A First Day

40 4 0
                                    

"Teman-teman, aku membawa kabar menarik!" seru seorang pemuda dengan napas terengah-engah setelah berlari memasuki lingkaran teman-temannya yang sedang berkumpul di taman sekolah. Wajahnya memerah akibat berlari di bawah terik matahari, tetapi sorot matanya menunjukkan semangat yang sulit disembunyikan.

"Kabar apa lagi ?" sahut seorang gadis bernama Yeojin yang sedang duduk bersandar di bangku taman. Ia mengangkat sebelah alisnya sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Kalau kau hanya ingin memberi tahu bahwa Miss Sunny tidak masuk hari ini, kami semua sudah tahu"

"Bukan, bukan itu" jawab Jake, pemuda tersebut, sambil mengibaskan tangannya. "Ini kabar yang jauh lebih menarik!"

Yeojin mendesah, kemudian menatapnya dengan pandangan skeptis. "Kalau begitu, cepat katakan. Jangan membuat kami menunggu terlalu lama"

Jake menarik napas panjang, mencoba menciptakan suasana penuh antisipasi. Ia melayangkan pandangannya ke arah teman-temannya satu per satu, seolah ingin memastikan bahwa semua mata tertuju padanya. "Ada murid baru di kelas kita" ujarnya, suaranya meninggi di akhir kalimat.

Beberapa siswa langsung bereaksi. Sebagian tampak antusias, terutama para pemuda yang mulai melontarkan komentar penasaran, sementara sisanya hanya merespons dengan anggukan kecil tanpa terlalu peduli.

"Laki-laki atau perempuan ?" tanya seorang pemuda bernama Park Sunghoon, yang sejak tadi terlihat paling tenang di antara mereka. Ia duduk bersandar dengan sikap santai, matanya bahkan tidak sepenuhnya menatap Jake.

"Katanya sih perempuan" jawab Jake singkat.

Kalimat itu sukses memancing senyuman kecil di wajah beberapa siswa laki-laki. Mereka mulai berspekulasi tentang siapa gadis itu, dari mana asalnya, dan apakah ia akan menjadi pusat perhatian baru di kelas. Sementara itu, para siswi hanya mengangkat bahu atau melanjutkan obrolan mereka yang sempat terhenti.

Tak lama berselang, bel berbunyi. Siswa-siswa segera kembali ke ruang kelas, di mana mereka mendapati Sir Daniel sudah berdiri di depan papan tulis. Pria paruh baya itu selalu tampil rapi dengan kemeja putih dan dasi yang terikat sempurna. Ia memandang murid-muridnya dengan senyuman ramah, tetapi sorot matanya tetap penuh wibawa.

Di sebelahnya, seorang gadis berdiri canggung dengan kepala tertunduk. Tubuhnya terlihat kaku, seperti berusaha menghindari perhatian dari seluruh kelas. Murid-murid langsung menebak bahwa ia adalah murid baru yang dimaksud Jake.

Sir Daniel membuka pertemuan dengan suara tenang tetapi tegas. "Selamat siang, semuanya. Sebelum kita memulai pelajaran, saya ingin memperkenalkan teman baru kalian. Silakan perkenalkan dirimu," ujarnya sambil menoleh ke arah gadis tersebut.

Gadis itu, yang ternyata adalah dirimu mengangkat kepala perlahan, berusaha mengatasi rasa gugup yang membebani. Pandangan puluhan mata yang tertuju padamu terasa seperti beban tak kasatmata yang membuatmu semakin kaku.

"H-Halo aku Aleyna. Mohon bimbingannya" ucapmu pelan, suaramu terdengar sedikit bergetar. Kau menunduk lagi, berharap bahwa perkenalan ini akan segera berakhir.

Sir Daniel tersenyum menenangkan. "Terima kasih, Aleyna. Silakan duduk di kursi kosong di sebelah Sunghoon. Sunghoon, tolong angkat tanganmu"

Pemuda yang dipanggil Sunghoon itu dengan santai mengangkat tangannya tanpa banyak bicara. Kamu mengangguk kecil, lalu berjalan menuju kursi tersebut. Langkahmu terasa berat, seolah setiap langkah memerlukan usaha yang lebih besar dari biasanya. Setelah duduk, kau mencoba mengalihkan perhatian dengan membuka buku catatanmu, meskipun pikiranmu masih kacau.

Saat bel istirahat berbunyi, kamu menghela napas lega. Kamu membereskan buku-buku di mejamu, lalu membuka kotak bekal yang telah disiapkan ibumu. Aroma sayuran kukus menyergap hidungmu, membuatmu langsung merasa kehilangan selera makan.

ENHYPEN IMAGINE (AS YOUR WISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang