Hari yang buruk

12 0 0
                                    

Tok tok tok!

Tok tok tok!

Alfaro mengerang seraya berdecak kesal akibat mendengar suara ketokan pintu apartemennya, ia pun berjalan malas ke arah pintu untuk menemui orang yang sejak tadi tak berhenti menggedor pintu apartemennya itu.

Klekkk

"Alfaro, kenapa lama sekali bukain pintunya? Mama dari tadi loh di depan sini. Kamu emang baru bangun? Kamu gak sholat? Kebiasaan kamu ya, mama kan udah bilang lebih baik kamu dan Erlangga tinggal dirumah mama sama papa, jadi kalian ga bakal tuh sering ninggalin sholat dan ini lagi, kenapa pin apart kamu diganti? Takut mama mergokin kamu? Alfaro..Alfaro.."

Alfaro menghembuskan nafasnya berat seraya memejamkan kedua matanya, wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya itu langsung mencercanya dengan beberapa pertanyaan tanpa mendengarkan penjelasan darinya terlebih dahulu.

"Mah..aku udah sholat"

"Alfaro...harus berapa kali sih mama ngomong kalo udah sholat subuh itu, ga boleh tidur! Ga baik loh! Nanti rezekimu dipatok ayam"

"Ayamnya udah mati, jadi ga bisa matok rezeki aku"

"Huh kamu ini! selalu ada saja alasannya"

Alfaro menghela nafasnya kasar, mamanya memang seperti itu, Alfaro sudah terbiasa dengan situasi seperti seperti ini.

Kedua mata Alfaro tak sengaja melihat jam yang bertengger manis di dinding apartnya, menunjukkan pukul 6 pagi, sontak kedua matanya membulat seketika, apa alasan mamanya mengunjunginya sepagi ini? Sungguh tidak seperti biasanya.

"Mah, sekarang masih jam 6. Mama ngapain kesini?"

"Oh jadi mama ga boleh nih kesini?"

Astagfirullah!

"Aku nanya mamah" ucap Alfaro mencoba sabar.

"Jawab pertanyaan mama dulu"

Alfaro menatap malas ke arah mamanya, sekarang apa lagi yang akan ditanyakan mamanya?

"Kenapa kamu ganti pin apart kamu?"

"Ga papa mah, pengen ganti aja"

"Kamu takut mama mergokin kamu?"

"Mergokin apaan sih mah? Udah, sekarang masih pagi, aku capek pengen tidur lagi. Mama ngapain kesini?"

Raut wajah Dinda (mama Alfaro) yang tadinya masam kini berubah menjadi ceria, wanita paruh baya itu tersenyum bahagia ke arah Alfaro membuat Alfaro bingung sendiri.

"Mama denger, kamu terima perjodohan itu ya?"

Alfaro berniat tak menjawab pertanyaan mamanya, ia harus menghindari pertanyaan itu, Alfaro tak mau membahas soal perjodohan aneh itu yang pastinya akan mengganggu paginya yang sangat cerah ini.

Alfaro meninggalkan mamanya ke arah dapur tanpa melontarkan sepatah katapun.

"Alfaro!!! Mama nanya kok ga dijawab sih?"

"Kalo mama udah tau jawabannya, kenapa harus nanya lagi?"

"Oh jadi bener kamu nerima perjodohan itu? Berarti mama bentar lagi punya cucu dong?! Al,kamu harus cepat-cepat menikah"

Alfaro benar-benar tak menggubris perkataan mamanya, ia memilih sibuk mengoles selai coklat pada roti yang akan menjadi sarapan paginya hari ini. Lebih baik ia mengenyangkan perutnya terlebih dahulu daripada mendengar ocehan-ocehan mamanya yang berhasil membuat moodnya sangat buruk pagi ini.

My husband so PERFECT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang