When She Loved Me

85 18 1
                                    


Tiga tahun berlalu semenjak kepergian orang paling penting dalam hidupnya. Entah sampai kapan ia memegang keyakinannnya bahwa orang itu akan pulang untuk kembali padanya. Namun mau bagaimana lagi, keyakinan itulah yang membuat seorang Xiaoting masih bisa berdiri tegak dan terus melangkah maju.

Sudah beberapa bulan Xiaoting bekerja di salah satu perusahaan arsitektur terbaik di Korea, tentu mudah untuk seorang Shen Xiaoting yang merupakan lulusan terbaik di universitasnya. Hari-hari ia lalui dengan bekerja dan bekerja, suatu etos yang sangat disukai oleh atasannya namun tak sedikit yang iri atas segala pencapaian yang ia raih dalam waktu singkat. Xiaoting doesn't care, setiap harinya ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk pekerjaannya lalu pulang ke rumah merebahkan diri di tempat tidurnya sambil melihat potret-potret dari kamera tua milik orang yang pernah berkata bahwa ia adalah belahan jiwanya. Ia bersyukur bahwa dari sekian banyak barang yang ditinggalkan oleh Yujin, kameranya adalah salah satunya. Hasil jepretan sang fotografer cantik itu seolah menjadi bukti bahwa seorang Choi Yujin itu nyata bukan hanya sekelibat mimpi yang hadir di hidupnya.

Terlalu banyak potret dirinya dalam memori kamera tua itu, namun yang ia lakukan setiap harinya bukan untuk memandangi wajahnya melainkan untuk mengenang cerita di setiap potret yang diambil oleh orang yang masih sangat ia cintai itu. Lebih dari 1000 hari namun rutinitas itu tidak pernah absen ia lakukan sebelum tidur, orang yang hidup dalam kenangan, mungkin julukan itu sangat pas untuknya. Freeze the Moment, Ingatan Xiaoting kembali ke masa lalu.

flashback

" Entah memang karena saljunya atau memang karena kamu yang sangat cantik, hasil fotonya bagus sekali, magical.." ucap Yujin masih sambil memerhatikan foto Xiaoting yang ia ambil.

" Bukannya secara tidak langsung kamu memuji dirimu sendiri, eonni? Karena kamu yang mengambil gambarnya." Jawab Xiaoting

"Ahh.. ternyata karena fotografernya.." ucap Yujin sambil mengeluarkan suara tawanya.

"Ckckck.. tuh kan, apa aku bilang." Xiaoting menggelengkan kepalanya.

"Mmm.. Xiaoting apakah kamu senang?"

Xiaoting menganggukan kepalanya. "Terima kasih Eonnie untuk hadiahnya, tapi kamu jadi harus menghabiskan uang tabunganmu untuk ke sini.."

"Tidak semua, uang tabunganku masih banyak. Kapan lagi kita bisa bermain-main seperti ini? Walaupun aku sudah agak lupa cara memainkan snow board .."

"Tenang aku akan mengajarimu lagi.." ucap Xiaoting mencoba meyakinkan Eonnie-nya.

Yujin hanya menganggukan kepalanya.

"Eonnie, jika kamu diberi kekuatan super, kamu ingin memiliki kekuatan super apa?"

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Yujin bingung.

" Jawab saja.."

"Umm.. aku sudah punya kekuatan super." Jawab Yujin sambil mengangkat kedua bahunya.

"Oh really? Apa itu?" Tantang Xiaoting.

"Freeze the moment." Jawab Yujin.

"Freeze the moment?" Tanya Xiaoting bingung

"Dengan kameraku ini aku bisa membekukan waktu, aku bisa membekukan sebuah kenangan, sebuah momen. Jika kamu rindu momen kita sekarang ini, kamu tinggal melhat hasil jepretanku."

Xiaoting tersenyum mendengar jawaban Yujin.

"Aku berharap aku tidak akan pernah merindukan momen ini." Jawab Xiaoting kemudian.

Freeze the MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang