"Stop, Ibrahim!" refleks aku berteriak.
"Kamu gak malu apa telanjang dada begitu?" tanyaku dengan posisi masih membelakangi Ibrahim.
Ibrahim melepaskan kedua tangannya.
"Kenapa malu? badanku bagus,"
Bocah ini tidak peka juga. Justru karena badannya bagus dia bisa bikin semua orang khilaf.
"Dan aku berada dirumahku sendiri," lanjut Ibrahim.
"Harusnya kamu yang malu, masuk rumah orang tanpa permisi," ucapnya kejam.
"Pokoknya pakai baju sana! Aku yang lihatnya malu," ucapku kesal.
"Kenapa kamu yang malu? Bukankah kamu selalu bilang pada teman-teman sekolahku jika kamu yang memandikanku saat kecil dulu? Terus kenapa sekarang kamu gak mau lihat aku gak pake baju?" tantang Ibrahim.
Apa sih yang dipikirkan lelaki ini, jelas lain dulu, lain sekarang. Dulu dia masih anak kecil, sekarang dia sudah bisa bikin anak kecil. Apa kelakuannya begini karena kuliah di luar negeri, ya?
***
Hai pembaca Mengubah Takdir, terima kasih sudah membaca.Sekarang Mengubah Takdir mau pindahan ke platform lain tentunya dengan judul, cerita dan penulisan yang sudah diperbaharui.
Aku akan bagikan sedikit di sini. Kalau mau baca lengkap langsung aja mampir ya ke Dream/Innovel judul terbarunya "Takdir Baru Istri Bodoh".
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubah Takdir
General FictionPasca kecelakaan tragis sebuah fakta perselingkuahan suami dan sekretarisku terungkap. Lebih mengenaskannya lagi dalam kondiri lumpuh dan bisu keduanya kembali mengakhiri hidupku. Namun, aku mendapatkan keajaiban di luar nalar, bukannya mati aku jus...