Prolog-GALARIAN

807 47 1
                                    

"Pah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pah... Mah... Sampai kapan sih kalian harus gini terus. Didengerin tetangga setiap hari ribut melulu. Apa ngak malu?"

"Selama papah bisa nurut sama mamah. Mamah ngak akan berbuat kaya gini." 

"Apa pantas mah. Dimana - mana seorang pemimpin di dalam keluarga itu seorang suami. Ngak ada ceritanya malah istri yang ngatur semuanya."

"Ngak ada yang ngak pantas dimata mamah."

*

"Gal... Kamu ngak mau kan keluarga kita terus terusan kaya gini?"

"Mana ada sih mah, anak yang rela keluarganya hancur. Ngak ada mah."

"Mamah boleh minta sesuatu sama kamu."

"Apa mah?"

"Jadi penerus perusahaan keluarga kita."

"Ngak ada yang lain selain itu."

"Ngak ada sayang. Kamu mau kan?"

*

"Jangan mimpi gue bisa cinta sama lo."

"Apa salahnya kita bermimpi. Jika memang semesta berkehendak. Walau karena keadaan Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu."

"Tau apa lo soal cinta."

*

"Kenapa papah lakuin ini."

"Papah capek selalu diatur - atur sama mamah kamu."

"Tapi kenapa harus dengan dia?"

"Harus dengan siapa lagi. Dia yang selama ini menghibur dikala papah sedih, dikala papah hancur karena sifat mamah kamu."

*****

Hembusan udara malam menerpa kulit seorang wanita yang kini sedang duduk di balkon kamarnya. Sejak tadi ia menatap kosong apapun yang terlihat dari pandangannya. Setelah kejadian beberapa jam yang lalu, rasa sakit yang didapatkannya belum juga kunjung mereda.

KRISNALA, ia mengedarkan pandangannya setelah suara notifikasi terdengar dari ponselnya. Wanita itu menyipitkan sedikit matanya lalu mengambil benda pipih miliknya itu dari atas meja bulat yang terbuat dari kayu.

WINDA

"Kak, tolong jemput aku di jalan Tulip 3."

"Iya"

Setelah membalas pesan singkat itu. Ia segera bergegas menuju lokasi yang tertulis di layar ponselnya.

Wanita itu terkejut setelah tiba di lokasi itu. Melihat kejadian yang ada di depan matanya, ia segera berlari mencari benda apapun untuk bisa menyelamatkan adiknya dari dua perampok yang kini berusaha untuk melecehkan tubuhnya. 

Bugh...

Bugh...

Berkali kali wanita itu memukul punggung belakang kedua perampok itu. Namun sangat disayangkan, kedua perampok itu sama sekali tak merasakan sedikitpun rasa sakit. Justru, malah ia sendiri yang merasakan begitu hebatnya rasa sakit.

Air matanya begitu saja tumpah dari pelupuk mata setelah bongkahan kayu yang tadi dipegangnya itu mengenai perutnya. Bagian panggul, perut dan punggungnya seketika merasakan sakit yang begitu hebat.

Cairan berwarna merah seketika turun menjalar ke bawah melalui kedua kakinya. Netranya seketika menjadi gelap, tubuhnya tumbang begitu saja di bawah hujan yang tiba tiba turun mengguyur tubuhnya.

"Berhasil juga rencana gue."

Dua jam tertidur di bawah rintikkan hujan yang begitu deras membuat tubuhnya menggigil begitu hebat. Berkali kali ia mengerjapkan matanya, hujan masih saja turun mengguyur tubuhnya.

Namun anehnya, bulan serta bintang malam masih terlihat di antara terjangan awan hitam yang berusaha menutupnya. Semesta seakan tahu apa yang kini ia rasakan. 

Mungkin dengan kehadiran hujan serta bulan dan bintang memberikan pertanda terhadap seseorang bahwa sekarang ia sedang tidak baik baik saja. Di balik itu semua ia harus tetap bangkit dari semua penderitaan yang selama ini dialaminya.

**

"Ap-apa dok. Saya keguguran."

"Ma-mas ini mimpi kan, yang di ucapin dokter pasti bohong."

"Itu ngak mungkin. Semuanya pasti mim-mimpi."

"Aku ngak mungkin keguguran."

"Ma-mas, anak kita berarti udah ngak ada. Ma-mas."

"BAGUS KALAU ANAK YANG ADA DI DALAM KANDUNGAN LO UDAH NGAK ADA."

"GUE NGAK PERLU NUNGGU LEBIH LAMA LAGI BUAT GUGAT CERAI LO!"

"HARI INI JUGA, GUE BAKAL AJUIN GUGATAN CERAI KE PENGADILAN."

Hati Nala seketika mencelos setalah apa yang diucapkan oleh suaminya itu. Sungguh, ini bukan kemauannya,  pernikahan yang baru saja berjalan tiga bulan terpampang hancur karena masalah yang beberapa jam lalu menimpa dirinya.

"A-aku ngak mau mas..."

"Aku rela kamu sa-sakitin, aku rela kamu sia - siain, asal kamu jangan pisah dari aku..."

Maaf semua, ada revisi prolog untuk keperluan cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf semua, ada revisi prolog untuk keperluan cerita.

Semoga kalian semua suka. 

Share ke teman kalian sebanyak banyaknya kalau suka cerita ini, 

Jangan lupa vote!!


GALARIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang