ONESHOOT [KM]

ji-MINE

(budayakan vomment sebelum/sesudah membaca⚠️)

!!- typo
!!- warn🔞
!!- happy enjoy <3

[cr.aily]

♡

"Jimin, kamu mau kemana?" Tanya seorang wanita paruh baya yang menggunakan dress berwarna biru tua dengan motif putih.

Sang empu menoleh. sial, dia gagal untuk kabur dari pesta malam ini.

"Hehehe, mau keluar, nyari angin" alibinya

Kemudian seorang pria paruh baya yang terlihat gagah dengan setelan jas hitamnya pun menghampiri mereka.

"Mau kabur lagi? Gak cape kabur terus ketangkep terus?" Ucapnya

Jimin memutarkan bola matanya malas, lebih baik kabur walau selalu tertangkap dari pada harus duduk manis disebuah pesta acara makan malam keluarga mereka.

"Ji, kapan sih kamu mau nurut? Kamu gak sayang sama eomma sama appa?" Ucap ibunya lembut

Jimin menatap ibunya yang menunjukkan raut wajah sendu, kalo sudah soal ibunya Jimin tak pernah bisa bohong, ia terlalu mencintai ibunya itu.

"Kata siapa? Jimin sayang kok. Jimin cuma kesel, Jimin gamau dijodohin, sama om-om lagi" ucap Jimin bergedik ngeri mengingat bahwa calon suaminya itu adalah om-om.

Meski Jimin belum melihat langsung, Jimin hanya melihat fotonya saja yang dikirim oleh ibunya, dan itu terlihat seperti om-om pedofil.

Mengingat juga umur pria yang akan dijodohkan olehnya itu berusia 28 tahun, sementara jimin baru menginjak 21 tahun.

"Jungkook bukan om-om, jimin! Kau belum melihatnya secara langsung, jadi kau menilainya begitu" ucap ayahnya

"Sama saja, Jimin tidak suka!" Lirih jimin frustasi.

"Kalau begitu menurut lah, untuk kali ini saja. Jadilah anak baik yang penurut, ya?" Ucap ibunya membelai lembut rahang putra semata wayangnya ini.

"Ya, cepatlah bersiap. 15 menit lagi keluarga jeon akan datang. Jangan mempermalukan eomma dan appa mu lagi!" Ucap tuan Park selaku ayah Jimin mendorong pelan tubuh putranya masuk ke kamar Jimin.

Sekitar dua puluh menit Jimin bersiapㅡtidak-tidak, Jimin sudah selesai bersiap sedari lima belas menit yang lalu, tapi dirinya hanya melamun didepan meja riasnya.

Lamunannya terhenti saat ia mendengar pintu kamarnya terbuka, itu ibunya yang kembali datang.

"Wow, kau sungguh terlihat manis, sayang" puji ibunya yang pangling melihat putranya yang terlihat tampan dan cantik disaat yang bersamaan, dengan memakai kemeja dan celana panjang.

Jimin tersenyum tipis menatap ibunya, Jimin berdiri didepan tubuh mungil ibunya, tangan nyonya Park terangkat merapihkan kemeja Jimin agar terlihat lebih rapih dari sebelumnya.

"Sudah siap?" Tanya ibunya lagi.

Jimin menarik nafas kemudian membuangnya perlahan, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jimin keluar mendapati ayahnya duduk bersama seorang pria tua dan juga seorang wanita paruh baya.

Tunggu, apakah pria tua itu yang akan dijodohkan oleh Jimin. Jimin menoleh memperlihatkan wajah seakan syok pada ibunya yang menggandeng lengannya.

Ibunya menggeleng pelan mengisyaratkan untuk Jimin tetap tenang, kemudian menuntunnya untuk duduk di sofa rumah mereka.

"Jimin, perkenalkan ini, tuan dan nyonya Jeon. Orang tua dari calon suami mu itu" ucap ayahnya