33

21.7K 1.7K 60
                                    



Sarah menatap Nafisah tak percaya. Bahkan mulutnya kini sedikit menganga, mendengar ucapan Nafisah kepadanya.
"Hah? Lo, istrinya Abi," ucap Sarah dengan gaya setengah mengejek.

Bahkan, ia kini tertawa sumbang dan mulai mengamati Nafisah dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Jangan halu lu Puah," ucap Sarah diakhiri kekehan khasnya.

Apalagi setelah melihat penampilan cupunya pagi ini. Sepertinya tidak mungkin, seorang Habibi mau menjadikan ia sebagai ratunya.

Sarah kembali mensejajarkan dirinya dengan Nafisah. Ia mulai membisikkan perkataannya tepat di telinga kiri Nafisah.

"Tapi, Kalau lo dijadiin babunya. Baru gue percaya," ucapnya tersenyum licik.
"Camkan ini baik-baik. Yang pantes jadi istri Abi itu cuma Gue, G U E," ucapnya penuh penekanan.

Nafisah memutar bola matanya malas. Ia membuang napas kasarnya dan masih membiarkan Sarah tertawa di atas penderitaannya sendiri karena kini sang pujaan hatinya sudah menjadi miliknya.

"Ya terus, aing mesti bilang wow gitu?" tanya Nafisah tak mau ambil pusing.
"Lagi pula terserah lo. Mau percaya, mau enggak. Bodo amat."

Nining yang sedari tadi hanya menjadi seorang pengamat pun, kini mulai buka suara melihat tingkah Sarah yang semakin berbuat ulah.
"Iya dengerin tuh Roro Jonggrang, bodo amat," ucap Nining dengan penuh penekanan.
"Udah Fis. Kita ke kelas aja. Percuma ngomong sama modelan ke gini. Buang-buang waktu."

Nafisah dan Nining hendak beranjak pergi, namun Sarah segera mencekal tangannya erat.
"Mau kemana?" tanya Sarah menatap tajam Nafisah.

"Lo kalau ngomong sama senior dari dulu emang nggak pernah ada sopan santunnya ya," ucapnya geram.

Melihat Sarah yang mencekal erat tangan kirinya, Nafisah segera menghentakkan kasar tangannya.
"Jangan mentang-mentang lo senior. Terus lo bisa seenaknya ya sama gue," ucap Nafisah tak terima.

Sarah melotot tajam.

Ia tak terima Nafisah mulai berani meninggikan suaranya. Ia tersenyum licik dan kembali menatap tajam Nafisah.
"Oh, lo mulai pada berani ya sama gue," ucap Saran mencoba mengancam Juniornya. "Gue cuma minta. Lo jangan deket-deket sama Abi, Ngerti! Atau, lo bakalan tanggung akibatnya."

Merasa kesal karena Sarah tak mempercayai ucapannya.

Nafisah segera memperlihatkan bukti bahwa ia dan Habibi kini memang sudah sah sebagai pasangan suami istri.
"Gimana masih nggak percaya?" tanya Nafisah setelah Sarah melihat semua bukti yang ada di ponselnya.

Sarah menggelengkan kepalanya tak peduli. "Alah, kayak gini mah. Model ngedit bayar gope doang juga bisa," sanggahnya saat melihat photo akad pernikahan Habibi dan Nafisah yang terlihat begitu mesra.

Nafisah menghembuskan nafasnya perlahan-lahan.

Ia sudah tidak tahu lagi, bagaimana menghadapi senior yang sok paling berkuasa di kampus ini.

Beruntung ponselnya berbunyi. Sejenak, ia bisa mengalihkan perhatiannya dari Sarah dan tersenyum senang saat melihat siapa yang kini tengah menelponnya.

Habibi is calling ...

"Siapa Fis?" tanya Nining menaikkan satu alisnya melihat Nafisah tersenyum senang.

Dear Habibi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang