Deleted Story

1.2K 110 10
                                    

Hallo.... Buat yang minta bonus chapter.
Yak, ini ada bonchap dari author. Ini adalah scene dari chapter 2 yang tidak jadi auth publish karna agak aneh(?) di mata auth.

Jadi... Ini dia chapter nya. Selamat membaca 🙏

Deleted Story - Chapter 2

.
.
.

.
.
.

“Gimana Ochobot?” Tanya Gempa kepada robot kuning yang sedang me-scan anak di depannya

“Oh... Anak ini terlahir hasil dari sisa kekuatan fusion antara Halilintar dan Solar. Ingatannya mungkin masih ada, namun dia tidak kuat mengemban memori dua orang secara bersamaan. Inti Teori ku, karna memori yang tidak cukup kuat akhirnya dia hanya mengingat bahwa Halilintar dan Solar adalah kedua orang tuanya”

“Nak... Kalau mau aku juga bisa kau panggil Mama!!” Taufan

“Ngga mau!!!”

“HALI!! YUK KITA FUSION!!” Taufan

“Bukan begitu juga konsepnya.. lagian pihak Monsta ngga ngasih kalian berdua restu buat fusion” Ochobot

“Gua juga ngga mau fusion sama adek gua yang homo ini” Halilintar

“Jahat banget lu, Beb” Taufan

Krruukk~

“Eh?” Seketika semuanya menoleh ke sumber suara

“Mama... Lapar...”

“Gua ngga mau jadi emaknya... Astaghfirullah... Nak, kau minta makan sama Kak Taufan saja sana”

“Mama...”

“Tuh kan nangis, tunggu sini, aku ambilin makanan dulu” Gempa mulai berjalan kearah dapur

.
.
.

Malam hari kemudian, masih ditempat yang sama yaitu diruang tamu. Entah darimana tiba tiba saja banyak terbaring mainan yang kini sedang dimainkan oleh dedek Supra. Kebetulan pula tok Aba yang pulang dari pekerjaan nya menjaga kedai coklat.

“Assalamualaikum”

“Waalaikumssalam, tok”

“Eh- kenapa rumah atok mirip kapal pecah? Berantakan sana sini! Ini pula anak siapa yang kalian bawa?”

Tok Aba terus menatap ketujuh cucunya yang kini hanya bisa diam dan menunduk. Tak ada satupun dari mereka yang berani untuk mengeluarkan sepatah kata.

“Anaknya Kak Hali sama Solar”

Muncul juga kalimat tak berakhlak dari Ice.

“APA?!”

“Atok tenang tok...” Gempa yang membantu tok Aba duduk di sofa

“Jangan tinggalin Blaze, Tok... Huhu... Pokoknya ini salah lu, Ice”

“Kok gua?”

“Drama betul kalian, atok bercanda lah, Ochobot dah cerita tentang semuanya”

“A.. tok! Atok!”

Tiba tiba saja dedek Supra berjalan dan menghampiri tok Aba.

“Utututu... Jadi teringat atok dengan Boboiboy semasa kecil dulu”

“Sekarang juga masih imut kok, Tok!” Duri

“Ada ada aja kau ini.. dah kalian semua tidur, besok sekolah! Atok mau tidur dahulu”

“Baik, tok” jawab semuanya

Setelah kepergian tok Aba, mereka kembali lagi duduk di sofa dengan pose seakan akan sedang berfikir.

“Papa! Nak duduk!” Kata Supra menepuk nepuk paha milik Halilintar

“Duduk ma Kak Taufan sana, kesentrum ntar kalau disini” Halilintar

Sedikit penjelasan alasan mengapa Halilintar memanggil “Kakak” untuk saudara nya yang lain. Sederhana saja, ia ingin agar dedek Supra lebih terbiasa memanggil kata “kakak” daripada harus “mama” atau “papa”.

“Lu lupa kalau anak lu juga tukang setrum?” Taufan

“Sekali lagi gua ingetin, dia bukan anak gua” Halilintar

“Jangan gitu dong, Kak... Nanti anak ini ngga punya bapak dong, kan Solar?” Duri

“Kok tanya ke gua sih”

“Kan Solar emaknya”

“Adekku Duri yang manis.. yang imut.. Solar itu cowok oke?” Blaze menerangkan dengan perlahan kepada Duri

“Lalu?”

“Cowok ngga bisa jadi emak... Karena apa? Karna ini bukan fanfict douj*n”

“Ntar ntar... Kok kek ada kalimat yang disensor dari ucapan lu” Taufan

“Biar gua ulang, douj*n”

“Bener loh! Ke sensor!” Duri

“HEISH UDAH UDAH! NAPA KALIAN PADA BAHAS SENSOR! ITU UDAH DI SENSOR DARI AUTHOR KITA YANG NGGA ADA AKHLAK NYA ITU” Gempa

Nah kan, Mama Gempa jadi marah

“Lebih baik sekarang mikir, ini anak mau dititipin ke siapa kalau besok kita harus sekolah?” Gempa

“Tok Aba?” Saran Taufan

“Kakak ngga kasihan tok Aba dah jaga kedai masih harus ngurus bocah?” Gempa

“Mak cik kantin?” Saran Blaze

“Dia kan sibuk jualan... Masa mau kita titipin ke dia” Gempa

“Emaknya Yaya atau Ying?” Saran Duri

“Kalau Mak nya Yaya jangan, Yaya kan punya adek, kalau Mak nya Ying takut ngerepotin” Gempa

“Taruh di tapops aja bah” saran Ice

“Kau mau kita diamuk sama laksamana tarung?” Gempa

“Salah mulu nj*r” Taufan

“Uhm... Aku ada ide sih.. ngga tau buruk atau engga” Solar yang tiba tiba angkat suara

.
.
.

Oke... Udah sampe sini aja, soalnya ini cuma deleted story jadi ngga ada lanjutannya.

Thanks buat yang baca, besok Auth publish jawab QnA Minggu kemarin, ditunggu ya!

Anak Siapa Ini? // COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang