× PART 06 - Negotiation ×

5.9K 590 115
                                    

     Elena menelusuri setiap sisi rumah Leutrim. Menemukan Ward, si pelayan gadungan adalah tujuannya sekarang. Akhirnya ia melihat pria itu. Ward sedang membereskan barang-barang dari dalam kardus bersama pelayan lain.

"Paman Ward, aku butuh bantuanmu. Ikut aku," kata Elena.

Ward sedikit membungkuk. "Baik, Nona Leutrim."

Mereka berpura-pura seperti majikan dan pelayan di depan pelayan lain untuk tidak menimbulkan kecurigaan. Elena menggiring Ward ke kamarnya. Marti yang duduk di tepi kasur lantas berdiri.

Gadis berusia tujuhbelas tahun itu berkata, "Hum, Ward ... ini Marti. Marti ini Ward."

Marti hanya tersenyum. Elena menatap Ward dengan tatapan menyesal. "Maaf, aku memberitahu sahabatku ini tentangmu. Kalau kau suruhannya pria bertopeng itu."

"Tidak apa-apa. Jadi ... ada apa?" tanya Ward.

Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, Elena memberitahu Ward tentang kamera yang hilang. Kamera yang merekam perbuatan tidak senonoh Morgan padanya. Kamera itu sangat penting. Bisa dipakai untuk bukti jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Elena dengan berat hati dan penuh harap, meminta tolong pada Ward untuk melibatkan Tuannya. Ward mendapat permintaan Elena agar ia bicara pada Ruschel soal ini.

Marti berkata, "Aku yakin Tuanmu bukan orang sembarangan. Dia bisa menghukum James dan teman-temannya, pasti dia juga bisa melakukan hal yang sama pada Morgan."

"Aku mengerti," kata Ward.

"Kau dikirim dia kesini juga untuk mengawasi Elena, kan? Dia pasti bisa membantu," ucap Marti.

Elena menatap ke bawah. "Kalau Tuanmu tidak bisa. Terpaksa aku harus memancing Morgan agar mendekatiku dan merekamnya ulang."

"Jangan lakukan itu!" bantah Ward yang langsung mendapat sorot mata Elena. "Aku akan bicara pada Tuan."

Perkataan Ward disambut senang oleh dua remaja itu. Tinggal menunggu respon si Tuan. Sebelum Ward melenggang pergi, ia memberi kode isyarat dengan matanya agar Marti keluar. Marti pamit keluar kamar untuk mengambil minuman di dapur. Elena mengangguk dan duduk. Marti berjalan dengan cepat, sesekali menoleh ke belakang. Ward sudah menunggunya.

Ward bertanya, "Kau tidak beritahu dia soal Tuan Goncalve?"

"Tidak, Ward! Aku bersumpah! Aku berakting sebaik mungkin. Aku masih ingat pesan Tuan malaikat itu," jawab Marti dengan nada berbisik.

"Bagus."

"Aku sangat berharap Elena benar akan bahagia bersamanya."

Tidak ada satu patah katapun keluar dari mulut Ward untuk merespon ucapan anak itu. Ia berbalik dan pergi. Marti hampir lupa, ia telah berbohong pada Elena untuk mengambil minuman. Ia bergegas mengekori Ward. Setelah dapatkan minumannya, Marti kembali ke kamar Elena. Gadis itu sedang melamun, Marti membuatnya terlonjak dengan menyentuh botol yang dingin ke pipinya.

Marti tertawa. "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Semua akan baik-baik saja."

Elena hanya tersenyum tipis. Marti mencari topik lain dengan mengajaknya untuk ikut bekerja dengannya di Jones Junkfood, restoran yang menyajikan makanan cepat saji seperti burger, fried chicken, pizza, fried fries, nugget dan lain-lain. Marti bekerja di sana saat ia tidak bersekolah.

"Kau tidak mau ke Majesty lagi, Marti?" tanya Elena, "beasiswamu akan sia-sia. Kerja kerasmu akan percuma. Kau ingin kuliah di Georgetown, bukan?"

Marti sesaat menundukan kepala. "Elena, aku ingin kembali sekolah. Belajar dan mengikuti program, bersaing dengan anak lain untuk dapat beasiswa di Georgetown. Tapi ..."

OWNED by a DON (Mafia Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang