Chapter 7

1.4K 109 10
                                        

   Y/n sedang berdiri di kamar Megumi. Dia juga tidak tau kenapa dia ada disana. Seingatnya dia masih ada di sekolah. Bajunya juga masih baju hari Kamis.

"Ngapain gue kesini?", Y/n masih bingung.

Terdengar suara ketukan pintu dari arah belakang. Y/n sedikit terkejut dan segera membuka pintu dibelakangnya. Ternyata itu Megumi dengan wajah datar seperti biasa.

"Ngapain bengong? Cepet buka baju mu" kata Megumi membuat Y/n bingung karena dateng-dateng dia langsung nyuruh orang buka baju. The hell..

"Dihh.. Ngapain aku harus buka baju? Gak!!" tolak Y/n tegas. Saat dia hendak keluar, Megumi mendorongnya hingga Y/n jatuh terlentang di kasur. "Anjing!"

"Kali ini kau sudah kelewat batas" Megumi mengunci pergerakan Y/n dengan menggenggam kedua tangannya keatas. "Kau harus menerima hukuman dariku"

Y/n makin tidak mengerti dan dia juga berusaha lepas dari kukuhan Megumi, tapi rasanya sangat mustahil. Dia sudah berusaha sekuat tenaga tapi tenaga Megumi lebih besar.

"Bentar duluuuuu.. ini kenapa tiba-tiba kau ngomong kayak gitu? Memangnya aku ngapain anjirrr. Atau jangan-jangan kamu marah gara-gara semalem aku ngajak bapakmu nonton bioskop?"

Megumi terdiam dan Y/n menganggap itu adalah jawaban iya.

Y/n tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Setakut itukah kalau aku jadi mama tiri mu? Wkwkwwkwkwk"

"Tenang aja, kalau aku jadi mama tiri mu uang jajanmu akan aku tambah kok, jadi gak usah khawatir"

Wajah Megumi berubah menggelap. Dia menatap Y/n dengan tatapan tajam dan intens membuat Y/n sedikit tertegun.

"J-jangan harap aku akan menyerah, pokoknya aku tetep bakal sama-

Megumi segera membungkam mulut Y/n dengan mulutnya. Y/n terkejut mendapatkan serangan dadakan seperti itu. Lidah Megumi memaksa masuk kedalam mulut Y/n yang tertutup rapat. Tentu saja Y/n tidak akan membiarkan Megumi melakukan itu. Tapi itu tidak bertahan lama ketika Megumi menggigit bibirnya sehingga membuatnya memekik sesaat dan Megumi berhasil lolos.

Ciuman mereka sangat panas dan Megumi mendominasi membuat Y/n kewalahan.

"Megu.. mhhh~"

Tangan Megumi mulai masuk kedalam seragamnya dan mencari sesuatu disana. Setelah mendapatkannya dia segera melepasnya dengan mudah dan melemparnya kesegala arah.

Megumi memijat salah satu gumpalan lemak itu sehingga membuat Y/n terkejut lagi dan memberontak. Tapi dia benar-benar kalah dengan tenaga Megumi.

Ciuman mereka berlangsung agak lama sehingga membuat Y/n benar-benar lemas. Megumi yang menyadari itu segera melepas pangutannya dan memandang wajah Y/n yang sudah merah sepenuhnya.

Bibir Y/n terlihat agak bengkak karena beberapa kali Megumi menggigitnya.

Y/n terengah-engah, "Bre.. Brengseg! Hahh..Maksud mu apa ngelakuin hal kayak gini?! Lepasin gak?!"

"Ini hukuman dari ku"

Y/n merasakan sesuatu yang keras menekan area miliknya. Saat dia melihat kebawah, dia terkejut karena dia sudah tidak menggunakan apapun. Seragamnya juga sudah hilang entah kemana.

Perasaan dia, Megumi tidak ada melucuti pakaiannya, tapi kenapa tiba-tiba dia telanjang!

"Bajuku mana?!" Tanya Y/n panik.

"Sstt.. jangan bergerak, aku akan memasukanya"

Y/n tambah panik. "Memasukan apa?! Apa yang akan kau masukan?! Hey!! Megumi!!! MEGUMI!!!-

BRAKKK

"JANGAN NODAI AKU MEGUMI!!!"

Y/n tiba-tiba berdiri dan berteriak membuat seluruh kelas memandangnya.

Guru di depan kelasnya ikut memandangnya dan siap melontarkan kata-kata pedas tapi tertahan.

Sedangkan Megumi yang duduk di depannya ikut terkejut karena tiba-tiba Y/n meneriaki namanya.

"Y/n.. pulang sekolah langsung menghadap ke ruang BK"

Y/n tidak tau harus menjawab apa selain 'Iya'. Pasalnya guru yang ada di depannya adalah guru killer, bahkan semua siswa tidak ada yang berani bersuara untuk menertawainya.

Disamping itu dia juga sangat malu dan terduduk dengan lemas sambil menutupi wajahnya dengan buku paketnya.

Megumi berbisik, "Mimpi apa kau?"

"Ngewek sama bapak mu" jawab Y/n.

Megumi otomatis langsung berbalik dan menatap Y/n dengan wajah tidak percayanya. Tapi setelah itu dia memilih untuk tidak menanggapi karena guru tadi kembali bersuara.

'Mimpi macam apa itu tadi?!' batin Y/n kesal tapi wajahnya memerah.
.


.
.
.
.
.

Bapak Mu Semangat KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang