12.

404 40 0
                                    

03.00

"Apa bahkan di dalam tidurmu kau tak bisa merasakan ketenangan??" Jungwon mengusap surai jay perlahan. Jay kini tengah tertidur setelah apa yang terjadi padanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?? Kenapa aku bahkan tak bisa menemukan tentang dirimu?? Apa yang harus aku lakukan sekarang?? Kau bahkan meneteskan air mata dalam tidurmu, apa aku menyakitimu?? " Setelah dirasa Jay cukup nyaman Jungwon berjalan ke arah balkon dan menelfon seseorang.

'aku berterimakasih atas info darimu'
'apa kau sadar menelfon jam berapa tuan?? Aku terkejut sekali.'
'apa kau melihat seperti apa wajah orang itu??'
'orang itu?? Apa yang kau maksud ibunya Seongie??'
'kau bisa memanggilnya Jay. Ya, dia yang ku maksud. '
'hmm, aku tak ada. Kalau memang ingin tau kau bisa melihat cctv bukan?? Ingatlah di zaman apa kau hidup sekarang.'
'bagaimana dengan rumah Jay??'
'ah aku menemukannya, kapan kau ingin detailnya?? Ini masih sangat pagi untuk bertamu ke rumah seseorang. Hoammm'
'kau ingin membodohi siapa??'
'hehehe,, ternyata benar kata sunoo kau sangat sensitif kalau membicarakan Jay. '
'katakan padaku kalau kau butuh bantuan. Aku sudah mendapatkan bantuan besar darimu. Jangan kau fikir sedang hidup di hutan, riki.'
'betapa beruntungnya aku menda...'

Belum selesai Riki melanjutkan kalimatnya Jungwon sudah mematikan sambungannya.

Di tempat Riki

"Isshh dasar orang ini, dia yang menelfon dia yang memutuskannya. Eh tapi?? Hmm, iya si kan dia yang menelfon. Akhh kenapa aku memikirkan itu. Lebih baik aku tidur dan melanjutkannya besok" Ucap Riki menutup laptop miliknya. Ya, dia memang belum tidur.

Flash back on

"Aku sepakat. Terima kasih atas kerja samamu tuan."

"Aku yang seharusnya berterima kasih, hal seperti itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan."

"Aku dan keluargaku berhutang Budi padamu. Kalau bukan karena mu  5 tahun yang lalu saya bisa kehilangan istri dan anak saya."

"Berhentilah mengungkit itu tuan Park, waktu itu hanya kebetulan kami memiliki pendonor itu. " Mereka pun mengobrol sebentar dan memutuskan untuk mengakhiri nya.

"Baiklah, senang bekerja sama dengan anda." 

Ketika Riki akan pulang ia melihat Jay yang sedang berada di sana juga. Tingkah Jay sedikit aneh karena menurutnya Jay tengah berusaha menahan sesuatu. Ia memutuskan untuk menelfon Jungwon

'datanglah kemari dan lihat keadaannya sendiri. Aku akan menunggumu.' ketika ia berbalik selesai menelfon ia melihat Jay yang tengah memohon di kaki seorang wanita.

Ia ingin segera menghampirinya tapi ia ragu karena takut mencampuri urusan dan bisa jadi memperumit nya. Ia pun memutuskan menunggu Jungwon di depan dan benar saja Jungwon langsung datang.

Ketika Jungwon datang ia langsung masuk kedalam dan merebut Jay dari tangan salah satu dari mereka tentu saja setelah mematahkan satu tangannya.

"Habisi mereka, dan telfon 'dia'." Riki hanya bisa menurutinya dan membereskan sisanya.

"Kuharap anak itu baik baik saja. "

Setelahnya Riki pulang ke rumahnya dan langsung menyusun semuanya.

"Mereka akan mengadakan pertemuan besok. Aku pastikan kalian akan memakan permainan kalian sendiri."

Dan sampai dimana Jungwon menelfon nya Riki memang belum tidur.

Flash back off

Jay terbangun dan mendapati dirinya sudah memakai pakaian yang berbeda dari yang kemarin. Ia masih merasa sangat pusing, kepalanya berat dan sakit di seluruh badannya.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang