Insiden tengah malam

1.2K 162 22
                                    

• S T A R T •
•••
••

Sudah seperti kewajiban, jika Soovin dan Haechan bertemu pasti akan berakhir maraton'an drama. Baik itu drama Korea, Thailand, China, bahkan serial India sekalipun.

"Yang, kamu ga ngantuk apa?" tanya Haechan dengan mata 5 watt nya.

"Eng? Belum," sahut Soovin sekenanya.

Haechan menghela nafas. Dia menjatuhkan dagunya di bahu Soovin. Mata lelaki itu perlahan menutup. Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu, menjalankan kegiatan menonton mereka di ruang tengah. Tadinya Haechan memberikan ide untuk mereka lebih baik menonton di kamar Soovin saja. Tapi, Soovin menolak. Soovin hanya berusaha untuk mencegah sesuatu yang bisa saja terjadi. Ditambah akhir-akhir ini Haechan menunjukkan perilaku yang sedikit berbeda dari biasanya. Seperti, laki-laki itu tiba-tiba mengecup bibirnya, lalu lehernya. Belum lagi tangan lelaki itu yang mulai aktif, seperti mengusap-usap pinggang Soovin. Dan semua perilaku Haechan yang seperti itu sukses membuat Soovin merinding, dan sedikit was-was.

"Udah malam lho ini, yang..," gumam Haechan.

Soovin melirik jam dinding. "Masih jam 11 lewat," balasnya.

Haechan membuka matanya. Menatap Soovin sayu. Soovin sendiri masih fokus pada drama China yang mereka tonton dari jam 9 tadi.

"Udah mau hampir tengah malam lho, by..." Haechan mengecup 3 kali leher Soovin, dengan mata yang sudah terpejam kembali.

Soovin langsung mengalihkan perhatiannya pada Haechan. Tiba-tiba saja otaknya memberikan sinyal bahaya.

"Y-ya udah kita tidur." Soovin meng-close video, dan mematikan laptop tak lupa menutup benda itu.

Haechan tersenyum kecil dengan mata terpejam. "Bobo bareng ya..," pintanya.

"Engga!" tegas Soovin.

Haechan membuka matanya. Dia mengangkat dagunya dari bahu Soovin. "Kenapa? Aku ga bakalan macam-macam kok."

Soovin menggeleng tegas. "Ga baik orang yang belum terikat, tidur satu ranjang." Soovin jadi teringat pada ucapan Mark, beberapa tahun silam.

"Tapi kan kita pacaran, by," protes Haechan.

"Masih pacaran, bukan suami-istri."

Haechan menatap Soovin cukup lama. "Kamu ga percaya ya sama aku?"

Soovin menghela nafas. "Bukan ga percaya Echan."

"Trus?"

"Pada dasarnya, emang ga baik orang yang berbeda jenis kelamin tidur satu ranjang."

"Tapi kan kita pacaran."

"Karena itu! Malah karena kita punya status. Mungkin di sini kamu bisa bilang kalau kamu ga bakalan macam-macam. Tapi, kalau udah di kamar nanti, bisa beda lagi."

"Kamu ga perlu takut gitu, by. Aku ga se-brengsek itu sampe macam-macam sama kamu."

"Ayolah...," bujuk Haechan.

Soovin terdiam dengan mata menelisik Haechan. "Kamu kenapa sih? Kok makin ke sini sikap kamu makin beda. Kamu dulu ga pernah maksa aku sampe kayak gini lho. Aku jadi curiga sama pertemanan kamu di sana."

STEP BROTHER 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang