08.

465 51 4
                                    

Entah ini termasuk keajaiban atau tidak, tapi menurut seorang Jay ini adalah keajaiban. Karena ketika dia sudah memberanikan diri untuk menerima hukuman karena terlambat pulang ia menemukan catatan di meja depan pintu.

- mama ada urusan di luar sekitar 7 hari, mama harap Jay tidak berulah dan mama menantikan perbaikan atas kesalahanmu.
    - Mama-

Jay mengembangkan senyumnya lalu masuk ke dalam. Dia memang sendirian di rumah ini, justru itu malah membuatnya bahagia. Terdengar jahat memang tapi itulah kenyataannya bahwa Jay bisa tenang ketika mamanya tengah ada urusan bisnis. Biasanya ketika malam ada salah seorang pembantu yang biasanya di panggil mamanya ketika mamanya itu pergi.

Jay memutuskan untuk membersihkan dirinya. Setelahnya ia mengobati sendiri lukanya, lalu terdiam sebentar. Karena ia merasa ada sedikit hal yang hilang hari ini

"Kenapa ya?? Aku ngerasa ada waktu yang hilang hari ini. Jangan bilang little ku... Ah tidak, sepertinya aku terlalu lama pingsan. Ah aku merepotkan orang lain terus. Aku akan berterima kasih pada mereka. Oh ya, aku akan memasak dan makan lalu belajar. " Setelah puas beristirahat sambil overthinking Jay memutuskan untuk memasak.

"Mungkin malam ini bibi belum datang, aku sendirian lagi. Tak apa, aku tak boleh manja begini, ayolah aku akan sibuk kalau sudah bertemu buku." Gumamnya lalu memasukkan kembali makanannya ke mulut, mencucinya kembali setelah selesai lalu pergi ke kamarnya.

Sudah sekitar 2 jam Jay berkutat dengan buku bukunya itu. Menurutnya belajar apalagi membaca buku adalah sarana terbaik untuk menyibukkan dirinya. Sampai hp nya berdering tanda ada yang menelfon.

'hallo bayinya jakeeee.'
'oh hallo Jake, ada apa??'
'ehmm, Jake mau bilang, besok kita jalan jalan yuk, soalnya nggak ada kelas besok. Hehehehe.'
'eh?? Kenapa bisa nggak ada kelas??'
'aku di kasih tau sama kak sunoo tadi, mau ada rapat besok.'
'oh ya?? Enaknya kalo gitu, sama sunghoon juga kan??'
'ishh sebenernya Jake masih kesel Ama sunghoon tapi nggak apa deh, biar rame juga. Jayie mau??'
'hu'um, Jay mau. Kita udah lama nggak keluar bareng.'
'yeeyyy jalan bareng jayie. Oh ya, lukanya masih sakit banget ya??'
'nggak kok Jake, udah mendingan banget ini, makasih banyak ya udah mau ngobatin jay.'
'ih apa sii anak bayi inii, syukurlah kalo udah mendingan.'
'ihh, Jay bukan bayi jakeyyy.'
'ahahahaha iyaa iyaa, kalo gitu jakey matikan dulu ya. Selamat tidur bayinya jakeyy. Muaachh'

Ketika Jay akan melayangkan protesnya karena disebut bayi Jake langsung mematikan sambungannya. Jay tersenyum, dia merasa sangat beruntung karena memiliki teman seperti mereka. Ia merasa hidupnya baik baik saja karena memiliki mereka, ketika bersama mereka Jay lupa akan hidup nya dan segala rasa sakit yang ia rasakan. Apakah dia egois kalau ingin terus berteman dengan mereka?? Ia tak tau kapan ia akan pergi, tapi ia selalu menyelipkan di pikirannya kalau suatu saat nanti ia mungkin akan pergi lagi.

Oh ya, kalo Jake adalah temannya di kota ini, sunghoon sebenarnya pernah mengenalnya dahulu. Tapi kalo ditanya tentang masa lalunya, sunghoon pasti bilang kalau ia tak bisa mengingat nya sepenuhnya. Dan lagi dulu mereka memang nggak terlalu dekat, karena sunghoon yang sangat sangat pendiam dan Jay yang sangat menjaga jarak dari orang lain.

"Udah dulu belajarnya deh, aku ngantuk sekali. Besok kan mau pergi jadi harus punya tenaga." Setelahnya Jay membereskan buku bukunya. Ya,Jay memutuskan tidur setelah hampir 4 jam ia belajar, atau mungkin sudah 4 jam karena terpotong waktu telfon dengan Jake tadi. Itu termasuk jam belajar pendek bagi seorang Jay.

"Selamat malam, semoga Jay bisa bermimpi nenek. Jay kangen sama nenek." Ucapnya sebelum akhirnya ia tertidur sangat pulas.

   -Sky group

"Kau takkan pulang?? Atau kau akan menginap disini??" Tanya sunoo meregangkan tangan tangannya.

"Pulang."jawab Jungwon singkat. Sunoo mengangguk faham lalu duduk di kursi di depan Jungwon. Ia berfikir sesuatu sambil melihat Jungwon yang masih membereskan berkasnya. Anak ini emang se detail itu.

"Aku ingin mengatakan ini, tadi waktu pulang anak bernama seongie yang mengemaskan itu bertingkah sedikit aneh. Ia melupakanku dan Jake seakan menyuruhku untuk diam dan tak bertanya apapun padahal aku ingin meminta maaf padanya dan memperbaiki hubungan kita, kau tau bukan?? Ia takut padaku." Jungwon sempat menghentikan tangannya sebentar lalu melanjutkan lagi kegiatan membereskan berkas miliknya. Ekspresi nya berubah

"Little." Sunoo menatap Jungwon datar, ia juga tak kalo anak itu terkena little. Oh tunggu.

"Jadi litte itu takkan mengenal orang yang ia kenal ketika ia sedang kambuh?? Pantas saja. Aku bertemu dengannya ketika ia sedang dalam keadaan little. Kalau begitu Berarti ia akan kembali normal sehabis bangun dari tidur, karena tadi dia begitu ketika bangun dari tidurnya" Jungwon selesai dengan berkasnya lalu berdiri. Ia menyimak semuanya tapi tak ingin berkomentar apapun, ia sudah menduganya. Apa yang menganggunya adalah pertanyaan apa yang akan membuat little seongie kambuh.

"Makan malam diluar??" Tanya Jungwon yang membuat sunoo terkejut. Jungwon baru saja mengajaknya makan bersama?? Tanpa basa basi sunoo berdiri lalu merangkul Jungwon.

"Astagaaaa adikku ini manis sekalii. Oh ya, apa kau memang setinggi ini?? Bukankah tidak adil??" Jungwon hanya diam sambil melangkahkan kakinya. Sunoo hanya acuh karena sudah biasa ia diabaikan begitu.

Mereka pun menuju salah satu restoran dan memesan makan.

"Riki??" Tanya Jungwon yang mendapat balasan muka bingung dari sunoo, tapi beberapa saat kemudian ia mulai faham kemana arah pertanyaan Jungwon.

"Ah dia, dia merencanakan rencana yang sempat tertunda. Tenanglah ia akan meminta bantuan ketika butuh. Sepertinya kita tak diizinkan olehnya untuk masuk ke masalah yang ia miliki." Jungwon mengangguk faham. Ia terdiam memikirkan sesuatu lalu mereka memutuskan untuk pulang tentunya ketika mereka sudah selesai makan.

Ketika sampai di rumah, Jungwon memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu menuju balkon tanpa mengenakan atasan. Mengambil beberapa minuman lalu terdiam di balkon menatap langit. Ia masih berada di sana setelah 2 jam dan sudah menghabiskan beberapa botol minuman yang juga sudah membuatnya cukup mabuk mengingat jenis minuman yang ia minum memiliki kadar alkohol yang sangat tinggi. Tapi ia masih bisa mengatasi kesadarannya karena bisa dibilang ia sudah terbiasa.

Ia hanya merasa perlu menenangkan pikirannya.

"Bahkan ketika aku berada di ujung kesadaranku wajahmu cukup jelas dalam bayangku. Ternyata kita benar benar ditakdirkan untuk bertemu lagi ya." Jungwon memejamkan matanya menikmati tiupan angin yang sebenarnya sangat dingin itu.

Ekspresi nya berubah ubah tak menentu sesuai apa yang tengah ia fikirkan. Hari ini benar benar kejutan untuknya, ia menyeringai lalu tersenyum dan sesekali berfikir keras yang membuatnya terlihat dingin. Karena ketika ia sedang serius ia bisa mengeluarkan aura mengintimidasi yang kuat. Ya, Jungwon benar benar tak ingin di ganggu.

"Kau berhasil untuk yang kedua kalinya membuatku untuk selalu memikirkanmu. Apa aku masih diizinkan masuk ke dalam hidupmu?? Aku takkan pernah melepaskanmu lagi dan akan menjagamu. Tak ada seorangpun yang ku izinkan untuk melukaimu. Apa aku egois lagi?" Setelah merasa sangat pusing Jungwon melangkahkan kakinya masuk kedalam dan berbaring. Mari kita biarkan ia dengan segala imajinasinya malam ini, Jungwon terlalu mabuk untuk berfikir.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang