18

25.6K 2.2K 12
                                    



Nafisah segera pergi. Meninggalkan Habibi yang masih terus memperhatikannya dari jauh.

Nafisah kemudian segera bersembunyi. Sesekali, ia mengamati area di sekitarnya. Memastikan, bahwa Habibi sudah pergi jauh dan tidak membuntutinya lagi.

"Akhirnya," ucapnya merasa lega.
"Gue bisa bebas dari si kutu kupret."

Bagi Nafisah, sehari menghabiskan waktu bersama Habibi sudah seperti berminggu-minggu lamanya. Bahkan berbulan-bulan.

Sungguh membosankan.

Lain halnya kalau bersama Reno, yang hampir tak tahu waktu, kalau sudah bersama dengannya.

Serasa dunia milik berdua, yang lain seperti biasa cuma numpang lewat.

Nafisah kembali mengecek handphonenya, belum ada balasan apapun dari Reno. Bahkan hingga saat ini, pesannya pun sama sekali belum dibaca.

Oke, never mind.

Bagi Nafisah tidak masalah jika pesannya belum dibaca atau belum dibalas.

Tetapi untuk hari ini, dia mempunyai keyakinan, bahwa Reno akan datang dan dia akan segera bebas dari ikatan pernikahan konyol ini.

•••

Setelah memarkirkan mobilnya di dekat Cafe, Habibi duduk dan membaca pesan yang dikirimkan Nafisah.

"Anak ini," ucap Habibi merasa heran saat membaca pesan dari Nafisah yang sebenarnya itu ditunjukkan untuk Reno, kekasihnya.

"Suatu hari nanti, apa lo juga bakalan kaya gini ke gue Fis?" tanya Habibi pada dirinya sendiri. Melihat sebegitu sayangnya seorang Nafisah kepada Reno.

Melihat sebegitu bucinnya seorang Nafisah kepada Reno.

Habibi mengingat momen-momen di mana ia pertama kali, bertemu dengan Nafisah 5 tahun yang lalu.

Saat dirinya masih menginjak kelas 2 SMA. Sebelum berangkat ke sebuah pondok pesantren yang ada di Jawa Barat.

Sebelum ia pergi ke pondok pesantren dan menimba ilmu di sana.

Meskipun hanya sebentar. Iya, meskipun hanya beberapa saat tapi Habibi mendapatkan kesan mendalam di sana.

Habibi masih ingat, betapa polosnya Nafisah kala itu.

Bahkan, ia begitu ketakutan saat pertama kali bertemu dengannya setelah pingsan dan tak sadarkan diri.

Sejak saat itulah, Habibi mulai menaruh rasa simpati dan empati kepada gadis yang ia temukan karena mengalami kecelakaan tabrak lari itu.

Hanya satu kesan pertama saat Habibi melihat Nafisah kala itu.

Iya, Nafisah terlihat begitu manis dan manja juga menggemaskan.

Sejak saat itu, Habibi sadar bahwa ia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Nafisah. Bahkan hingga saat ini.

Habibi hanya menghembuskan nafasnya perlahan-lahan.

Dear Habibi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang