New People

109 20 0
                                        


"Arghhh, aku rasanya ingin meracuni makanan bos-mu itu, eonnie.." Ucap Xiaoting setelah Yujin menceritakan apa yang terjadi padanya hari itu.

"Hahaha, jika bisa aku yang akan melakukannya sendiri, Ting. " Jawab Yujin.

Xiaoting kemudian mendekatkan dirinya ke tubuh Yujin, ia menempatkan kepalanya diantara dagu dan leher Yujin.

" Eonnie, karena kamu telah melewati hari yang berat, adakah yang eonnie mau minta dariku? I will grant your wish.."

"Anything?" Tanya Yujin.

"Yapp! Apa saja Eonnie.." Jawab Xiaoting.

"then you only need to stay by my side.." Ucap Yujin mengutarakan permohonannya.

"Itu namanya bukan permohonan, tanpa eonnie mintapun aku akan selalu ada di sisi Eonnie.. Ayolah coba pikirkan, apa yang eonnie mau?" Tanya Xiaoting lagi.

Yujin tersenyum mendengar ucapan Xiaoting itu.

"Hmm.. apa yah? Ahh! Tolong pijat aku saja deh, badanku sakit semua karena seharian harus berdiri." Ucap Yujin.

"Laksanakan!" Jawab Xiaoting yang kemudian beranjak dari tidurnya.

Yujin pun kemudian memposisikan badannya dalam posisi duduk.

Xiaoting mulai memijat pundak Eonnie-nya itu.

"Badanmu kaku sekali, Eonnie." Ucap Xiaoting. "Mother Narae benar, kamu kurus sekali aku bahkan bisa merasakan tulang-tulangmu." Lanjutnya lagi.

"Seperti kamu tidak kurus saja,Ting." Balas Yujin.

"Setidaknya aku lebih atletik darimu." Jawab Xiaoting. "Eonnie, kamu benar-benar harus mencari pekerjaan baru, coba saja dulu, aku yakin pasti ada yang bisa melihat keahlianmu itu." Ucap Xiaoting lagi.

"Iyah bawel, mengapa semakin besar kamu semakin lebih cerewet dariku yah?" balas Yujin.

"Karena kalau bukan aku yang cerewet padamu, siapa lagi?" Balas Xiaoting tidak mau kalah.

Xiaoting betul, Yujin hanya memiliki Xiaoting di dunia ini, ada Mother Narae, namun kondisinya berbeda, Xiaoting lah yang selalu ada di sampingnya.

"Xiaoting.." Panggilnya.

"Hmm.." Jawab Xiaoting yang kini sedang serius memijat bagian punggung Yujin Eonnie-nya itu.

"I love You.." ucap Yujin.

"I Love you too, Eonnie." Balas Xiaoting.

Not the 'I love you' that couples usually say, but it was enough for Yujin. As long as Xiaoting was beside her, it was always enough for her.

***

Yujin berusaha untuk tidak mengeluarkan suara, ia sudah memposisikan kameranya dan menentukan sudut yang tepat untuk mengambil gambar, Yujin pun sudah siap untuk menekan tombol shutter ketika objek yang akan ia ambil gambarnya itu tiba-tiba pergi, terbang jauh meninggalkannya.

"Arghh sial, padahal sedikit lagi.." Gumamnya.

"Jika objekmu tiba-tiba pergi sebelum kamu mengambil gambarnya itu berarti secara naluriah dia tidak ingin ada orang yang mengabadikan momennya pada saat itu. " Tiba-tiba terdengar suara pria di belakangnya. Yujin pun membalikan badannya.

"Maafkan aku tiba-tiba menginterupsi, aku memperhatikanmu dari tadi." Kini pria yang juga sedang membawa kamera di depannya memberikannya senyumnya pada Yujin.

"Ohh tidak apa-apa." Jawab Yujin. "Hmm, sayang sekali padahal jarang sekali aku melihat burung jenis itu di sini." Lanjutnya lagi.

"Iya, sudah jarang dan sulit untuk diabadikan, mungkin burung itu memang punya naluri untuk hidup lebih misterius." Jawab pria tadi. "Ngomong-ngomong kamu punya hobi foto juga?" Tanya pria tinggi itu.

Freeze the MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang