Chapter 7. Demi cinta

238 20 2
                                    

🔸Unconditionally Lope🔸

Happy Reading
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
"Aku hari ini ada tanding basket. Kamu lihat ya?"

Yoongi menatap Hoseok dengan tatapan sendu. "Tandingnya di indoor atau outdoor?"

"Outdoor." Yoongi menggeleng.

"Kenapa? Kamu nggak suka basket?"

"Suka. Aku juga main basket di rumah. Tapi ...."

"Kalau begitu ayolah. Demi pacar kamu, mm?" Hoseok menggenggam kedua tangan Yoongi.

"Maaf, Hobi. Bukan aku nggak mau. Tapi aku----aku----" Yoongi mengulum bibirnya, ragu mau berkata.

"Kau kenapa?"

"Aku----"

"Kenapa, Yoongi? Katakanlah, aku pacarmu sekarang. Jangan takut."

Yoongi dapat menatap mata Hoseok dengan jelas. Di mana pupil itu membesar kala menatap dirinya. Juga jangan lupakan wajah tampan Hoseok yang memukau. Menyejukkan memandang wajah Hoseok.

"Aku nggak bisa di bawah sinar matahari terlalu lama. Itu akan membuat tubuhku lemah, dan jika kulitku terpapar sinar ultraviolet maka akan seperti terbakar. Maaf, jika aku nggak jujur padamu sebelumnya."

Hoseok sangat terkejut mendengarnya. Ia mulai menangkap momen beberapa waktu lalu. Di mana dia membuka tudung hoddie Yoongi untuk melihat wajah si empu. Setelah itu wajah Yoongi langsung memerah dan selama seminggu ia harus libur karena tragedi yang hampir membunuhnya.

"Jadi? Alasan kau---" Yoongi mengangguk.

"Maaf. Aku perlu waktu untuk terbuka pada seseorang. Aku rasa aku percaya padamu. Makanya aku mengatakannya sekarang."

Hoseok segera membawa Yoongi pada pelukan hangatnya, membiarkan Yoongi menghirup aroma pakaiannya. Nyaman sekali. Yoongi merasa nyaman hingga ia membalas pelukan dengan menenggerkan lengan di pinggang kekasihnya. Ini merupakan hubungan ke dua Minggu mereka. Tak terasa ya?

"Nggak papa. Yang penting sekarang udah jujur. Jadi aku tau."

"Maaf juga, pernah nolak ajakan kamu untuk pulang bareng. Bukan aku nggak mau, tapi Appa nggak kasih aku keluar selain naik mobil."

Hoseok mengangguk. "Nggak papa. Yang penting kamu nggak terluka. Aku juga udah bahagia kalau kamu baik-baik aja."

"Aku menyukaimu, Hobi." Pengakuan itu membuat Hoseok merasa damai dan tenang. Artinya ia berhasil menaklukkan si dingin Yoongi. Walau itu mungkin hanya berlaku padanya. Namun suatu prestasi besar untuk seorang Jung Hoseok.

"Aku yang paling menyukaimu," jawab Hoseok dengan senyum gembira.

Kriiiiingggggg..........

"Aissshhh.... kenapa bel itu ganggu orang aja sih? Aku 'kan masih ingin berlama-lama dengan pacarku?" gerutu Hoseok yang membuat Yoongi terkekeh kecil dalam pelukan itu.

"Baiklah, kalau begitu belajar yang giat ya, Sayang. Aku juga ada pelajaran olahraga habis ini." Hoseok melerai pelukan dan mengelus halus pipi tembam Yoongi. Kemudian menggenggam jari jemari Yoongi untuk dituntun menuju kelasnya. Memastikan Yoongi masuk kelas dengan aman. Apa hanya Hoseok yang tau? Ya, hanya Hoseok, Ayah, pembantu, dan Guru olahraga saja yang tau tentang ini.

*****

"Jin?" heran Namjoon. "Bukankah dia ada lomba renang?" imbuh Namjoon membenarkan.

"Iya. Tapi kupake bentar, buat videoin aku lagi main basket," jawab enteng Hoseok.

Unconditionally Lope [HOPEGA] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang