Sudah 1 minggu lama nya kamu menghindari Heeseung, di kampus maupun di rumah. Kamu selalu buru-buru pergi jika ada Heeseung di sekitarmu. Kalau dia datang kerumah pun kamu tidak pernah mau melihatnya, bahkan Ibu sampai beberapa kali bertanya perihal sedang ada masalah apa di antara kalian.
Sering terpikirkan oleh mu bahwa tidak selamanya kamu bisa menghindari Heeseung, seperti hari ini. Seharusnya tadi kamu langsung pulang kerumah, tidak usah mampir ke perpustakaan. Saat melihat mu Heeseung langsung meninggalkan mejanya dan berlari untuk mengejar dirimu yg juga berlari di depan sana.
Sekencang apapun berlari tetap saja Heeseung bisa menangkap mu dengan kaki-kaki nya yg panjang itu. Kamu menepis tangan Heeseung yg memegang lengan mu, tepisan mu terasa kencang dan kasar sampai membuat Heeseung terkejut.
"Aku gak apa-apa kalo misalkan kak Anna gak bales perasaanku, tapi aku mohon jangan menghindar dari aku kak" suara lirih Heeseung terdengar sangat menyakitkan di telinga mu.
Kamu tidak tahu bagaimana raut wajah Heeseung sekarang karena kamu membelakangi nya tidak peduli.
"Rasanya gak adil buat aku" lanjut Heeseung.
"Kalo bisa milih, lebih baik aku mengubur perasaan ini daripada kita harus saling berjauhan" kamu tercekat mendengar perkataan Heeseung, kamu tersadar bahwa semua yg terjadi bukan salah nya Heeseung tapi dengan bodohnya kenapa kamu malah bersikap egois dan menjauhi Heeseung.
Kamu sendiri pun tidak mengerti atas semua tindakan mu selama ini, kamu berbalik memberanikan diri untuk menatap Heeseung di sana. Kamu melihat mata Heesung yg sudah memerah, kamu memaki dalam hati karena sudah membuat Heeseung menangis.
Kamu menghampiri Heeseung, menghembuskan napas sambil mengucap 'Maaf' bahkan kata-kata itupun dirasa belum cukup untuk mengobati rasa sakit yg sudah kamu berikan kepada Heeseung.
Melihat Heeseung yg hanya terdiam membuat kamu semakin merasa bersalah.
"Aku minta maaf udah egois, semua salahku. Aku gak tau harus kayak gimana aku cuman bisa minta maaf" jujur kamu sambil sedikit sesegukan.
Heeseung memegang bahu mu dengan hati-hati karena dia takut jika kamu kembali menolak sentuhan nya saat melihat tidak ada reaksi penolakan Heeseung mulai mengusap bahu mu, mulutnya bergerak mengucapkan kata-kata yg dapat menenangkan tangisan mu.
Dasar Heeseung bahkan disaat seperti ini dia malah beralih untuk menenangkan mu lebih dulu dan mengesampingkan perasaan nya akibat keegoisan mu.
ʕ•ᴥ•ʔ
Setelah kejadian tempo hari kamu dan Heeseung mulai bersikap biasa saja, walaupun terkadang kamu masih merasa sedikit canggung.
Masa ujian pun sudah berakhir dan libur semester telah tiba, sesuai dengan janji Heeseung waktu itu. Kalian pergi berlibur ke Villa milik keluarga Heeseung bersama orangtua Heeseung dan juga Ibumu.
Letak Villa yg berdekatan dengan pantai membuat kamu buru-buru meletakkan tas biar bisa menikmati sejuknya pantai, kamu menghirup rakus oksigen yg ada disana dan mulai merasa rileks setelah aroma pantai memasuki sistem pernapasan mu.
Kamu merentangkan tangan dan memejamkan mata, di sebelah mu ada Heeseung yg tertawa melihat tingkah lucu mu. Mendengar suara kekehan kamu langsung membuka mata dan melihat Heeseung yg ikut merasakan suasana pantai.
Saat sedang asik-asiknya merasakan kedamaian, kamu dan Heeseung di kejutkan oleh suara seperti ada sesuatu yg roboh. Kalian mengedarkan pandangan mencari sumber suara, kamu melihat seperti ada yg terjatuh dari pohon. Kamu mengajak Heeseung untuk menghampiri tempat kejadian perkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN IMAGINE (AS YOUR WISH)
أدب الهواةenhypen sesuai keinginan kalian. by : raeinxx 2022