11.

417 42 3
                                    

"ih,, aku bener bener kesel sama hari ini. Masa jadwal kita bisa sepadat ini sihh. Pengen bolos aja aku rasanya." Keluh Jake lalu menenggelamkan kepalanya ke lipatan tangannya di atas meja.

"Mau bolos?? Kemana??" Sahut sunghoon yang membuat Jake langsung bangun dan sedikit tertarik.

"Jangan bolos ih, tinggal bentar lagi kelasnya selesai." Ucap Jay yang mengetahui niat mereka.

"Iya deh, karena bayi kesayangan aku bilang begitu. Tapi nanti abis pulang kelas kita mampir ke caffe bentar ya!? Aku yang traktir." Jay dan Sunghoon mengangguk setuju. Bagi sunghoon sih bolos juga nggak apa ikut pelajaran juga oke. Kalo Jay sih lega karena mereka nggak jadi bolos

Dan benar saja, mereka langsung pergi ke caffe begitu selesai kelas dan pulang hampir malam.

Ketika Jay sampai di rumahnya ia terkejut karena ada mobil terparkir di halaman rumahnya.

"Apa mungkin mama pulang?? Astaga aku harus bagaimana??" Jay benar benar takut sekarang. Pulang terlambat semalam ini pasti akan mendapat hukuman.

Jay memutuskan untuk masuk karena ia tak ingin mendapat lebih banyak masalah lagi. Ketika sampai di dalam ia melihat mamanya tengah duduk di sofa dan menelfon seseorang.

"Oh kamu sudah pulang sayang. Mama sangat rindu denganmu." Ucap mama Jay lalu mendekat dan memeluk Jay. Badan Jay menegang.

"Ma-maaf ma, Jay..." Belum selesai ia berbicara mamanya menyela.

"Kenapa minta maaf?? Ah iya, mama ada oleh oleh buat kamu. Dipakai ya, kita akan makan malam di luar, bagaimana?? Kita sudah lama bukan nggak makan di luar bersama." Jay terkejut bukan main.

" Baiklah, mama juga akan bersiap. Jangan lupa dipakai ya." Ucap mamanya lalu berlalu pergi ke kamarnya.

"Apa ini benar mama?? Aku sebenarnya takut, tapi mama udah jarang ajak aku makan di luar. Mungkin mood mama sedang baik, syukurlah." Jay pun memutuskan untuk bersiap juga.

"Kita akan bertemu dengan teman mama dulu, dia sedang berlibur disini dan kita sudah sangat lama tidak bertemu. Apa tak apa?? Kita akan makan bersama" Jay mengangguk lalu tersenyum

"Tak apa ma."

Sesampainya di sebuah restoran yang mamanya bilang, Jay sedikit ragu karena itu juga terlihat seperti bar. Tapi ia tak ingin membuat mamanya marah, ia pun mengikuti mamanya masuk ke dalam.

Dan ketika mereka sampai di dalam, benar saja, di dalam adalah restoran yang juga adalah bar. Dan teman teman yang mamanya maksud ternyata adalah teman laki lakinya. Jay sempat berfikir, apa mungkin salah satu dari mereka adalah calon ayahnya?? Ini pernah terjadi juga sebelumnya.

"Kita sudah memesan tempat sayang, kita kesana." Jay mengangguk lalu mengikuti mamanya.

"Anakmu tumbuh dengan baik, ia sangat sopan." Ucap salah seorang dari mereka.

"Dia adalah anakku, dia adalah kesayanganku dan kebanggaanku." Mereka terus saja mengobrol sedangkan Jay memilih untuk makan karena ia merasa ini bukan pembicaraan yang bisa ia ikuti.

Ketika Jay akan meminum minumannya ia merasa sedikit gerah dan pusing. Ia melihat sekeliling dan merasa semakin pusing. Ia memberanikan dirinya bilang pada mamanya

"Ma, maaf. Jay merasa sedikit pusing, apa kita masih lama??" Ucap Jay berbisik ke mamanya.

"Kau pusing?? Baiklah. Jangan lupa, kembalikan dia dalam keadaan hidup atau kalian akan terkena masalah lain. Hanya satu malam bukan?? Dan semuanya selesai." Jay bingung. Apa maksud mamanya. Mamanya mengelus pelan Surai Jay.

"Jadilah anak baik dan ikuti apa perkataan mereka. Malam ini kau akan ikut dengan mereka. Hanya malam ini sayang. Sampai ketemu besok." Ucap mamanya mencium kening Jay yang membuat mata Jay membola tak percaya, apa ia sedang di jual?? Kenapa mamanya bersikap sesantai itu?? Kenapa mamanya meninggalkannya dengan orang yang bahkan Jay nggak kenal?? Apa ini hukuman untuknya?? Jay melakukan kesalahan apalagi??

"Ma, Jay nggak mau ma, Jay salah apa ma?? Jay minta maaf, Jay nggak akan ulangi lagi ma. Maaf ma, maaf." Jay terus memohon pada mamanya itu hingga tangannya di cengkram oleh salah satu diantara 3 orang itu

"Hanya malam ini Jay. Menurut lah sebentar, mamamu kalah taruh dengan kami dan sudah tak punya uang untuk membayarnya. Kau anak baik bukan?? Kalau begitu menurut lah." Ucapnya lalu melepaskan tangan Jay yang memegang mamanya.

"Jay mohon jangan, maaa Jay minta maaf maa." Rengekan Jay sama sekali tak di pedulikan. Kini bahkan mamanya itu sudah tak terlihat olehnya. Pandangannya semakin memburam. Kepalanya juga sangat pusing. Ia berusaha memberontak tapi tak punya tenaga lagi, hingga akhirnya ia di paksa ke salah satu ruangan di sana hingga ia merasa di tarik seseorang dan di gendong olehnya. Dan mendengar beberapa teriakan dari suara yang sempat memaksanya tadi.

" Apakah kau dengar aku?? Jay, sadarlah." Ucap seseorang berkali kali tapi Jay masih belum bisa menangkap sosok siapa itu.

" Pa-panas sekali." Hanya itu yang bisa Jay ucapkan. Ia merasa di gendong lagi dan di bawa ke suatu tempat. Air?? Apa ia ada di kamar mandi?? Hingga akhirnya bayangan sosok itu mulai terlihat.

"Hy-hyung, apa kau menolongku lagi?? Aku berhutang lagi, terima kasih banyak." Ucap Jay ketika ia akhirnya tau kalo orang yang menolongnya adalah Jungwon, orang yang pernah menolongnya dulu.

"Apa kau sudah merasa lebih baik??" Tanya Jungwon yang di jawab anggukan oleh Jay tapi gerak geriknya terlihat berbeda dari jawabannya.

Jay terlihat sangat kesakitan entah karena apa, ia terus saja memegang kepalanya dan mengerang kesakitan, meskipun erangannya tak begitu keras karena mungkin ia berfikir tak ingin membuat Jungwon khawatir. Hingga Jay melihat Jungwon mendekat lagi padanya.

"Aku baik.baik.saja. a-aku hanya me-merasa sedikit pusing. Tenanglah hyungie." Ucap Jay berusaha membuat Jungwon tenang

"Apa yang mereka berikan padamu?? Bagaimana mereka bisa melakukan ini padaku?? Apa kau benar benar baik baik saja." Tanya Jungwon lagi. Ia benar benar mencoba menjaga kesadaran akan emosinya

Jay berusaha menjaga kesadarannya juga, ia mulai melihat sekitarnya dengan samar samar. Ia benar benar tak tau harus bagaimana agar kesadarannya tetap ada. Ia akhirnya mencakar tangannya sendiri hingga mengeluarkan darah dan ditahan oleh Jungwon.

"Apa yang kau lakukan. Berhenti menyakiti dirimu sendiri, Jay." Jay menggeleng ribut

"Sa-sakit, ini sangat menyakitkan hiks, panas sekali hyungie hiks hiks hiks, sakit hiks." Jay menangis dan bergerak gelisah. Jungwon tau apa yang sedang terjadi tapi ia ragu, ia tak pernah mau menyakiti Jay, tapi ia juga tak ingin melihat Jay kesakitan seperti ini.

"Jay, maafkan aku. Aku melakukan ini agar kau tak kesakitan lagi Jay. Aku akan bertanggung jawab apapun yang terjadi. Aku janji Jay. Aku janji." Jungwon pun mengangkat tubuh Jay.

Ketika ia membuka pakaian yang Jay kenakan dan melihat badan Jay, ia sangat terkejut dengan banyaknya bekas luka yang ada di punggung Jay.

"Apa ini?? Kenapa punggungmu bisa penuh dengan luka??" Disaat Jungwon masih berusaha menahan emosinya yang tiba tiba meluap karena melihat luka itu ia kembali tersadar setelah melihat Jay yang meneteskan air mata, Jay semakin kesakitan dan bergerak  semakin gelisah. Ia pun berusaha menahan emosinya, ia harus melakukan suatu hal agar Jay tak kesakitan lagi. Ia takkan pernah melupakan apa yang ia lihat. Ia benar benar akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi pada Jay dan takkan pernah melepaskannya.

"Maafkan aku Jay, aku akan bertanggung jawab apapun yang terjadi. Aku mencintaimu."

Maaf aku beneran bingung bikin kata katanya gimana, aku nggak tau.
😭😭😭

Aku harap kalian faham sama bahasa anehku.

Happy reading 💗💗💗

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang