Konbanwa!!
(こんばんは)
"Kenapa nih? Lucu banget kayaknya," Keeran dan Zia menoleh bersamaan.
"Ini, Ma, masa ada orang mau nuangin kecap di bakso, malah penutup kecapnya copot hahaha...kan kecapnya malah tumpah semua whahaha..."
"Kasian sih, tapi ngakak sampe perut sakit hahaha...."
"Hush!! Gaboleh berlebihan ketawanya, gabaik." Ema ikut duduk di samping Keeran.
"By The Way, abang sama ibu lo kemana?" Keeran berbalik menatap Ema.
"Abang biasa lagi gojek, kalo Ibu mah tiap hari juga pasti di resto."
FYI, bang Hasan kan orangnnya baik banget, katanya dia gak mau ngebebanin ibu buat bayar kuliah. Jadi dia kerja gojek buat nambah-nambah gitu, ya meskipun gak setiap semester bayar sendiri setidaknya untuk uang jajan tidak pernah minta sama ibu. Husain juga punya usaha kok, hah masa iya? Orang kerjaannya rebahan mulu di kamar sambil mainin tab. Ya sebenernya itu kerjaan Husain. Jadi Kak Husain buka jasa desain gitu guys, dan bayarannya lewat transfer. Jadi jangan sepelein dompet Husain yang tipis ya, soalnya uang dia di kartu semua. Pokoknya anak Ibu Fatima baik semua tanpa terkecuali, mereka sayang banget sama ibunya. Kakak dan Abang Ema selalu berusaha supaya tidak membebankan ibu perihal keuangan kuliah. Jadi, Uang yang ibu hasilkan bisa digunakan untuk biaya sekolah Ema atau keperluan rumah lainnya.
"Emang abang lo gak kuliah hari ini?"
"Libur sih katanya," Keeran hanya ber oh ria.
"Laper gak? Masak yuk!" Ajak Ema pada Keeran dan Zia.
"Zia suka masak kan?"
"Iya kak suka hehe..."
"Tunggu apa lagi? Cus ke dapur!!"
Mereka merencanakan menu yang akan dibuat kali ini. Keeran mengetikkan sesuatu di handphonenya sedangkan Zia sibuk membuka dan membaca buku resep yang Ema ambil dari rak bumbu. Dan Ema? Ema duduk di kursi makan sambil menopang dagu menunggu pendapat dua manusia di hadapnnya. Lalu Ema teringat sesuatu.
"Eh eh, kalian mau pulang jam berapa? Nanti aku kena semprot lagi sama tante Julia gara-gara kalian kelamaan di rumah aku," Ema tidak mengusir, ia hanya takut kejadian itu terulang lagi yang membuat dirinya merasa bersalah.
"Ashar kita pulang deh," Keeran menanggapi. Ema melirik jam dinding yang bertengger di dapur. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.04 yang artinya masih ada waktu beberapa jam untuk memasak.
"Ah iya!" Zia menjentikkan jarinya membuat Ema dan Keeran menoleh ke arahnya.
"Gimana kalo kita bikin makanan yang lagi viral itu?!" Ema dan Keeran bertatapan kemudian ikut menjentikkan jari. Ternyata otak mereka langsung connect ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenal Diri
Genel KurguKediaman Ema mengalami kebakaran hebat yang menyebabkan ayahnya tidak tertolong. Namun sampai sekarang mereka tidak pernah mencari tahu siapa yang membakar rumahnya. Di sisi lain, Nathan adalah seorang mahasiswa yang bekerja untuk menghidupi adik d...