Epilogue

230 19 1
                                    


Senyuman terus menghiasi wajah cantik seorang Shen Xiaoting, dengan kepala yang masih tertunduk dan tangan kanannya yang masih sibuk mengguratkan goresan-goresan yang membentuk wajah mirip kekasihnya. Sesekali Xiaoting melihat ke arah samping kirinya dimana Yujin-nya sedang tertidur, suara hujan seolah membuat tidurnya makin lelap. Ia kembali dengan gambarnya, wajah cantik kekasihnya kini sudah terbentuk sempurna di atas kertas putihnya.

Hari ini merupakan anniversary mereka, waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah 1 tahun sejak mereka akhirnya kembali bersama. Mereka baru saja melewati malam yang indah, satu dari ratusan malam dimana tubuh mereka menjadi satu, dimana hangat mereka membaur dan dimana kata cinta tak perlu terucap untuk Xiaoting tahu bahwa Yujin adalah dunia-nya dan begitupula ia adalah dunia bagi Yujin-nya.

"Mine.." bisiknya kepada sketsa wajah kekasihnya.

Pandangannya kembali tertuju kepada Yujin yang kini sudah mengganti posisi tidurnya.

"Sepertinya kamu lelah sekali sayang.." bisiknya lagi seraya tersenyum mengingat aktivitas yang baru saja mereka lakukan.

Xiaoting kemudian menarik laci mejanya, mengambil sebuah benda berbentuk kubus, ia kemudian membuka benda berbentuk kubus tersebut, ketika ia membukanya ia bisa melihat kilau cahaya terpancar dari benda yang ada di dalamnya.

"Sebentar lagi, tunggu aku sebentar lagi sayang..." bisiknya lagi.

Perhatiannya kemudian tertuju pada ponselnya yang bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

"Eomma?"

Pesan masuk dari Ibu dari gadis yang dicintainya, Choi Kang Hee meminta Xiaoting memanggilnya 'Eomma' sejak ia tahu Xiaoting sudah kembali menjalin hubungan dengan putrinya.

"Xiaoting, maaf aku harus mengirimkan pesan malam-malam. Aku akan menemani Jisung untuk urusan bisnisnya ke Edinburgh minggu depan, aku tadi diskusi dengan suamiku itu, kami berpikir untuk mengajak kalian ke sana. Aku teringat oleh pesan dari Tiffany, bahwa salah satu cara Yujin bisa benar-benar mengatasi traumanya adalah dengan menghadapi penyebab trauma terbesarnya tersebut. Kami pikir dia sudah siap dan sekaranglah waktunya. Tolong bicarakan ini dengan putriku. Dan tolong kabari kami sehingga kami bisa segera memesan tiket kalian. Maaf merepotkanmu Xiaoting dan Happy Anniversary, Eomma sayang kalian <3"

Xiaoting kemudian menghela napasnya setelah membaca pesan dari ibu kekasihnya itu. Apakah Yujin sudah benar-benar siap? Ia akan mendiskusikannya dengan kekasihnya dan bila kekasihnya itu belum siap, ia tidak akan memaksanya. Xiaoting pun kemudian mengetikan balasannya.

"Eomma, aku akan mendiskusikannya dengan Yujin eonnie besok, setelah itu aku akan langsung mengabarimu. Terima kasih Eomma, We love you too <3"

Xiaoting kemudian meletakan kembali ponselnya, ia kembali melihat ke cincin berlian yang ia beli dengan tabungannya.

"Sepertinya aku benar-benar harus menunggu waktu yang tepat.." ucapnya pada cincin yang sedang dipegangnya. Ia kemudian kembali meletakan cincin tersebut di tempatnya lalu menyimpan kembali di laci meja kerjanya yang tak pernah disentuh oleh pacar cantiknya itu.

Xiaoting kemudian memutuskan untuk kembali tidur, ia berjalan menuju ranjangnya tempat di mana kekasihnya itu sedang terlelap tidur. Ia kemudian berbaring di samping kekasihnya, memandang wajah cantik Yujin Eonnie-nya, ia lalu membelai pipi gadis yang paling ia cintai di dunia itu dengan perlahan karena tak ingin membangunkannya.

"Aku harap setelah ini hanya kebahagiaan yang akan mengiringimu. Aku janji akan selalu ada di setiap kamu melangkahkan kakimu. I love you, Eonnie.." bisiknya sebelum mengecupkan bibirnya di pipi kekasihnya itu. Xiaoting kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh kekasihnya, memeluk kekasihnya dalam tidurnya berharap kehangatannya bisa membuat tidur gadisnya lebih terlelap.

Freeze the MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang