04.

614 62 5
                                    

"sial,, kenapa dia bisa ada disini?? Siall,, ada apa denganku,, dia pembunuh sunghoon lupakan saja dia."sunghoon berlari menghindari tempat itu,, hingga tangannya terpegang oleh Jake.

"Ada apa denganmu?? Kenapa kau berlari??   Jelaskan sunghoon, aku menunggu." Jake menuntut jawaban dari sunghoon.

"A-aku." Sunghoon tak tau harus seperti apa menjelaskan.

" Astaga sayang, ada apa ini?? Kenapa kau berlari sangat cepat astagaa."

"Diamlah kak,, aku berlari mengejar temanku oke,, jadi diamlah sebentar sampai aku dapat jawaban darinya." Sunoo tak bisa berkata lagi, ia pikir kekasihnya itu sedang marah karena jujur saja wajah Jake sangat memerah sekarang.

"Hoonie." Sebuah suara menginterupsi mereka, suara yang mampu membuat sunghoon menegang, matanya panas seperti ingin menangis, ia tak tau akan perasaannya saat ini. Kalau boleh jujur, suara ini sangat ia rindukan tapi ada satu penghalang yang membuatnya harus menjauh dan melupakannya.

" Sial,, sial,, sial. Kenapa kau harus kembali?? Kenapaa?? Pergilah dan jangan pernah kembali, aku mohon." Sunghoon berteriak, matanya panas, ia ingin menangis. Jake melepas pegangannya pada sunghoon karena anak itu menghentaknya. Jujur saja sunghoon lepas amarah, ia bingung dengan semuanya. Ia tiba tiba saja menangis yang membuat Jake terkejut, Jake ingin menenangkan nya tapi sunoo menariknya menjauh.

" Hiss,, Kakak kenapa si?? Aku tuh mau nenangin temen aku loh, kok kakak malah ninggalin dia sama temen kakak si?? Minggir ah." Jake ingin kembali ke tempat tadi tapi suara sunoo menghentikannya.

" Biarkan mereka menyelesaikan nya sayang, semua harus selesai atau tidak selamanya." Jake terdiam, ia memang tak tau apa yang terjadi tapi mendengar sunoo berkata demikian ia hanya bisa menurut.

"Baiklah baiklah aku tak akan bertanya apa masalahnya,, lebih baik kita pergi dari sini karena Jay ingin membeli permen." Jake terdiam setelah mengatakannya, Seolah sadar akan sesuatu.

"Astagaa kakak,, Jay kemana?? Kenapa kita bisa lupa kak,, bagaimana ini?? Oh, Astaga dia sedang dalam mode little kak,, ayo cepat kita cari kak. Ayoooo." Jake menarik tangan sunoo kembali ke tempat tadi, tapi Jay tak ditemukan.

"Gimana ini,, hiks,, aku takut kak, aku takut Jay kenapa napaa,, huwaaa,, gimana kak??" Jake menangis setelah mencari di seluruh tempat itu. Ya, ia tak menemukan sosok Jay.

"Cari sampai ditemukan. Bawa dia dalam keadaan hidup." Ucap sunoo ke beberapa orangnya.

"Ish mulutnyaaa,, huwaaaa,, masa iyaa dalam keadaan hidup,, jangan sampai luka pokoknya, hiks." Entah apa yang uke satu ini pikirkan ia bahkan masih bisa marah ketika menangis.

"Baiklah baiklah,, temukan dia dalam keadaan baik baik saja." Karena tak ingin memperkeruh suasana sunoo hanya bisa menuruti kata kekasihnya itu.

-ditaman.

"Siapa??" Suara itu membuat Jay mendongak, dilihatnya ada seorang laki laki yang terlihat sangat cantik yang tengah menatapnya disertai senyuman yang sangat manis.

"Ini ceongie, hihihi."ucapnya sambil tersenyum. Lelaki yang melihat itu membulatkan matanya perlahan lalu tersenyum lagi.

"Kemarilah."ucapnya sambil menepuk space di sampingnya.
Jay menuruti kata katanya. Ia lalu duduk di samping laki laki itu.

"Kenapa seongie disini sendiri?? Tidak ada orang lain yang temani seongie??" Jay melihat sekilas laki laki tadi lalu menunduk.

"Ceongie tadi kejal hyungie,, tapi ceongie calah Olang. Makana ceongie campe cini."

-grepp
Melihat jay yang menunduk sedih laki laki itu memeluknya.

"Bagaimana kalau kakak temani seongie?? Kakak juga sendirian disini, bagaimana?" Jay mengerjap lucu membuat laki laki tadi merasa sangat gemass.

"Namana Hyung ciapa??"

"Nama Hyung heeseung."

"Hu'um ceongie mau,, iceungie Hyung cantik ." Astaga apa yang Jay katakan tadi, itu sukses membuat heeseung tertawa ringan.

"Baiklah baiklah,, kau manis sekali sayang."

"Hyungie,, kenapa pelutna hyungie becar cekali?? Hyungie cakit pelut?"

"Tidak sayang, Hyung sedang mengandung. Didalam sini ada Adek kecilnya."jelas heeseung sambil menunjuk perutnya.

"Woooaahh,, benalkah?? Ada adikna?? Ceongie bica lihat??" Tanya Jay bersemangat.

"Kalau dilihat belum bisa sayang, tapi kalau ingin merasakan adiknya kau bisa mendekat kemari." Jelas heeseung sambil mendekatkan kepala Jay ke perutnya yang langsung direspon tendangan kecil dari sang bayi. Setelah mendengarnya Jay bertepuk tangan, ia seperti merasakan magic tadi.

"Adikna menendang Hyung, apa didalam ada lapangan?? Apa adikna main bola cepak? Apa cceongie bisa ikut belmain?" Tanya Jay antusias,, kali ini ia benar benar ingin tau.

"Adiknya menyukai seongie sayang, dan didalam tidak ada lapangannya."

"Benarkah?? Adikna cuka ceongie?? Wooaahh." Mereka pun lanjut bercerita membahas perut heeseung dan sang bayi sampai ada sebuah suara.

"Permisi." Heeseung maupun Jay menoleh karena suara itu, suara yang terdengar berat tapi berkesan ramah. Heeseung tersenyum lalu berdiri dan memeluknya.

"Sudah kubilang untuk tetap di kantorku hingga aku selesai bukan?? Kenapa kau sangat nakal, hmm?" Ucapnya sambil mengelus Surai heeseung yang lebih pendek darinya.

"Hyung." Suara di belakang kai -suami heeseung- mengalihkan atensinya.

" Jungwonie?? Ternyata kakak sedang membahas pekerjaan denganmu rupanya. Bagaimana keadaanmu??" Heeseung memeluknya yang dibalas pelukan balik oleh Jungwon.

"Hyungie."panggilan lirih itu membuat semua mata tertuju padanya. Astaga heeseung lupa kalau ada satu makhluk menggemaskan disana.

"Ada apa sayang? Kenapa menangis,hmm?" Tanya heeseung mendekat ke arah Jay yang entah mengapa berkaca kaca.

"Pelutna hyungie Ndak cakit?? Adekna Ndak cakit kalo peluk peluk??" Ucapan Jay membuat kai dan jungwon membulatkan mata. Kenapa orang itu bertingkah seperti anak kecil padahal sepertinya ia sudah bersekolah.

"Nggak sakit kok, kan pelan pelan peluknya. Oh ya kenalkan ini suami Hyung namanya kai dan ini adik Hyung namanya jungwon. "
Jay menatap perlahan ke arah mereka bergantian lalu melihat heeseung yang mengangguk sambil tersenyum.

"Ha- hallo cemuana, ini ceongie. Hmm mau belteman cama ceongie?" Jelas Jay yang membuat mereka bingung dengan bahasa Jay.

"Dia sepertinya terkena little space, namanya seongie. Ia mengajak kalian berteman." Heeseung menjelaskan perkataan Jay tadi lalu tersenyum. Kai  tersenyum ke arah Jay, sedangkan jungwon terdiam seribu bahasa, badannya terasa sangat kaku. Ia tak ingin salah faham lagi tentang nama itu, tapi benarkah anak di hadapannya ini adalah anak yang sama seperti 13 tahun yang lalu.

"Hallow. Xixixi."

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang