Savina

1.5K 181 19
                                        

S T A R T •
•••
••

Berhubung ini hari Sabtu, di mana hampir seluruh keluarga Kim tidak memiliki kegiatan, akhirnya mereka memutuskan untuk piknik. Piknik diadakan di taman belakang rumah. Itu pun atas perkataan Jisung, yang mengatakan 'buat apa piknik di taman lain, kalau punya taman sendiri'

Jadi sekarang, Jisoo dan Soovin sibuk menata beberapa makanan di atas tikar yang dibentangkan di bawah pohon yang cukup rindang.

"Mah, kak Doy pulang hari ini?" Soovin meletakkan beberapa kaleng cola.

"Iya, paling bentar lagi dia datang."

Soovin mengangguk kecil. "Trus, Soovin denger Chenle ga jadi kuliah di China ya?"

"Iya, katanya mau se-kampus sama Jisung. Emang ya, itu anak berdua udah kayak anak kembar. Ga bisa jauh-jauh."

Soovin yang selesai menata makanan, memilih untuk duduk. "Kalau pada akhirnya dia mau se-univ bareng Jisung, ngapain tuh bocah pake pulang ke China? Ngabisin duit aja," celetuknya.

"Ya kan, rencana awal dia emang mau kuliah di China. Tapi, beberapa bulan lalu tiba-tiba berubah pikiran." Jisoo ikut duduk di samping Soovin.

"Lagian, setelah adek lulus SMA kenapa mama ga langsung daftarin dia kuliah sih?"

Setelah Jisung dan Chenle lulus SMA, mereka berdua tidak langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Entah apa alasan keduanya.

Jisoo menyesap jus jeruk yang dia tuangkan ke dalam gelas beberapa saat lalu. "Mama juga pengennya gitu. Tapi Jisung ga mau. Katanya, biar dia nganggur dulu setahun baru lanjut kuliah,"

"Mungkin dia mau nge-refresh otaknya bentar," lanjut Jisoo.

"Tapi tahun ini, dia benar-benar mau kuliah kan?"

"Iya. Malah si adek udah kasih tau mama beberapa univ yang pengen dia coba. Semoga aja dia lolos nanti," ucap Jisoo.

"Kapan dia test nya?"

"Tanggal 23 ini. Barengan sama si Chenle."

Soovin mengangguk kecil. "Semoga dia lolos. Biar dia tau gimana kerasnya dunia perkuliahan. Biar ga manja!"

Jisoo tertawa kecil. "Kayaknya dendam banget sama adek,"

"Gimana ga dendam mah? Pas dia masih SMA, tiap malam selalu datang ke kamar aku sambil bawa buku tugas. Masih mendingan dia cuma minta diajarin. Ini, malah ngerengek biar aku yang ngerjain tugasnya!"

"Makanya, itu semua nilai yang ada di bukunya, bukan nilai dia. Tapi nilai aku!" tampaknya Soovin masih kesal dengan si adek.

"Hahaha, dasar kelakuan si bungsu." Jisoo menggeleng kecil.

Suho beserta Savina yang ada di gendongannya, ikut bergabung dengan Jisoo dan Soovin. Suho mendudukkan Savina di atas pahanya.

"Mama, mama." Savina menepuk paha Jisoo, lalu menunjuk dot berisi susu.

Jisoo meraih dot, dan memberikannya pada Savina. "Udah gede, masih minum dot," ledek Jisoo.

Savina melemparkan tatapan permusuhan pada Jisoo. "Pipin, doesn't love mom!"

Suho tertawa mendengar ucapan Savina. Tidak terkecuali Soovin dan Jisoo.

Soovin mencolek dagu Savina. "Ceilah, si bocil so-so'an pake bahasa orang putih!"

Kali ini Soovin yang mendapat tatapan permusuhan dari Savina. "Tata jelek!" bocah itu menjulurkan lidahnya.

"Heh, ga boleh gitu sama kakak. Ga sopan. Ayo minta maaf. Papa ga pernah ajarin Pipin kayak gitu," tegur Suho.

Savina menoleh ke belakang, menatap Suho. "Tapi kan, Pipin benal papa. Tata Opin, ugly!"

"Wah, benar-benar nih bocil! Kelakuan lo makin ke sini, malah makin ke sana ya!" seru Soovin.

Soovin meraih Savina, menaruh bocah itu dipangkuanya lalu jemari Soovin mulai bekerja untuk menggelitiki area perut Savina.

Savina tidak kuasa menahan tawanya. Tawa bocah berusia 3 tahun itu membuat suasana taman mendadak ramai. Bahkan Jisung yang fokus bermain game di ponselnya, menoleh hanya untuk melihat si bungsu pemilik tawa keras.

"Pipin! Tawa mu lho dek! Mengganggu ketenangan kakak!" teriak Jisung sedikit kesal.

Soovin menghentikan aksinya saat Savina menoleh pada Jisung yang duduk di kursi taman dengan mata fokus pada ponselnya.

Wih, kayaknya nih bocil bakalan menjulid.

"Tata Icung jelek like mosue!!" teriak Savina.

Suho, Jisoo, dan Soovin lantas tertawa. Memang Savina rada lain dari yang lainnya. Bocah itu memang bocah amazing. Soovin sendiri bingung, kenapa Savina bisa memiliki sifat agak belok dari yang lain.

Tapi kalau dipikir-pikir, julidnya si Pipin 11/12 ya sama kak Doy.

"Mah, pah" ujar seseorang.

"Jaehyun, sini nak," ajak Jisoo.

Jaehyun mengangguk sembari tersenyum. Pria itu memilih untuk duduk di samping Soovin. Soovin mendengkus kecil. Dia mengalihkan pandangannya saat Jaehyun melihat padanya.

"My princess, come here." Jaehyun merentangkan tangannya, meminta Savina untuk memeluk dirinya.

Savina tersenyum senang. "Tata anteng!!" serunya.

Soovin mendelik mendengar Savina. "Nih bocil tau aja mana yang ganteng," gumamnya.

"Jadi, menurut kamu aku ganteng?" bisik Jaehyun tepat di telinga Soovin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, menurut kamu aku ganteng?" bisik Jaehyun tepat di telinga Soovin.

Sontak Soovin menjauhkan kepalanya. Gadis itu sedikit merinding mendengar suara Jaehyun. Jaehyun mengambil alih Savina dari pangkuan Soovin. Pria itu mendekatkan bibirnya, pada rambut Soovin. Jaehyun dengan sengaja mendaratkan sebuah kecupan di sana.

Soovin dengan cepat memutar kepalanya untuk menatap Jaehyun. Sorot mata gadis itu terlihat dingin. Jaehyun memilih untuk menjauhkan tubuhnya, dengan senyum yang masih melekat di bibirnya.

Sorry Soovin, but this time I can't help it.

• N E X T •

Duhhh kayak Haechan bakal
punya saingan lagi nih!

STEP BROTHER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang