STEP BROTHER 2

Masalah Jeno

• S T A R T •
•••
••
•

Ditengah Soovin makan siang bersama Jaehyun, ponselnya berdering. Soovin menatap sekilas layar ponsel sebelum menjawab panggilan masuk itu.

Ia meraih gelas miliknya dan meminum isinya seteguk. "Iya, kenapa Jen?"

Iya, yang menghubungi dirinya adalah Jeno. Tumben sekali lelaki itu menghubungi dirinya. Biasanya ia akan mengobrol dengan Jeno, jika Jaemin atau Haechan melakukan panggilan video.

Jaehyun menatap Soovin dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

"Hah? Lo ngapain di situ?"

Melihat respon Soovin, Jaehyun bertanya dengan suara pelan, "Kenapa Vin?"

Soovin tidak membalas, dia memilih fokus mendengarkan Jeno di seberang sana.

"Ck, gue ke sana sekarang! Tunggu!" Setelah mengatakan kalimat itu, Soovin memutuskan sambungan telepon.

Jaehyun meletakkan kembali alat makannya. "Ada apa Vin?" Tanya lagi.

Soovin menghembuskan nafas. "Si Jeno, katanya dia di pusat kota sekarang."

"Lho? Ngapain? Emang dia ga kuliah?"

"Yo ndak tau! Emang aneh adek lo! Tadi aja telpon gue sambil nangis!" Tukas Soovin.

"Hah? Ya udah, sekarang kita ke sana." Jaehyun bangkit berdiri.

"Eits, stop!" Soovin mengangkat tangannya. "Lo harus balik ke kantor. Ingat, lo pulang ke rumah cuma untuk makan siang." Ucapnya.

Ah, Jaehyun baru ingat tentang itu. Pria itu melirik jam tangannya. Satu jam lagi, ada rapat yang harus dia hadiri.

Hembusan nafas lolos dari mulut Jaehyun. "Kamu ga papa sendirian ke sana? Atau mau aku telpon bang Yuta? Kebetulan dia kan masih di sini." Tawarnya.

Soovin menggeleng. "Engga usah. Gue bisa sendiri Jae."

"Beneran?"

"Iyaaa"

"Ya udah, tapi kalau ada apa-apa langsung kabarin aku. Paham?" Ucap Jaehyun.

Soovin tertawa kecil. "Paham, paham."

"Gue pergi duluan. Kasihan adek lo, udah nangis-nangis di sana." Lanjutnya.

Jaehyun mengangguk. "Hati-hati."

"Sip!" Soovin mengacungkan jempolnya.

🌻🌻🌻

"Chan!" Jaemin membuka pintu apartemen dengan kasar.

Haechan yang tengah asik menonton sinetron, terperanjat kaget. "Brengsek! Kaget gue begajul!!" Ia menyentuh dadanya.

Jaemin mendekati sepupunya itu. "Jeno mana?"

Haechan mengedipkan matanya beberapa kali. "Ya di kampus lah."

"Dia ngga ada di kampus!"