Chapter 21

412 82 6
                                    

_Mysterious Girl_

[~ Permintaan seorang Nenek ~]

"KYAAAA!"

Sai langsung mendekap tubuh Ino ke dalam rengkuhannya saat gadis pirang itu berteriak gara-gara lampu yang mati tiba-tiba. Sementara itu, Naruto mengerjapkan matanya berkali-kali dalam kegelapan. Pikirannya menerawang, tepatnya pada kejadian seminggu yang lalu saat mereka berlibur di villa keluarga Shimura.

Bersama-sama dalam satu ruangan yang gelap.

Hinata menelan ludahnya saat ingatannya berputar pada kejadian teror Sakuri di villa Sai tempo hari. Ia yang gemetaran sedikit akhirnya bisa tenang saat merasakan tangan Naruto yang menggenggam tangannya.

"Sepertinya ada masalah dengan skenering-nya," gumam Sasuke. Pemuda yang langsung menayalakan senter di ponselnya begitu lampu padam itu menghela nafas. "Kita harus mengeceknya."

Naruto yang tahu siapa yang Sasuke rujuk mengerucutkan bibirnya. Tidak-tidak, di situasi seperti ini tidak boleh ada yang keluar dari ruangan sampai lampu kembali menyala. Atau jika tidak, mungkin akan ada dua Naruto ataupun dua Sasuke di tempat yang sama seperti Sakura waktu itu.

Jujur saja, pemuda kuning itu memang sedikit merasa tidak nyaman berada di Mansion Uchiha. Dulu mansion ini memang nyaman, namun entah kenapa hawa dingin terasa ada di mana-mana sekarang.

"Sebenarnya ada berapa pria di mansion ini, Teme? Biarkan saja kakakmu atau paman Fugaku yang memeriksanya!"

Sai yang sedari tadi diam memang agak sedikit menyetujui ucapan Naruto. Seingatnya di rumah ini ada banyak pria selain mereka, salah satunya ayah Sasuke dan kakak-kakaknya. Ya, walaupun ayah Sasuke tidak mungkin pergi ke atap karena ada di lantai bawah.

Pemuda berambut Raven itu mendengus. Tidak ada gunanya berharap pada ayahnya, apalagi Itachi. Pria keriput itu pasti lebih memilih bergulung dengan selimutnya daripada mencari cara menyalakan lampu.

Ya, Itachi itu penakut.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kaki di luar sana terdengar jelas. Sakura yang sedari tadi terdiam menatap tajam ke arah pintu. Wanita merah muda itu mulai mengaktifkan insting tajamnya.

"S-sepertinya akan ada yang kesini," gumam Hinata. Wanita itu menghela nafasnya berkali-kali, mencoba menenangkan diri dan tidak berpikiran aneh-aneh tentang siapa yang ada di balik pintu itu.

Sosok tubuh tinggi besar tanpa kepala tiba-tiba hadir dalam benak Ino. Wanita pirang itu menelan ludahnya gugup saat tiba-tiba bayangan seorang makhluk tanpa kepala dengan kapak penuh darah tiba-tiba membanting pintu kamar Sasuke paksa.

"Bukan..."

Bersamaan ucapan Sakura, suara bedebam keras seperti benda berat yang berjatuhan tiba-tiba terdengar entah dari mana. Sakura dan Sasuke saling melirik kemudian mengangguk seakan bisa membaca pikiran masing-masing.

"Kalian tetaplah disini sampai lampu kembali menyala," Sakura mulai menutup gorden jendela kamar Sasuke dengan tenang. Ia bahkan mengabaikan makhluk di luar sana yang terus menyeringai ke arahnya dengan mata yang mulai keluar dan jatuh ke bawah sana. "Aku dan Sasuke-san akan ke luar."

"Jangan ada yang keluar," mata onyx pemuda itu menatap sahabatnya satu persatu. "Jika ada yang mengetuk pintu memaksa masuk meskipun itu suaraku atau Sakura, jangan pernah kalian buka." Ingatan pemuda Uchiha itu tiba-tiba melayang pada kejadian saat di villa Sai tempo hari. "Kalian hanya boleh membukanya jika aku atau Sakura mengucapkan kode yang aku kirim ke ponsel kalian."

Mysterious Girl [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang