03.03

205 13 0
                                    

"Diam di situ kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam di situ kamu." Bentak Retno. Ia berjalan menghampiri Gala yang kini diam mematung di samping pintu.

Gala bingung. Baru saja ia sampai rumah sudah dikagetkan dengan suara lantang yang muncul dari mulut Retno.

Sebelah alisnya naik "Kenapa mah?" Tanyanya heran

"Mamah tumben udah pulang. Biasanya masih sibuk sama mak - mak gosip." Sindirnya. Ia berjalan menuju tangga meninggalkan Retno yang sudah ada di sampingnya tadi berdiri.

"Mau ke mana kamu?" Retno berbalik arah. Ia mengejar Gala yang kini sudah berada dianak tangga ketiga.

"Mamah belum selesai ngomong. Jangan ngehindar dari mamah."

Gala menghentikan langkahnya. Ia menyenderkan tubuhnya di railing tangga. Ia mengernyitkan dahinya "Kenapa mah. Mau bahas perusahaan lagi. Capek. Ngak ada waktu. dan aku ngak mau." Ucapnya penuh penekanan

Sambil menaiki tangga. Retno mengambil ponsel yang ada disakunya "Maksudnya ini apa?" Retno menyodorkan ponselnya tepat di depan wajah Gala.

"Mamah masukkan kamu ke sekolah besar itu supaya kamu bisa nerusin perusahaan keluarga mamah. Supaya kamu bisa jadi orang sukses. Bisa pintar. TAPI INI APA?" Retno semakin mendekatkan ponselnya

"Mau di taruh mana muka mamah. Kamu mau permaluin mamah di depan guru - guru disana?"

Plak...

Telapak tangan Retno mendarat mulus di pipi kanan Gala. Gala meringis akibat tamparan Retno itu.

Retno menetap tajam anaknya itu. Bukan Gala kalau tak berani menatap balik mamahnya. Matanya melebar "Mamah dapat foto itu dari mana?"

"Kamu ngak perlu tau mamah dapat dari mana." Tukasnya. Tangan Retno kembali melayangkan tamparan ke pipi Gala.

Plak...

"Jawab mamah Gala. Kamu mau mamah sama papah cerai?" Ancamnya

Gala memutar bola matanya malas. Ia kembali naik meninggalkan Retno yang kini menggigit gigi bawahnya.

"Serah mamah. Cerai - cerai sana. Aku udah ngak peduli. Cepek setiap hari denger ocehan ngak penting dari kalian berdua." Ucap Gala bersamaan dengan membanting pintu kamarnya.

"Dan ingat mah. Sekuat apapun ombak menerjang aku. Aku akan tetap pada pendirian pertama. Jadi seorang penulis terkenal. Bukan nerusin perusahaan peninggalan keluarga mamah." Cetusnya dibalik pintu kamar.

Gala membuang tasnya asal. Ia melepas sepatunya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Retno yang tadi terdiam di tangga setelah mendengar cetusan dari Gala. Ia terus menggali informasi lebih dalam mengenai Gala ke orang yang mengirim foto itu.

"Bisa ketemu sekarang?" Ajak Retno ke orang yang dihubunginya.

"Maaf bu. Saya tidak bisa. Saya sedang repot. Hanya itu yang bisa saya beri. Untuk yang lainnya bisa tanya ke Galanya sendiri." Jawab Nala di seberang.

GALARIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang