Di goda bocil

820 15 0
                                    

Hari pertama kuliah, hm, sudah lewat dari sebulan yang lalu. Sekarang sudah mulai normal kembali. Melakukan pembelajaran kelas tatap muka. Seperti yang dilakukan anak sekolah pada umumnya.

Seorang introvert yang tak punya teman. Ya, aku memang suka menyendiri. Suka kedamaian, dan lebih banyak menghabiskan waktu sendirian.

"Baik semuanya, kelas selesai sampai disini." Ucap dosen mata kuliah terakhir pada kelasku hari ini.

Aku beranjak bangun dari kursi dudukku. Bergegas pergi menuju kantin. Apalagi kalau bukan untuk makan siang? Setelah menghabiskan dua mata kuliah sekaligus. Rasanya ingin sekali menyantap bakso.

'Kayaknya makan bakso enak, nih.' Gumamku dalam hati.

Kakiku melangkah pergi ke kantin. Yang terletak berada di belakang fakultas. Sesampainya disana, aku mencari tempat duduk yang tidak begitu ramai.

Sengaja, karena aku menyukai hal yang sunyi. Tidak berisik, dan tidak akan menganggu aktivitas makanku nantinya.

Beberapa saat kemudian...

Pesanan bakso ku datang. Ibu kantin datang mengantarkan semangkuk bakso pesananku. Sudah tidak sabar, rasanya.

"Terima kasih, Bu." Ucapku.

"Sama-sama." Jawab Ibu kantin itu. Seraya tersenyum dan melenggang pergi.

"Bismillahirrahmanirrahim." Tuturku membaca doa sebelum menyantap bakso itu.

Rasanya enak, gurih dan mengenyangkan. Ya namanya juga bakso. Pastinya bikin kenyang perut.

Saat asyiknya aku yang tengah mengunyah bakso. Tiba-tiba...

"Ehm, sendirian aja kak?" tanya seorang anak laki-laki yang usianya berkisar sekitar 18 tahunan itu menyapaku secara tiba-tiba.

"Iya." jawabku singkat. Dan kembali melahap bakso yang sudah ku pesan tadi.

"Teman nya memang kemana, Kak?" tanyanya lagi sambil memperhatikanku yang tengah mengunyah bakso.

"Gak ada!" jawabku singkat tanpa menoleh dan menatap wajahnya.

"Pacarnya?" tanyanya lagi yang membuatku jengah dan buru-buru aku menghabiskan semangkuk bakso ku.

"Bisa diam gak sih!" ucapku ketus sambil berdiri dan meninggalkan bocah itu. Lama-lama aku emosi dibuatnya kalau tidak buru-buru pergi.

Tapi sayangnya dia malah mengikutiku sampai ke depan pintu kelas. Mau tidak mau aku duduk di kursi koridor depan kelasku agar dia tidak mengikuti sampai masuk ke dalam kelas. Sampai akhirnya aku sendiri yang lebih dulu angkat bicara.

"Mau kamu apa sih? Dari tadi mengikuti aku terus!" tanyaku tanpa langsung ke intinya. Spontan justru dia malah cengengesan.

"Kakak baru semester satu juga ya?" tuturnya bertanya, membuat wajahku merona seketika menahan malu.

Memang tadinya aku juga sudah kuliah, namun karena keadaan yang tidak memungkinkan memaksaku untuk berhenti dan kembali melanjutkan lagi sekarang. Di usiaku yang sudah berumur 20 tahun.

"Mmang kenapa kalau aku baru semester satu? Ada masalah sama kamu?" tanyaku sambil berkacak pinggang.

"Ya bagus dong Kak, aku bisa setiap hari kesini sambil meminta ajarkan tugas-tugasku," jawabnya sambil menyengir kegirangan. Aneh tuh anak.

"Memangnya kita satu fakultas? Kenal juga enggak!" ucapku sambil mengalihkan pandangan ke lantai.

"Ya memang kenapa kalau beda fakultas? Gak ada yang melarang juga kan? Makanya kenalan. Habis kenalan, jadian. Habis jadian, terus lamaran, habis lamaran terus menikah. Habis itu...... kita ehem-ehem he he he," tuturnya sambil menyengir dan mengedipkan satu matanya.

Dinikahi BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang