05. Hari Pembuka

156 25 10
                                    


Pandangannya masih rabun, New berjalan meninggalkan kamar sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Ia tak terlalu peduli dengan Tay masih mengorok di tempat tidur. Ranjang mereka yang kemarin malam masih tertata rapi dan mulus, kini sudah tak ada bedanya dengan kandang ayam milik warga sekitar. Ditambah lagi perilaku Tay yang selalu tidak bisa tahan godaan. Ya tahulah... Ekhem... Bisa ditebak kok dari pakaiannya yang berserakan di lantai dan tempat tidur. Bukan masalah besar lagi bagi New untuk menjinakkan singa buas setiap malam. Tidak sama saat mereka melakukannya pertama kali. Hmmm... Kalau diingat-ingat kembali terasa cupu banget. Pakai acara sok malu-malu segala, padahal mah sudah ngebet mau dijebolin.

New mengecek kulkas di dapur. Diraihnya botol kaca berisi air mineral dingin, baru saja ia hendak membukanya, perhatiannya teralihkan pada seseorang di teras yang sepertinya sedang mengalami gejala stress di pagi hari. Terlihat dari jendela bahwa ia sibuk mencaci maki ponselnya sendiri.

"Kenapa kamu? Sudah repot aja sendiri pagi-pagi," tanya New yang barusan keluar rumah dengan tangan masih memegang botol air.

Ponsel mahal Off hampir saja hancur berkeping-keping akibat dibanting pemiliknya, tapi syukurnya itu tidak terjadi karena kedatangan New. "Haaah!!! Kesel banget aku!"

Gluk gluk... New melegakan hausnya terlebih dahulu sebelum menimpali Off. "Ada masalah apa?"

"Kabar buruk New! Kabar buruk!" Dari air mukanya Off nampak serius sekaligus kecewa. Ia terlihat mencoba mengatur napasnya.

New menawarkan air yang dibawanya. "Coba tenang dulu Off. Nih mending minum."

Off menggeleng. Tatapannya sedikit menunjukkan bahwa ia sedang kebingungan saat ini. "New, adik-adik juniorku batal jadi kru kita."

"Hah? Seriusan? Kenapa bisa batal?"

"Umm... Yang satu mendadak diare karena kemarinnya abis dugem sambil nyemil samyang sekardus. Terus satunya lagi abis diputusin pacar, jangankan buat berangkat kesini, ganti kolor aja dia gak mampu saking sakit hatinya. Terus yang terakhir..." Off mengulum bibirnya.

"Yang terakhir kenapa?"

"Ummm... katanya dia fobia orang sinting. Jadi setelah dia mikir-mikir, dia takut juga kalau harus berurusan sama orang-orang sejenis aku. Hehehe..."

"Image sinting gak usah dibagi-bagi anjirrr! Sinting, sinting aja sendiri sono!" desis New. Untung ini masih pagi, kalau sudah siangan, mungkin sandal sama botol kaca ditangannya sudah meluncur menuju target.

"Sorry New," ucap Off pelan.

"Terus gimana? Memang kita bisa handle semuanya sendiri?" New berkecak pinggang dengan tatapan menghakimi.

"Pagi-pagi ribut apa woii?! Gak di rumah gak disini, gak pernah ada tenangnya!" teriak Tay tiba-tiba.

Off dan New mematung ketika menengok ke arah Tay yang datang dengan keadaan masih memakai celana boxer bermotif Winnie the Pooh. Ditambah lagi ia menggunakan selimut dari tempat tidur untuk mengerudungi kepalanya. Tidak sampai disitu, yang paling menarik perhatian adalah sandal selop berbulu berbentuk babi berwarna merah muda yang dengan elegannya membungkus kedua telapak kakinya.

New hanya bisa mengurut kening. Gini amat dah punya ayang...

Off spontan cekikikan. "Hei New, kamu di kamar kelonin pejantan apa perincess?" Nadanya benar-benar mengejek.

"Tay, jangan mentang-mentang kamu paling dituakan disini, jangan ditunjukkin lah upaya peremajaanmu. Sama sekali gak enak dipadang orang. Yang ada aku sendiri yang malu tahu!" cerca New.

"Jadi, kamu malu punya pacar kaya aku?" tanya Tay dengan kelopak mata yang masih layu.

"Issshhh! Sana buruan pake baju!" New menendang bokong Tay.

TayNew Met in Bali 2 : T-Rex Beach, We Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang