·><><♦><><·
"Apa kita perlu memberi mereka peringatan?"
Lawan bicaranya mendengus, "Kupikir kau tak sebaik itu?"
"Sialan, aku masih punya secuil kepedulian. Yeah, walau sebenarnya mereka tak ada gunanya sih." Ucap lelaki yang berbadan kekar atletis.
"Lagipula kenapa Omega berani berkeliaran sendiri? Seperti melemparkan diri ke kandang singa." Lanjutnya lagi.
Dia terus mengawasi dua omega yang tengah berjalan menelusuri hutan.
Sedangkan yang mempunyai tubuh tinggi hanya mendengus. Temannya yang kekar itu terlihat terpana, hampir mengeluarkan liur pula.
"Bodoh, kau tertarik dengan mereka?" Tanya yang tinggi dengan sinis.
"Sembarangan! Mate ku lebih menarik ketimbang mereka berdua." Pria kekar itu menatap penuh minat pada dua omega yang berjalan di hutan. "Tapi yang tubuhnya agak berisi itu lumayan juga." Lanjutnya lagi dengan senyum menyebalkan.
Duk!
"Jaga matamu keparat, pasanganmu menunggu di rumah."
"Sialan, aku hanya mencuci mata. Lagipula aku tak sejahat itu untuk percobaan selingkuh!"
Rowoon si pemilik badan menjulang memutar matanya malas, jengah akan tingkah teman kekarnya yang bisa dikatakan brengsek.
"Bajingan juga kau Minho." Sarkas Rowoon.
"Hei aku bahkan lebih tua darimu!" Minho tak terima diumpati begitu.
"Baiklah pak tua, lebih baik kita kembali. Tinggalkan dua Omega bodoh itu, kita tak punya urusan dengan mereka." Ajak Rowoon pada Minho.
"Mau mereka mati ditelan beruang pun tetap bukan urusan kita. Kau mengerti? Jadi ayo pergi, tugas kita masih banyak." Lanjutnya lagi.
Dua lelaki itu beranjak pergi dari semak belukar yang menyembunyikan tubuh mereka.
Tetapi Minho tak memalingkan atensinya dari dua omega yang sedang berjalan disana. Ada perasaan mengganjal kala netranya memandang keduanya disana.
Entahlah, instingnya berkata jikalau salah satu dari mereka punya kekuatan besar dan mungkin mengancam.
Minho menghendikan bahu dan melanjutkan langkah, tanpa memperdulikan instingnya yang berteriak memberi peringatan.
▪️▪️▪️
"Bukankah lebih baik kita berganti shift kak?"
"Jangan, kita harus menghemat energi. Nanti bila memang sangat mendesak baru kita berganti shift."
Haechan mengangguk paham, kakaknya benar. Mereka harus menghemat energi, untung saja mereka berhasil keluar dari area mengerikan kemarin.
Dan mereka sudah memakan daging kelinci hutan, yah meski tak seberapa setidaknya bisa membuat mereka tahan untuk tidak makan selama dua hari.
"Semoga tidak ada hal bahaya disini." Gumam Haechan.
Detik demi detik telah terlewati, sampai sesuatu di depan sana membuat dua omega ini menghentikan langkah.
"Peri? Astaga kenapa mereka bisa sampai kesini?"
Di depan mereka nampaklah pemandangan kerlap kerlip dari sekumpulan makhluk mitologi bernama peri. Tampak begitu indah, bersinar seperti kunang-kunang di malam hari.
Sekumpulan peri itu tertawa, terbang kesana kemari dengan bahagia.
Hutan yang tadinya nampak biasa, kini terlihat memukau dengan kerlap kerlip serbuk pixy. Dalam sekejap mata hutan ini menjadi seperti hutan ajaib.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Yiaseotopia ; Johnten
Fantasía🦋 JohnTen Universe 🦋 Yiaseotopia, negeri antah berantah tempat makhluk yang dianggap tak nyata hidup di dalamnya. 🍂 Fantasi 🍁 ABO Universe 🍂 BxB 🍁 Mature 🍂 Age gap 🍁 Missgendering 🐱 Selamat datang di cerita JohnTen fantasy ABO version 🐱 Di...