Setelah melewati perdebatan panjang, pagi ini Winda mau berangkat ke sekolah dengan Nala.
Walau sempat di tolak beberapa kali dan mendapatkan cacian dari Winda. Akhirnya Winda luluh atas ancaman yang di lontarkan oleh Nala.
Winda berdecak sebal. Ia membanting helmnya kasar di samping motor milik Nala.
"Dah. Puas kan kakak. Awas aja kalau ngancem lagi." Cibirnya.
"Kalau ngak di ancem. Kamu ngak akan berangkat bareng kakak." Jawab Nala santai. Ia melepaskan jaket yang dikenakannya
"Siang nanti bakalan aku balas di rumah. Mentang mentang mamah ngak ada di rumah, kakak bisa seenaknya sendiri sama aku."
Winda bergegas pergi dari parkiran lalu masuk ke gedung sekolah dengan kedua kaki di hentak - hentakkan.
Karena tergesa - gesa Winda menabrak tubuh jenjang milik seorang laki laki. Ia mendongakkan kepalanya.
"Ganteng banget sumpah. Bismillah calon imam." Gumamnya dalam hati
Gala menaikkan sebelah alis matanya. "Gue tau gue ganteng. Ngak usah kaya gitu natapnya."
Netra gadis itu terus berkedip cepat. Demi apapun, ia bisa melihat dengan dekat wajah pangeran di sekolahnya. Kalau waktu bisa terhenti, pasti Winda akan suka dengan sekarang.
Hem...
Suara deheman itu membuat Winda terjingkat kaget. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa sih kakak tuanya ini harus muncul di adegan romantis seperti ini.
"Kalau mau pacaran jangan di sekolah. Ngak modal banget." Ejek Nala.
Gala melototkan matanya tajam. "Gue ngak pacaran sama dia." Sarkasnya.
Gala menjauhkan tubuhnya dari Winda, memberikan jarak yang lumayan jauh dari gadis di depannya itu. Ia memilih untuk lebih mendekatkan tubuhnya dengan milik Nala.
"Saya tida peduli kalian pacaran atau tidak. Tapi, saya cuman ngingetin aja, kalau seumpamanya kalian udah pacaran. Pacarannya jangan di sekolah." Nala menampakkan senyum simrikna. Ia lalu pergi meninggalkan dua remaja yang saling bertatapan cengo atas ucapannya.
"Kakak lo nyebelin ternyata Win." Ujar Gala. Netranya sedikit melirik Nala yang kini sudah masuk ke dalam ruangannya
Ini kesempatan yang baik buat Winda. Kapan lagi bisa menjelek - jelekkan kakaknya itu didepan orang lain.
Winda berdecak "Uh... Nyebelin banget kak. Dirumah aja semuanya dia yang ngatur. Aku minta apa - apa ngak dibolehin." Cocosnya
"Bahkan ni ya kak, Tadi pagi dia ngancam aku kalau ngak mau berangkat sekolah bareng siap - siap seluruh biaya hidup aku bakalan ngak dikasih lagi." Imbuhnya.
Kedua remaja ini berjalan berdampingan menyusuri koridor sekolah. Banyak pasang mata yang tidak menyukai kedekatan Winda dengan Gala.
"Masa kakak lo kaya gitu. Perasaan disekolah tegas banget." Tanyanya tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
GALARIAN
General FictionMenjadi anak yang terlahir dari keluarga kaya raya merupakan impian semua orang. Namun, siapa sangka? dibalik kemewahan serta kekayaan sebuah keluarga ternyata menyimpan banyak sekali rahasia rahasia besar di dalamnya. . . . "Kamu nggak mau kan kelu...