010

94 11 1
                                    

Angkutan kota yang saat ini ditumpangi oleh Gala dan Nala itu berhenti di depan rumah yang tampak sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkutan kota yang saat ini ditumpangi oleh Gala dan Nala itu berhenti di depan rumah yang tampak sederhana. Setelah keluar dari mobil, Gala membantu Nala yang saat ini mengambil satu-persatu barang bawaan mereka.

"Beneran di sini?" tanya Gala

"Dimana lagi, uang aku baru cukup untuk ngontrak rumah ini." jawab Nala. Gala menghela nafasnya pelan, ia melirik Nala yang saat ini berdiri di sampingnya. Ia menatap kagum wanita yang saat ini sudah berstatus sebagai istrinya itu.

"Kamu ngak suka?" 

"Suka, malahan aku kagum sama kamu. Sorry  gue belum bisa bantu buat bayar kontrakan ini." mendengar jawaban itu keluar dari mulut Gala, Nala mendengus kesal. Sudah berkali-kali di ingatkan agar tidak menyebutkan kalimat itu, namun ia masih saja mengulanginya.

Nala meninggalkan Gala yang saat ini menatapnya binggung. Kenapa wajah wanita yang saat ini mengandung janin berusia 4 minggu itu berubah dengan seketika? 

"Sorry..." kata itu seketika keluar dari mulut Gala. Ia teringat sesuatu kenapa wajah istrinya itu seketika berubah. Kedua tangannya menenteng barang bawaannya sendiri, ia berjalan menghampiri Nala yang saat ini sudah berada di depan pintu.

"Udah aku bilang berkali-kali kan sama kamu. Aku ngak suka kalimat itu muncul lagi ditelinga aku. Kamu bilang kaya gitu, mood aku jadi turun." ungkap Nala. Sembari mengucapkan itu, tangannya terulur membuka pintu itu menggunakan kunci yang sebelumnya sudah di berikan oleh pemilik kontrakan kepadanya.

Setelah berhasil terbuka pasutri yang baru saja melangsungkan pernikahannya itu kemarin melangkahkan secara perlahan untuk masuk ke dalam rumah itu. Melihat bagaimana keadaan kontrakan itu, keduanya seketika terdiam dan saling menatap.

"Perabotan rumahnya kemana? Kok kursi, sama meja doang?" Gala membuka suara. Ia binggung, apa nanti uang milik Nala akan cukup untuk membeli semuanya. Termasuk springbad, kulkas, lemari dan semuanya itu sama sekali tidak ada di dalam kontrakan.

"Harganya murah Gal. Mau ngak mau kita harus beli sendiri." ujarnya seadanya, memang betul saja. Kontrakan yang saat ini keduanya tinggali itu hanya seharga lima ratus ribu rupiah, kontrakan dengan harga segitu mau dapat apa jika berada dikota besar apalagi kontrakan ini satu rumah utuh.

Gala berdecak. "ck. Tapi seengakno ibu kos ngasih kita apa gitu, selain dua itu."  Tidak ada tanggapan dari Nala, ia segera masuk disalah satu ruangan yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil juga.

Nala menaruh semua barang bawaannya di salah satu ruangan yang nantinya akan digunakan sebagai ruang tidur itu. Sejak masuk tadi, Gala hanya mengekori kemana pun jalannya Nala. Ia masih binggung dan semua pikirannya sejak tadi menggangu sekali di kepalanya.

"Kamar mandinya dimana La? Ada panggilan alam mendadak." dari raut wajah Gala, Nala bisa pastikan suaminya itu sedang menahan sesuatu. Bagaimana tidak? raut wajahnya seketika menjadi merah, dengan banyak sekali kerutan dikeningnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALARIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang