19. Gairah Pahit

108 13 4
                                    

Kedua mata New sudah terbiasa dengan kilatan-kilatan putih ini. Serangan flashlight yang bertubi-tubi, ditambah dengan suara jepretan yang terus berseru tanpa henti, sama sekali tak ia pedulikan. Sebagai seorang model, ia memang harus terbiasa dengan hal seperti ini. Tapi pernahkah para paparazzi ini berpikir, apakah subjek yang selalu menjadi sasaran bidikan lensa mereka senang dengan apa yang mereka perbuat? Itulah satu hal yang selalu terlewatkan di dunia industri ini.

New berdiri di atas karpet merah mewah. Karpet yang selalu menjadi idaman para aktris, model, seniman, dan orang-orang berpengaruh lainnya. Karena siapa pun yang mampu menginjakkan kaki di sini, itu berarti orang tersebut bukan orang biasa. Persis dengan apa yang New lakukan saat ini. Setelah menghadiri salah satu acara fashion week terbesar di Kota Paris, sudah sewajarnya ia bersama para jajaran model dan desainer terkenal lainnya bertemu dengan para pers. Ya, untuk sekedar wawancara singkat atau memberi kesan.

Meskipun tubuh sudah sangat letih, sepadat apa pun jadwal setelah acara ini, atau sebesar apa pun beban masalah di pikiran. Satu aturan mutlak yang harus diikuti dalam industri seni dan hiburan, yaitu tetaplah tampilkan senyum terbaik. Tunjukkan seolah-olah diri hidup dalam dunia penuh kenikmatan dan kesenangan tanpa akhir.

Seorang reporter cantik akhirnya menghampiri New. Dari raut wajahnya ia tampak sangat antusias untuk mewawancari New. Mungkin kehadiran New memberikan wajah baru di dunia modeling Prancis. Cukup jarang model dengan paras Asia oriental bisa tembus sampai ke titik ini.

Tibalah sebuah mikrofon yang bersiap disodorkan ke wajah New. "Halo New! Selamat malam!" sapa si reporter.

"Halo, selamat malam." balas New ramah.

"Malam ini aku sangat bersemangat bertemu denganmu. Sesuai dengan namamu, kamu benar-benar wajah baru di acara fashion week tahun ini!" perempuan reporter itu berbicara dengan tenaga lebih, ia bahkan meminta agar si cameraman menyoroti dirinya dan New dengan lebih baik.

Seperti biasa, New menampilkan pesona senyumnya. "Terimakasih atas pujiannya."

"New bagaimana pendapatmu mengenai acara Fashion Week Paris tahun ini? Mungkin bisa juga disampaikan perasaan dan kesanmu setelah menghadiri acara ini kepada penonton."

New tersenyum lebar lagi, kali ini ia fokus melihat ke kamera. "Ini luar biasa! Sebelumnya aku belum pernah menghadiri fashion event sespektakuler ini. Selain itu aku begitu kagum dengan hasil karya para desainer. Aku malam ini seakan mendapat standar baru mengenai seni."

"Wow! Aku juga sangat setuju denganmu New! Aku bahkan sempat terpana sekaligus bingung tentang seni fashion tingkat tinggi. Hahaha..." tawa si reporter, berusaha agar membuat sesi wawancara jadi lebih menarik dan menyenangkan. "Lalu apa yang kamu rasakan tentang malam yang luar biasa ini?"

"Aku merasa sangat beruntung. Aku harap aku bisa hadir lagi tahun depan." New cekikikan.

Si reporter ikut tertawa-tawa kecil sembari bersenda gurau. Sedangkan puluhan, bahkan mungkin ratusan kamera masih terus mengambil gambar setiap detiknya. Sesaat penglihatan New berubah jadi putih semua seperti orang buta.

Sebuah mobil sedan mewah tiba-tiba datang, berhenti diujung karpet merah. Sudah waktunya New untuk pergi dari sini. Empat orang pria bertubuh besar dan kekar menghampiri lalu berjalan di sekitar New, seiring dengan langkah kakinya menuju mobil sedan. Pria-pria bodyguard tersebut berjuang keras melindungi New dari liarnya perilaku para jurnalis. Puluhan mikrofon, ponsel, atau tape recorder lainnya mulai mengarah ke wajah New, tapi ia harus mengabaikan semua itu. Bukan tugasnya lagi untuk meladeni orang-orang pemburu berita itu.

Seorang pria berjas rapi sudah berdiri sambil membukakan pintu mobil. Tanpa ragu lagi, New langsung masuk ke dalam mobil. Membiarkan para jurnalis yang mengetuk-ngetuk kaca mobil, masih berharap mendapat satu rekaman suara dari mulut New.

TayNew Met in Bali 2 : T-Rex Beach, We Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang