•
•
•Subuh ini Habibi sudah rapih dengan kemeja hitamnya.
Ia bersama sang mertua bermaksud untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid sekitar komplek dekat rumahnya.
"Bagaimana semalam tidurnya nyenyak Bi?" tanya Papah Kamil cukup penasaran reaksi Habibi mulai menjalin kisah hidup bersama putrinya.
"Alhamdulillah Pah. Nyaman," ucap Habibi singkat. Berusaha menutupi ulah Nafisah tadi malam yang mengusirnya agar tidur di ruang tamu.
Habibi hanya takut, jika Papah Kamil tahu, Nafisah kena omelnya lagi.
"Iya begini lah, suasana rumah Papah. Sepi, nggak ada siapa-siapa. Cuma berdua," ucap Papah Kamil menatap bangga menantunya.
"Makanya cepetan produksi yang unyu-unyu. Biar Papah nggak galau mulu," ucap Papah Kamil diakhiri kekehan khasnya. Berharap Habibi segera memberinya cucu yang lucu-lucu.
Habibi hanya tersenyum saja mendengar permintaan mertuanya.
Saat adzan berkumandang, keduanya hanya terdiam. Sama-sama mengagungkan kebesaran Tuhan dan bersyukur dengan apa yang sudah dihadiahkan.
•••
Setelah melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Pak Kamil memperkenalkan Habibi kepada semua jamaah yang hadir dan meminta doa agar segera diberikan momongan.
Semua jamaah yang hadir mengamini dan berharap doa Papah Kamil segera dikabulkan.
Saat ini, Papah Kamil sedang asyik menyaksikan acara siraman rohani favoritnya.
Acara apalagi kalau bukan Mamah dan AA curhat dong, di televisi kesayangan kita.
Setelah Habibi menyiapkan kopi dan sarapan untuk Papah Kamil.
Habibi izin ke kamar dulu karena ingin melihat keadaan istrinya, apakah sudah melaksanakan sholat subuh atau belum.
Habibi meminta kunci cadangan kepada Papah Kamil dengan alasan tadi Nafisah menguncinya dari dalam dan takut jika dia saat ini masih tertidur dan menggangunya.
Benar saja dugaannya.
Singa betina itu tengah asyik memeluk guling Doraemonnya dengan sangat lelap.
Habibi menggelengkan kepalanya dan segera membangunkan Nafisah.
"Kalau lo berpikir gue bakalan bangunin lo ala-ala Laki bucin yang pagi-pagi minta peluk cium. Lo salah Nafisah," ucap Habibi sembari mengambil air satu ember dari dalam kamar mandi. Buat jaga-jaga, jika kesabarannya sudah diambang batas.
Perlahan-lahan, Habibi mengusap halus puncak kepala Nafisah.
Ia berbicara dengan sangat lembut agar Nafisah segera bangun dan melaksanakan shalat subuh sebelum matahari segera terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Habibi [END]
EspiritualBerawal dari pertemuan yang singkat. Hingga akhirnya, kedua insan itu jatuh ke dalam perasaan cinta yang begitu hebat. ••• Gimana rasanya dijodohin sama Habibi? Hmm, rasanya seperti anda menjadi Iron Man. ••• Selamat membaca 📚 Cover by @hirocoverwp