Our Dreams

99 21 0
                                    


Flashback 22 Tahun yang lalu

Choi Jisung dan Choi Kang Hee bisa dibilang merupakan pasangan paling berbahagia di muka bumi ini, selain diberkati oleh kekayaan yang melimpah, mereka juga dikarunia sepasang anak laki-laki dan perempuan yang memiliki paras rupawan seperti orang tuanya.

Choi Jisung dengan kepandaiannya dapat memajukan perusahaan yang diwariskan oleh orang tuanya, perusahaan entertainment-nya kini menjadi salah satu perusahaan yang berkembang pesat yang mampu menciptakan acara-acara hiburan yang digemari oleh masyarakat.

Dengan segala kesuksesan yang ia raih dari usia muda tidak membuat ia melupakan keluarganya, buatnya keluarganya adalah prioritas nomor satunya. Kerja keras yang ia lakukan semata-mata ia lakukan untuk kebahagiaan istri dan anak-anaknya, Choi Seungcheol dan Choi Yujin.

Choi Jisung sangat dekat dekat anak-anaknya, terutama dengan si bungsu, Yujin. Yujin yang baru menginjak umur 1 tahun itu sangat menempel padanya. Setiap malam Jisung akan memainkan piano untuk putri kecilnya, Alegro Sonata, Yujin kecil akan langsung tertidur lelap mendengar lantunan piano yang dimainkan ayahnya itu.

Namun karena kesibukannya dan sang istri yang juga membantunya di perusahaan, mereka tidak bisa mengurus anaknya seorang diri. Maka datanglah Hana, seorang wanita berusia 30 tahun yang datang dari Jeonju, ia dan suaminya Shen Yichen yang berasal dari Chengdu China melamar untuk bekerja di rumah kediaman Choi Jisung.

Keluarga Choi yang saat itu membutuhkan pengasuh anak dan supir pun akhirnya menerima mereka dengan tangan terbuka.

Selama 3 bulan bekerja, Hana dan Yichen bisa langsung membaur dengan keluarga mereka, kerja mereka baik dan Jisung sudah menganggap mereka seperti keluarganya sendiri, terlebih lagi Seungcheol dan Yujin juga bisa cepat dekat dengan Hana dan Yichen.

Hingga suatu hari, tepatnya pada hari jumat sore hari saat Jisung dan Kang Hee pulang dari kantor, mereka mendapati Seungcheol sendirian sedang tertidur di sofa ruang keluarga.

"Cheol-ah, bangun nak.." ucap Choi Kang Hee mencoba membangunkan putra sulungnya. Setelah beberapa lama Seungcheol pun terbangun, ia kemudian mengusap-usap matanya.

"Cheol-ah dimana adikmu?" Tanya Choi Kang Hee.

"Paman dan bibi mengajaknya pergi, aku tidak diajak, mereka malah menyuruhku tidur karena kalau tidak katanya Eomma dan Appa akan memarahiku.." Jawab bocah 3 tahun tersebut. Mendengar jawaban Seungcheol tersebut tentu membuat Jisung dan Kang Hee panik. Jisung lalu mencoba melakukan panggilan ke nomor Yichen dan Hana secara bergantian namun ponsel keduanya dimatikan.

"Yeobo, apakah ada jawaban?" Tanya Kang Hee dengan nada panik. Jisung menggelengkan kepalanya, suara tangis Kang Hee pun kemudian pecah. "Yeobo, apakah mereka menculik Yujin? Apakah mereka menculik putri kita?" mendengar pertanyaan Kang Hee tersebut membuat badan Jisung tiba-tiba lemah, ia harus menahan badannya di kursi agar tidak terjatuh. 'Apakah mungkin mereka tega menculik Yujin?Putriku? Putri kesayanganku..' pikirannya tak karuan.

"Yeobo apa yang harus kita lakukan?"

"Polisi, kita harus lapor polisi..." ucapnya. Ia kemudian mengambil ponselnya lagi. Ia belum sempat melakukan panggilan ketika ada pesan yang masuk ke ponselnya.

"Pantai Eurwangni. Pergi sekarang sebelum terlambat.."

Jisung tidak mengenal nomor yang baru saja mengiriminya pesan. Namun ia tak pikir panjang, ia kemudian bersiap pergi mengikuti arahan orang yang baru saja memberinya pesan.

"Yeobo, mau ke mana?" Jisung kemudian menunjukan pesan tersebut kepada istrinya.

"Aku ikut.." ucap Kanghee..

Freeze the MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang