Keputusan

1.1K 155 22
                                        

• S T A R T •
•••
••

Haechan tertidur pulas di ranjangnya dengan Soovin yang mengusap rambut lelaki itu lembut. Gadis itu tak bosan-bosan menatap wajah lelakinya. Kepulangan Haechan, dan si kembar di undur menjadi malam nanti. Seharusnya, sore ini ketiga lelaki itu sudah pulang. Namun, karena ada kejadian yang kurang menyenangkan, akhirnya di undur untuk beberapa jam.

 Namun, karena ada kejadian yang kurang menyenangkan, akhirnya di undur untuk beberapa jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soovin mengusap pelan sudut bibir Haechan yang terlihat memar. "Kamu pake pelet apa sih? Bisa-bisanya aku sesayang ini sama kamu," gumam Soovin dengan senyum tipis.

Clek

Soovin menoleh ke pintu. Ternyata Jaemin. Lelaki itu berjalan pelan, dan duduk di kursi yang tak jauh dari ranjang Haechan.

"Udah lama tidur?" tanyanya dengan suara rendah.

Soovin mengangguk.

"Capek kayaknya, soalnya nyenyak banget," ujar Soovin.

Jaemin melipat kedua tangannya di atas perut. "Wajar aja. Orang habis adu jotos."

Soovin menanggapi dengan senyum kecil.

"Jam berapa jadinya pulang?" tanya gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Haechan.

"Mungkin sekitar jam 9 atau 10."

Jaemin memandangi wajah Soovin dengan intens. "Sayang banget ya sama si malika?"

Soovin mengernyit. Dia menatap Jaemin bingung. "Hah? Malika?"

"Iya, si Haechan."

Soovin meraih bantal, lalu melemparkannya pada Jaemin. "Mulut lo minta diracuni banget," ketusnya.

Jaemin tertawa kecil. Jaemin menghela nafas. Senyum manis terukir di wajah tampannya.

"Kalau di ingat-ingat, dulu mungkin orang-orang ngiranya lo bakalan sama gue. Ditambah lo pernah senekat itu cium gue sebelum lo berangkat ke Jerman dulu. Eh, tau-tau nya sekarang malah sama si kecap bangau pilihan terbaik bunda," ucap Jaemin.

"Pelet si Echan lebih kuat dari pelet lo."

Jaemin mengangguk samar. "Iya deh kayaknya. Soalnya gue ke dukun abal-abal sih,"

"Gue jadi kangen masa-masa dulu," celetuk Jaemin.

Soovin mendelik. "Oh, jadi lo kangen di mana gue di siksa sama papa?"

STEP BROTHER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang