. "Duniaku bukan dunia biasa, beruang ... kecilku. Aku bisa kapan saja membuat suasana seperti di pengadilan. Kesalahanmu itu tidak bisa ku terima dengan mudah. Got it?"
"Aku tidak mau mengerti atau apapun selain tahu kebenarannya!"
Ruschel diam, sedikit mengernyit.
"Bukan cuma kau yang mau tahu kebenarannya. Me too! Ini mengusikku! Itu juga membuatku terus dihakimi olehmu ... oleh siapapun. Aku tidak bisa menahannya lagi. Mengerti?"
Gadis ini terlihat gigih. Matanya penuh permohonan. Kekalutannya terpancar melalui guratan wajah manisnya itu. Membuat hati keras Ruschel mulai ringan. Selama beberapa detik bibirnya hanya merapat, akhirnya dia membuang napas beratnya di antara kedua bibirnya yang terbuka. Dia bergantian mencekal pergelangan tangan Elena dan menarik gadis itu untuk ikut ke ruang kerjanya yang terletak di lantai atas. Ruschel melepas cengkraman tangannya dengan kasar dan berjalan beberapa langkah agak menjauh dari Elena. Pria berkemeja putih itu membelakangi gadis berseragam sekolah itu.
"Sekarang katakan," ucap Ruschel membuka percakapan.
Ketegangan dirasakan Elena. Kedua tangannya jadi sangat dingin. Merasa gugup sekali dan takut, tapi dia ingat saran Joanne untuk secepatnya mencari tahu. Satu-satunya jalan yang bisa Elena ambil dengan mudah adalah Ruschel sendiri. Apapun nanti jawabannya, telinga, hati dan pikiran Elena harus bisa terima. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya, akan dia pikirkan nanti. Setidaknya dia ambil satu langkah lebih dulu sebelum ke langkah berikutnya.
Elena berdiri dengan jantung yang berpacu cepat. "Alasanku pergi waktu itu, karena ... karena aku mendengar sesuatu yang kau katakan."
Ruschel diam, tapi dia mendengarnya dengan seksama. Menunggu apa yang akan gadis itu katakan selanjutnya.
"Malam itu, di mansion ini aku tidak sengaja mendengar pertanyaan Ayahnya Joanne yang membuatku penasaran. Jadi diam-diam aku menguping pembicaraan kalian. Ada Felix juga waktu itu."
Ruschel mengingat kembali kapan saja ia dan mereka berdua mengobrol di mansion ini. Tapi itu cukup sering. Jadi yang mana yang Elena maksud. Elena memaparkannya dengan lebih jelas sekarang. Ruschel terkejut setelah mendengar apa yang Elena dengar malam itu.
"Sampai kapan kau akan menahannya di rumah ini?" Pertanyaan Jerome.
"Belum tahu pasti. Aku harus benar-benar membuatnya mempercayaiku. Dia semakin menyerahkan dirinya padaku. Ku manfaatkan itu untuk mengendalikannya. Aku hanya perlu satu langkah lagi. Hubungan yang lebih terikat. Memainkan hidupnya akan jauh lebih menyenangkan." Jawaban Ruschel.
"Setelah kau berhasil?" Pertanyaan Felix.
"Alat baru di Valhalla." Jawaban Ruschel.
Satu tangan Ruschel mengepal kuat. Elena yang melihatnya merasa semakin ngeri. Tapi dia mencoba membuat dirinya bangkit untuk berani. Hanya itu reaksi Don Ruschel. Selebihnya dia hanya diam. Ruangannya jadi sunyi sekali. Entah apa yang Ruschel pikirkan sekarang, benak Elena bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomantizmKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...