19

24.5K 2.1K 26
                                    



Bagian tersulit dari mencintai itu adalah mengakui bahwa kita sedang berada di fase CEMBURU

~ Ahmad Habibi Gusti Prawira Putra ~

•••

Sepanjang perjalanan, Nafisah terus saja memikirkan Reno. Ia merasa, bahwa Reno tidak mungkin melakukan hal sekejam itu kepadanya.

Selama ini Nafisah merasa bahwa hanya dialah yang ada di dalam hati Reno. Mengingat sikap Reno kepadanya selama ini.

Ting ... sebuah notifikasi masuk, sejenak mengalihkan perhatiannya.

Pengemis pengkolan
Mau gue jemput jam berapa?
(Read)

Masa bodo dengan pesan yang dikirimkan Habibi kepadanya.

Nafisah hanya membacanya saja, tanpa sedikitpun ada keinginan untuk membalas pesannya.

•••

Perasaan lega, kini mulai sedikit Nafisah rasakan saat ia sudah sampai di lokasi yang dikirimkan Nining kepadanya.

Dari jauh, dengan wajah watadosnya. Nining justru terlihat begitu asyik memakan seblak ceker dan cappucino cincaunya.

Bukannya mengamati Reno yang katanya sedang jalan dengan perempuan lain.

"Niniiiing," panggil Nafisah dengan mimik muka menggemaskan.
"Lo ya, bukannya ngawasin Si Reno, malah enak-enakan makan Seblak ceker di sini."

Nining yang nampak kaget, karena melihat penampakan Nafisah sudah berada di depannya hanya bisa nyengir kuda dan memamerkan gigi putihnya.
"Ya mau gimana lagi. Tujuan gue kemari kan emang mau makan Seblak. Bukan ngurusin cowok buaya darat lo itu."

"Mending lo pesen makanan dulu gih, ngelabrak orang yang lagi selingkuh kan juga butuh energi," ucap Nining memberi saran dan solusi yang terbaik untuk Nafisah.

Mendengar ocehan Nining. Nafisah hanya membuang napas kasarnya saja.

Percuma juga lama-lama berdebat dengan Nining.

"Gila ya lo. Sempat-sempatnya ngasih saran kaya gitu sama gue," ucap Nafisah merasa heran.

"Ya udah, sekarang dimana Si Renonya? Biar gue labrak tu ceweknya," ucap Nafisah nampak terlihat begitu kesal. Ingin segera menjambak perempuan yang sudah Berani-beraninya mengambil Reno darinya. "Berani-beraninya dia ngerebut Reno dari gue."

"Tuh," tunjuk Nining kepada pasangan yang sedang asyik bermesraan di pojok sana.
"Lo lihat kan yang pakai jaket hitam itu. Labrak sekarang aja. Kapan lagi kan lo mergokin langsung Si Reno selingkuh."

Nafisah mulai mengamati dengan teliti. Dari bentuk tubuh dan cara berpakaiannya, memang itu seperti Reno, kekasihnya.

"Udah gih, nggak usah banyak mikir. Cepetan sana labrak atau lo butuh bantuan gue?"

"Tinggal pilih, mau jurus Tendangan Rasa yang tertinggal atau pukulan maut ditinggal pas lagi sayang-sayangnya?"

Tanpa mempedulikan kicauan Nining, Nafisah segera berjalan.

Braaak ...

Dengan kedua tangannya, Nafisah dengan keras menggebrak meja hingga membuat beberapa makanan yang tersaji, jatuh ke sembarang arah.

Semua orang yang hadir kaget. Sekarang banyak mata yang memandang ke arah sumber suara.

"Pantes aja. Selama ini gue chat. Lo nggak pernah bales. Rupanya ini kelakuan lo di belakang G-G-Gueee." Lidah Nafisah mendadak kaku dan berhenti begitu saja saat melihat siapa orang yang tengah ia maki di hadapannya.

"Mati gue, salah orang," gumam Nafisah di dalam batinnya.

Merasa tidak terima dengan seseorang yang tiba-tiba datang dan melabrak sesuka hatinya.

Wanita berambut pirang itu pun segera berdiri dan memasang wajah tak suka.
"Heh, siapa lo. Datang-datang main labrak laki gue atau dia emang selingkuhan kamu sayang?"

Pria yang bersamanya itu segera menggelengkan kepalanya cepat.

"Nggak, aku nggak kenal sama dia sayang," sanggah pria itu.
"Lagian lo siapa? Kenal lo aja enggak."

Nafisah hanya bisa menggigit jarinya dan menahan rasa malu karena sudah salah melabrak orang.

Semua ini gara-gara ulah Si Nining Surining yang memberinya informasi palsu kepadanya.

"S-Sorry ... Sorry banget, Gue salah ngelabrak orang," ucap Nafisah merasa tak enak hati.
"Nggak apa-apa, makanannya biar gue yang bayar!"

"Alah, bilang aja lu mau caper di depan laki gue kan? Cantik juga kagak, ganjen iya," ucap wanita pirang itu dengan gaya mengejek. "Ayo sayang kita pergi!"

Nining yang melihat keributan itu pun hanya bisa menepuk jidatnya berkali-kali.
"Mampus gue."

Nafisah menatap gemas Nining yang dengan wajah watadosnya masih bisa melambaikan tangan kepadanya.

"Nining," teriak Nafisah sembari berjalan ke arah Nining. "Lama-lama gue geprek juga ya pala lu."

"Aduh, gawat. Siaga empat," ucap Nining dan segera berlari karena tahu apa yang akan dilakukan Nafisah kepadanya.

Sementara Habibi yang mengamati kejadian itu dari kejauhan, hanya bisa tersenyum saja. Baru kali ini, ia melihat Nafisah dengan mimik muka ketakutan. Nampak menggemaskan baginya.

•••

Instagram/TikTok/Snack video : @setiawantuz

Dear Habibi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang