01. Tim Sukses

508 52 17
                                    

Situasi meja makan yang tak biasa. Orang-orang yang duduk mengelilinginya diliputi suasana hati yang tidak baik, sepertinya. Semua terasa begitu jelas sehingga siapa pun tak berani untuk berucap. Di atas meja, tersaji menu makan siang yang begitu lezatnya. Namun, nafsu makan mereka yang tertahan membuat seekor ayam panggang utuh pun tak berani berkotek. Gagal merayu rasa lapar manusia-manusia yang baru saja melalui perjalanan yang cukup jauh. Cahaya mentari tropis yang tampak terang menyengat di luar sana, bahkan tak mampu menghidupi semangat perkumpulan pria ini.

Dengan tangan yang masih ogah-ogahan memegang sendok, Tay tetap mempertahankan wajah malasnya. Ia sesekali melirik lelaki lain yang duduk bersamanya dengan mata tajamnya. Tentu saja pria yang duduk berhadapan dengannya menjadi sorotan utama. Rasanya ingin sekali membanting meja makan ini.

"Bisa gak sih ngelihatnya jangan begitu? Mukamu jelek tahu! Kamu cuma bikin Frank dan Nanon ketakutan," kata New yang mulai muak dengan Tay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa gak sih ngelihatnya jangan begitu? Mukamu jelek tahu! Kamu cuma bikin Frank dan Nanon ketakutan," kata New yang mulai muak dengan Tay.

Frank dan Nanon yang duduk tepat di sebelah New sedari tadi tidak tahu harus bersikap apa. Mau bersikap sewajarnya rasanya tidak pantas, mau bersikap ceria, nanti tuan muda Vihokratana makin tambah badmood lagi. Tapi seburuk apapun keadaan mereka, perhatian Frank dan Nanon tidak bisa lepas dari kemolekan ayam panggang yang diselimuti bumbu penggoda iman yang kaya akan rempah-rempah lokal. Saking laparnya, Frank dengan segenap tenaga dalamnya akhirnya memberanikan diri mendekatkan garpunya pada seonggok daging yang tak sepatutnya dijadikan objek tatap-tatapan yang menegangkan.

"Hei!" pekik Tay.

"Ampun-ampun om." Frank menarik kembali tangannya dengan kalang kabut. Jantungnya hampir saja copot akibat suara Tay yang menggeram seperti banteng yang siap menyeruduk.

 Jantungnya hampir saja copot akibat suara Tay yang menggeram seperti banteng yang siap menyeruduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ssstt... Kamu ngapain sih Frank? Tahu situasi dikit kek," bisik Nanon kepada Frank. Ia tak kalah mati kutunya dengan sohibnya. Bedanya ia tidak senekat Frank hanya karena perutnya yang terus memainkan orkestra sejak tadi.

"Sorry-sorry, laper nih," gumam Frank pasrah. Ia cuma bisa memoncongkan bibirnya seraya menundukkan kepala. Kecewa ah, gak bisa makan.

New yang melihat itu menghela napas. Ia berbicara, "Tay, jangan kaya anak kecil gitu. Lagian ini permintaan dari ayahmu kan."

TayNew Met in Bali 2 : T-Rex Beach, We Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang