08. pilihan

71 41 49
                                    

Pilihan^

"Pada akhirnya, selalu ada batas untuk setiap perjalanan. Dan selalu ada kata selesai dari setiap yang memulai."

-Vincentius Immanuel Pranata.

🍭🍭🍭

Tandai typo:)

Happy reading:)

Tinggalkan jejak vote, comment, share and follow oke:)

Tinggalkan jejak vote, comment, share and follow oke:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vincentinus Immanuel Pranata🍣

"Nat!" Seluruh anestesi warga warung pun beralih kepada siswa yang memanggil nama Nata dengan nafas yang terengah-engah.

Dengan kerutan yang sangat tergambar jelas di dahi, Nata bertanya karena rasa penasaran nya. "Ada apa?" Kepada salah satu antek nya tersebut.

"Dia di bully," Lanjutnya setelah mengambil nafas persekian detik.

Pria tersebutpun sempat tercengang untuk persekian detik, hingga akhirnya. "Anjing! Dimana?!" Umpatnya dan segera pergi ketika mengetahui bahwa gadis yang entah sejak kapan menjadi separuh hidupnya  tersebut tengah menahan trauma beratnya sendiri di sebuah kamar mandi sekolah yang Ia tempati.

Seperti yang sempat ia perhitungkan, ini adalah titik dari segala keputusan.

"Nat gue ikut!" Teriak Aciel dan ke tiga teman nya karena hari ini Alger tidak masuk sekolah, ketika melihat Natan yang lari dengan tergesa-gesa.

Natan pun mengangguk menanggapi ucapan sahabatnya tersebut. Tanpa basa basi Aciel, Emilo, Baim dan juga Griffin berlari sekencang mungkin untuk menyamakan langkah yang sudah tertinggal jauh dari laki-laki tampan tersebut.

"Bang mie lo gue makan ya!" Teriak Raja-adik kelas yang berada di bawah angkatan nya, sekaligus wakil tim basket sekolah mereka.

"Gue gibeng lo!" Ancam Emilo yang sempat-sempatnya menanggapi sembari mengangkat bogem mentah dari tangan nya.

"Pelit amat dari dulu," Gumam Raja. "Dikit aja enak kali ya."

🍭🍭🍭

Gadis tersebut pun mengamati seorang umpan yang sudah berhasil masuk kedalam perangkap nya, dengan kondisi tubuh yang cukup mengenaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis tersebut pun mengamati seorang umpan yang sudah berhasil masuk kedalam perangkap nya, dengan kondisi tubuh yang cukup mengenaskan. Sembali tersenyum iblis. "Hay cantik," Sapa Inggrid Dwi Tama- seorang gadis dengan bandana berwarna merah dan hiasan pita di samping nya.

"Apa mau lo, brengsek!" Geram seorang gadis, yang bahkan seluruh tubuhnya sudah basah akibat di guyur air oleh para antek-antek seorang gadis yang tengah berdiri dengan sombong di hapan nya tersebut.

Inggrid pun melempar kasar sebuah ember kecil yang sempat berada di tangan Maria -anak buah ter setia nya. "Enggak usah blagu dong lo! Masih murid baru juga."

Gadis tersebut pun menahan rintihan yang hampir saja lolos dari bibir kecil tersebut, akibat benturan besi ember yang mengenai pelipisnya dan mau tidak mau mengakibatkan darah segar meluncur dengan deras dari sana. Dengan nyalang gadis tersebut menatap seseorang yang tengah berdiri angkuh tersebut. "Apa mau lo?! Kalo lo lupa, gue udah minta maaf dan urusan kita di kantin waktu itu udah selsesai."

Inggrid pun tertawa keras bak ratu iblis yang sesungguh nya. Dengan sengaja Ia menarik keras rambut basah gadis tersebut. "Dengerin gue baik-baik," Jelas nya sembari mendongak kan wajah gadis tersebut agar melihat ke arah nya. "BAHKAN INI SEMUA BARU DI MULAI BABBY," Dengan tekanan di setiap kata.

Dug

Inggrid pun sengaja melepaskan cengkraman tangan nya dengan cara membenturkan kepala gadis tersebut dengan tembok yang berada di belakang tubuh mungil nya.

Ke tiga teman nya pun tertawa puas menyaksikan ke tidak berdayaan lawan mereka. "Mau di lepas iketan nya, atau di biarin mati secara perlahan di sini," Tanya Inggrid kepada teman-teman nya dengan kekehan di akhir.

"Kayak nya di siksa dulu baru di lepas enak deh Rid," Jawab Devi-tepat berada di samping gadis tersebut.

"Oke..., kita mulai dari mana ya?!" Tanya Inggrid menyetujui.

"Muka kayak nya enak," Usul anak buah yang satunya-Fellicia.

"Iya juga ya. Pames atau lipstik?"

"Yang ringan aja dulu, kan baru awal." Sahut Maria yang mendapat persetujuan dari ke tiga teman nya dengan kekehan di akhir.

"Shit!"

Bruakkkkk

Suara dobrakan pintu pun terdengar dengan jelas. Seluruh anestesi ke lima gadis tersebut pun menuju ke arah seorang siswa yang baru saja mendobrak pintu kamar mandi yang sudah mereka kunci rapat-rapat agak tidak terdengar dari luar dengan nafas memburu, pertanda amarah.

"Sial!" Umpat Inggrid pelan.

♡♡♡

Thaiera Rafa Thamina P 🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thaiera Rafa Thamina P 🍭

Terimakasih atas partisipasinya:)

Tandai typo:)

Kalian baca jam berapa?

Segini dulu ya:)

Palembang
00:08,dan 06 mei 2022

NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang