3. Gara-gara hujan

100 47 62
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"Tenang saja, aku mencintaimu dengan keras kepala, walau harus beberapa kali merasakan kecewa"



Suara gemericik air hujan menjadi alunan musik pengantar tidur yang begitu menenangkan bagi Reyhan, matanya terpejam menikmati suara-suara yang ditimbulkan oleh hujan, sayup-sayup terdengar suara kodok yang bernyanyi dengan riang gembira mungkin mereka juga menikmati bagaimana rintik hujan yang turun dan membasahi tanah. udara terasa begitu menusuk tulang bagi Reyhan tapi ketika dirinya bergelung didalam sebuah selimut yang hangat kulitnya akan kembali terasa begitu gerah,diluar sana terlihat hening dan tidak ada suara yang terdengar kecuali suara gemercik hujan serta suara kodok yang mungkin bersemayam didalam got didepan sana.

Reyhan beranjak dari tidurnya dan menatap kearah luar jendela yang tertutup oleh gorden sehingga tangannya terulur untuk menyibaknya, Reyhan mendekatkan wajahnya kearah jendela yang sedikit berembun dan mendongak menatap langit yang terlihat gelap karena sang cahaya rembulan yang mungkin sedang bersembunyi dibalik kumpulan awan-awan hitam yang menutupi dirinya, bahkan bintang-bintang juga ikut bersembunyi dibaliknya karena saking tebalnya awan hitam diatas sana.

ceklekk!...

Pintu kamar Reyhan terbuka dan memperlihatkanbang Jeman dengan  baskom yang entah berantah apa isi baskom itu, perlahan bang Jeman semakin mendekat kearah Rey yang masih setia menatap langit gelap diatas sana.

"Rey" panggil bang Jeman dengan menepuk pelan pundak reyhan agar sang empu tidak terkejut.

Reyhan beralih menatap seseorang yang memanggil namanya dengan halus dan sedikit mendongak agar dia bisa menatap netra kakaknya, terukir sebuah senyuman tipis dibibir Jeman, tangan bang Jeman juga ikut beralih menyibakkan poni Rey dan menyentuh dahi Reyhan.

Belum ada lima detik bang Jeman menyentuh dahinya, Reyhan sudah lebih dulu memundurkan wajanya agar telapak tangan bang Jeman juga ikut menjauh.

"lo sakit" gumam bang Jeman dengan mendudukkan tubuhnya dipinggiran ranjang milik Reyhan dan tampak tangannya sedang memeras kain putih kecil.

"tidur!"

"gak bisa tidur" jawab Reyhan dengan menggelengkan kepalanya ribut.

"lo besok mau sekolah kagak?".

"ya iya lah".

"makanya nurut, sekarang tiduran sono, badan lo panas".

Reyhan mengalah dan menuruti apa yang dikatakan oleh kakaknya, dia kembali menutup gorden berwarna biru tua dan memposisikan badannya diatas tempat tidur, Reyhan sedikit merinding ketika merasakan dinginnya es yang menyentuh dahinya.

Coming home |Huang renjun (Hiatus)Where stories live. Discover now