06.

561 53 6
                                    

"huwaaaaaaa seongie kemana saja?? Hyung cariin dari tadiii,, maafkan Hyung, huwaaaa" Jake langsung memeluk Jay ketika mereka tiba disana, yang dipeluk hanya membalas pelukannya,, sebenarnya ia merasa sangat kesakitan karena dari tadi ia memeluk orang orang membuat punggungnya tertekan.

"Ceongie tak apa hyungie, hyungie janan cedih ya,, ceongie nanti ikut nangic. Hiks"

"Iya, Hyung nggak nangis, tapi maafkan Hyung ya??" Ucap Jake yang diangguki oleh Jay.

"Kenapa kau bisa bersamanya?? Kalian kenal?? Darimana saja kok baru sampai??" Tanya sunoo beruntun.

"Taman." Hanya itu jawaban Jungwon, matanya menatap ke arah Jay yang entah kenapa ia seperti melihat Jay kesakitan.

"Jake, kita obati dulu, sepertinya Jay kesakitan." Jake yang mendengar itu menatap Jay lalu melihat Sunghoon dan mengangguk.

"Kak, aku mau ke dalam mobil sebentar ya, kalian duluan saja."

"Eh?" Sunoo kebingungan. Sedangkan Jake Sunghoon dan Jay masuk lagi kedalam mobil meninggalkan 3 manusia yang kebingungan.

"Sebenarnya ada apa??" Sunoo memandang ke arah Riki dan Jungwon.

"Masuk." Bukannya menjelaskan Jungwon malah menyuruh mereka masuk dan berjalan terlebih dahulu.

"Ayoolah aku hanya ingin berbincang normal dengannya. apa tidak bisa?? Dia selalu menjawab dengan 1 kata saja. Dasar menyebalkan."

"Kau terlihat seperti pihak bawah kalau mengomel begitu, kita masuk saja."

"Ishh,, kubunuh juga kau. Dasar."

"Aku juga menemukan mereka di taman, jadi jawaban Jungwon nggak salah, setelah aku menjelaskan semuanya ke Sunghoon kami menemukan mereka ada di taman. Dan kau tau?? Anak yang terkena little itu tadi berhasil memerintah Jungwon." Jelas Riki sambil berjalan.

"Benarkah?? Oh astagaa ini sangat langka sekali, ia tak akan pernah peduli akan orang lain selain orang yang penting baginya. Apa mungkin?"
Riki menatap sunoo.

"Apa mungkin apa?? Kau kenal anak itu?? Ia benar benar sangat mengemaskan, tadi dia menempel dengan hoonie. " Sunoo berdecak.

"Entahlah, tapi pertama aku bertemu dengannya dia memang sangat mengemaskan. Ia juga menempel dengan jake." Tak terasa mereka sudah sampai di ruangan itu.

"Jungwon, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah membantuku menyelesaikan semuanya." Jungwon hanya mengangguk

"Biasa saja, kau seperti menganggap kami orang asing saja. Tapi tentang rencana mu itu??" Sunoo membalas tanpa menoleh

" Aku akan gunakan cara lain, biar jadi urusanku." Pintu terbuka dan nampaklah 3 Uke ah tidak 2 uke dan satu bayi yang matanya berair dan nampak bengkak serta sesenggukan memegang erat tangan Jake dan Sunghoon yang tampak gemas gemas khawatir.

Mereka berjalan ke arah meja dan duduk, ketika Jay melihat ke arah Jungwon yang juga melihatnya ia menatap Jungwon tanpa sadar Jungwon mengangguk dan tersenyum

"Huwaaaaa uwonie hyungiee,," Jay berlari ke kursi Jungwon dan Jungwon memangku nya begitu ia sampai di kursi Jungwon.

"Kenapa??" Tanya Jungwon pelan. Ah yaa jangan lupakan ekspresi sunoo dan Riki serta Jake dan Sunghoon, ya mereka masih melongo melihat Jungwon yang bertingkah seperti itu.

"Tadi punggung na ceongie cakit, cama hyungie kacih obat tapi cakit jadi na ceongie nangic,, ceongie cengeng na??" Jungwon mengusap pelan pucuk kepala Jay.

"Seongie hebat, semoga cepat sembuh yaa." Jay mengangguk semangat. Jangan tanyakan bagaimana ekspresi sunoo, rasanya ia ingin mengadakan pesta yang sangat besar karena Jungwon akhirnya bicara lebih dari satu kata pada orang lain selain pada pekerjaannya, dan jangan lupakan fakta kalau orang itu adalah orang yang benar benar baru ditemuinya hari ini. Dulu saja sunoo benar benar ingin membawanya ke psikiater takut takut adiknya itu sakit soalnya susah kalo diajak ngomong normal.

"Eumm, hyungie itu boleh ceongie makan?? " Tanya Jay menunjuk ke arah puding yang ada di depannya

"Boleh, tapi seongie harus makan dulu " Jay diam sebentar lalu mengangguk, dan hal luar biasa yang mereka saksikan adalah Jungwon menyuapi Jay makan. Garis bawahi ini, Jungwon menyuapi Jay makan. Seorang yang selalu menatap tajam kearah orang lain, yang tak pernah memperlihatkan hal hal manis seperti ini, bahkan orang yang sunoo bilang batu itu sekarang melakukan hal sebaliknya pada seorang yang baru saja ia temui di taman hari ini.

Mereka masih terkejut bahkan terdiam sampai Jungwon menatap mereka malas lalu kembali memperhatikan Jay. Mereka kemudian berusaha memalingkan pandang mereka dan mulai makan.

"Kenapa??" Jungwon bertanya pada Jay ketika Jay menunduk setelah melihat kedepannya.

"Ceongie takut cama hyungie itu." Ucap Jay menunjuk pelan ke arah sunoo yang sedang minum.

"Dia hyungku, tidak usah takut ya?!" Ucap Jungwon disertai kekehan pelan. Sunoo yang melihatnya langsung melongo. Astagaaa keajaiban lainnya terjadi, dia terkekeh, Jungwon terkekeh. Orang yang sunoo pikir kehilangan ekspresi itu sedang terkekeh. Tidak bisa, ini harus diperjelas sekarang atau sunoo akan terus shock dan bertanya tanya pada dirinya sendiri dan tak menemukan jawabannya. Ia menatap ke arah Jungwon, ia tau Jungwon akan sadar karena anak itu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Dan benar saja Jungwon menoleh.

"Kenapa??" Tanya Jungwon menyadari tatapan sunoo.

"Aku mau bicara." Jungwon mengangguk. Lalu melihat ke arah Jay yang kebetulan sudah selesai makan.

"Hyungie keluar sebentar, makanlah ini" ucap Jungwon yang menyodorkan puding yang diminta Jay tadi, Jay mengangguk.

"Hyungie Ndak makan?" Jungwon mengusak pelan rambut Jay.

"Nanti." Ucap Jungwon lalu beranjak keluar mengikuti sunoo.

" Sebentar, aku angkat telefon." Ucap Riki yang diangguki Sunghoon. Setelah semuanya keluar Jake dan Sunghoon mendekati Jay.

"Sejak kapan seongie kenal sama dia? Kok bisa akrab banget." Tanya Sunghoon

"Iyaa, Jake kok nggak tau yaa kalo kalian saling kenal." Jay yang di tanya begitu terdiam sebentar lalu nampak berfikir.

"Tadi ceongie temu di taman, sama seungie hyungie yang ada Adek na di pelut."

"Seongie nggak takut sama dia??" Jay menggeleng lalu memakan pudingnya yang tersisa sedikit.

"Hyungie, ceongie mau bobo."

"Aah iyaa baiklah bagaimana kalau kita ke mobil. " Ucap Jake.

"Ceongie mau cama hyungie cemua." Mereka pun mengangguk lalu berjalan menuju mobil mereka, Sunghoon sudah mengirim pesan ke Riki, memberitahunya kalau mereka ke mobil terlebih dahulu.

"Seongie sudah bangun??"

"Maaf..."

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang