03.

689 65 5
                                    

"kau masih ada meeting hari ini?" Tanya seseorang yang baru masuk ke dalam sebuah ruangan.

"Hmm."

"Kau tak lupa bukan akan janjimu?? Kita akan keluar hari ini bersama Riki dan kekasihku. "

"Hyung."

"Berhentilah bersikap dingin jungwon, kau juga tak boleh menyiksa dirimu terus menerus dengan bekerja jungwon. Kau tak lupa akan perkataan Daddy bukan?? Kau harus dapat pasangan sebelum pesta itu." Orang yang diajak bicara hanya diam menatap lurus ke arah komputer di depannya.

"Kau menanti seseorang yang bahkan kau tak tau dia masih hidup atau tidak. Setidaknya beritahu aku siapa dia akan kubantu mencarinya."

"..."

"Bisakah kita mengobrol dengan lebih manusiawi?? Aku kakak mu jungwon." Orang itu berdecak lalu keluar dari ruangan itu. Sedangkan Jungwon didalam menatap kalung yang dipakainya sudah sekitar 13 tahun lalu.

13 tahun lalu

Seorang pemuda menatap lurus kearah sungai yang mengalir deras karena sekarang sedang musim hujan. Ia menatap kearah sana dengan sangat lama.

"Kenapa rasanya sangat lelah ya? Aku ingin istirahat sebentar saja."

Pemuda itu seperti tak ingin beranjak dari tempat itu hingga ada seseorang yang menghampirinya.

"Kakak ngapain disini?? Kakak mau berenang??" Pemuda itu melihat kearah anak kecil itu.

"Saya nggak bisa berenang." Setelah mengucap itu anak kecil itu tiba tiba menarik tangan pemuda itu yang entah kenapa dituruti olehnya.

"Kenapa??" Tanya pemuda itu setelah diajak duduk di salah satu kursi disana.

"Kalau kakak nggak bisa berenang Kakak jangan dekat dekat disana, nanti kalau jatuh seongie nggak bisa bantuin kakak." Ucapnya antusias dengan mata yang berkaca kaca.

"Kan ada banyak orang disini." Ucap pemuda itu yang membuat anak itu melihat sekelilingnya, memang benar disana ramai orang. Anak itu terlihat berfikir sebelum akhirnya ia berbicara lagi.

"Tapi tidak semua orang bisa berenang,, kakak kan sudah besar kenapa kakak susah sekali sih dibilangin. Huh!?!" Ucapnya lalu mempoutkan bibirnya.
'lucu.'

" Kalau begitu aku tak akan kesana."
Setelah mengucapkan itu anak di sampingnya langsung tersenyum sangat manis.

"Kakak anak baik,, ini seongie pinjamkan, kalung kesayangan seongie supaya kita bisa bertemu lagi, promise??" Pemuda itu bingung tapi tetap mengambil kalungnya.

"Seongie pergi dulu,, kalau terlalu lama nenek akan cariin seongie, kakak pulanglah jugaa,, kasian kalo ada yang mencari kakak, selamat tinggal." Anak kecil yang manis itu pergi sambil melambaikan tangannya perlahan lalu perlahan menghilang.

"Aku mungkin akan menemukanmu lagi. Kucing kecil."

Flashback off.

"Kemana dia?? Kenapa dia tak ada di kelasnya??"

" Sepertinya dia berada di UKS tuan sunoo, akan saya antarkan."

"Kemampuan mu semakin meningkat ya,, penjilat." Ucapnya sedikit memelankan kata terakhir nya lalu smirk.

"Saya akan pergi dengannya, jadi kamu kerjakan saja tugasmu." Ucapnya lalu pergi ke UKS.

"Aku mencarimu sayang, apa kau baik baik saja??" Ucapnya lalu masuk ke dalam.

"Kak sunoo." Ucap Jake terkejut. Lalu sosok Jay yang tertutup tubuh sunghoon mengintip pelan.

"Ciapa??" Ucapnya memunculkan kepalanya.

' astaga makhluk imut macam apa itu.' inner sunoo.
Mata sunoo menatap Jay lekat terpesona oleh imut dan manis nya seorang Jay. Tapi tatapan itu disalah artikan oleh jay. Matanya berkaca kaca siap untuk menangis dan memeluk sunghoon lekat. Proporsi tubuh jay yang termasuk paling kecil dan pendek diantara ketiganya membuatnya seperti anak kecil yang merengek ketakutan seolah melihat monster. Jake yang melihat itu gelagapan, Jay tidak boleh menangis.

"Kakak ih, kan seongie takut kak." Ia memukul ringan sunoo dan berjalan ke arah sunghoon.

" Seongie jangan menangis oke?! Cha kita keluar dan membeli makanan untuk seongie. Mau?" Seongie mengangguk dan berusaha untuk tidak menangis, ia menunduk sambil tangannya memegang sunghoon.

" Dia siapa sayang?? Kenapa aku nggak pernah liat dia?" Ucap sunoo berjalan di belakang sunghoon dan Jay.

" Dia temanku kak, ingat tidak aku pernah di-bully?? Lalu karena kakak aku bebas bully?? Karena aku berteman dengannya lah alasan aku dibully kak, semua orang nggak bisa melihat kebaikan hati Jay, mereka cuma tau kalo Jay itu pinter dan polos. " Sunoo mengangguk dan mendengarkan seksama penjelasan kekasihnya itu selama perjalanan. Hingga mereka tiba di sebuah restoran mewah.

"Hiks, cakit cekali hyungie, hiks"

"Pelan pelan oke? Kita akan mengobatinya nanti,, maafin Hyung nggak bisa jaga seongie." Mendengar sunghoon berkata demikian Jay menghentikan keluhannya dan memilih untuk diam.

"Heyy,, ada apa?? Apa seongie mau sesuatu??" Jay menggeleng dan diam.

"Hey Jake,, aku harus apa?? Kenapa dia diam??"

"Kau terlalu banyak bicara sunghoon,, Cha seongie sama Hyung saja." Sunghoon bingung melihat Jay yang memeluknya sangat erat, biasanya sosok seongie akan lebih nyaman dengan Jake, tapi kenapa sekarang justru menempel padanya.

"Ada apa seongie?? Nggak mau sama hyungie??" Ucap Jake bingung.

"Ceongie takut cama itu." Ucap Jay sambil menunjuk kearah sunoo yang tengah memainkan ponselnya.

"Sudah kuduga wajah kakak memang menyeramkan, lihatlah bahkan Jay saja takut dengan kakak." Sindir Jake

"Eh?? Perasaan wajahku masih lebih baik ketimbang muka batu itu."

"Dia saudara mu kak, jangan menyebutnya seperti itu, aku tak ingin kalian bertengkar."

"Baiklah baiklah, Hyung minta maaf oke!? Sudah menakutimu, dan oh ya Jake sepertinya dia akan datang terlambat. Dia memang selalu keras kepala."

"Dia butuh waktu kak, berhentilah menyudutkannya." Ucap Jake ringan tengah mengelus puncak kepala Jay yang sudah ada di dekapannya.

"Hyungie,, hmm,, seongie boleh mam candy?? "

"Eh?? Kakak punya permen nggak kak?? "

"Nggak lah sayang, kenapa memangnya??" Tanya sunoo mengalihkan pandangnya.

"Seongie pengen permen, nanti saja ya permennya,, Hyung janji akan belikan. Oke??" Mendengar jawaban Jake, Jay mengangguk semangat. Tak berapa lama mereka sampai di tempat tujuan.

"Sepertinya dia sudah tiba. Kita masuk saja sekarang. "Mereka mengangguk lalu masuk dengan Jay yang kembali memegang tangan sunghoon, entah apa yang terjadi kenapa anak ini bisa sangat lengket dengan sunghoon hari ini.

Ketika mereka berjalan menuju salah satu ruangan yang sudah dipesan, mata sunghoon melihat sosok yang berusaha ia hilangkan dari ingatannya. Tanpa sadar ia melepas genggamannya pada Jay dan berjalan mundur dan berlari, sunoo dan Jake yang melihat itu mengejarnya lalu Jay yang bingung pun mengikutinya hingga tanpa sadar ia terpisah dengan yang lainnya. Ia dengan ragu berjalan ke arah sebuah taman yang tak jauh dari tempat itu. Ya, Jay terpisah sangat jauh karena ia ternyata mengikuti orang yang salah, yang ia kira adalah Jake. Ia sebenarnya tak tau harus kemana lagi karena ia tak ingat jalan menuju tempat yang tadi.

"Ceongie dimana ya?? Kenapa ceongie ndak bica cama yang lainnya." Jay memutuskan untuk terduduk di bawah pohon di dekat sungai.

"Siapa??" Sebuah suara menyapa pendengaran Jay, ia lalu mendongak.

"Ini ceongie, hihihi."

-grepp.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang