chapter 44

17K 796 8
                                        

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------
Aza sedari tadi hanya diam membiarkan tubuhnya di peluk oleh Altha. Baru saja ia mendorong pelan dada suaminya itu, Altha malah semakin mempererat pelukannya.

"Aza ambil kompres dulu Gus" ucap Aza lembut, tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi dahi Altha. Melupakan segala masalah yang tengah menimpa mereka.

Altha menggeleng pelan, entah bagaimana ia bisa menjadi begitu manja kepada Aza. Itu sama sekali bukan gayanya. "Sini aja."

Aza menghela nafas panjang, kesabarannya tengah di uji dengan sifat sang suami. "Bentar doang deh, janji" ucapnya kembali meyakinkan Altha.

Altha tetap menggeleng, meskipun lemah tapi cukup terasa menggelikan di ceruk leher Aza. "Aza juga belum ganti baju lho."

"Kamu sayang gak sih sama saya?"

"Pakek nanya lagi! Ya jelas dong Gus kan suami Aza." ujar Aza sedikit kesal, seakan dirinya benar-benar tidak di anggap sebagai istri.

"Maafin saya" lirih Altha, suaranya terdengar lemah tidak seperti biasa yang selalu tegas.

Aza terdiam mendengarkan ucapan Altha, bimbang hendak merespon apa. Di satu sisi ia memang sudah memaafkan Altha, karena memang itu semua murni kesalahannya. Tapi di sisi lain ia ingin sedikit mengerjai Altha, apalagi mengingat sifat Altha kemarin membuatnya sangat sakit hati.

"Maafin saya.... Yang gak bisa mengontrol emosi." Altha mendongak menatap wajah cantik Aza yang masih mengenakan kerudung. "Tapi itu juga salah kamu Za, kenapa coba kamu terima susu pemberian kang Bayu" imbuh Altha dengan wajah yang menurut Aza sangat menjengkelkan.

"Lho. Gak tau lah males Aza" keluh Aza kesal. Mendorong keras dada Altha agar bisa duduk, membalas tatapan memelas Altha dengan sinis.

"Zaaaaa, mau kemana?"

"Huffh, mau buka kerudung gerah!"

"Gak sekalian buka baju?" Goda Altha dengan raut muka polos.

Aza tak habis pikir dengan suaminya, dengan kondisinya yang kaya gitu masih sempat-sempatnya menggoda ia, apalagi dengan tatapan polosnya itu.

Namun bukanya membuka kerudungnya Aza malah membuka pintu dan keluar dari kamar.

"Azaaa."
"Zaaaaa."
"Ning."

Aza mendengkus kesal mendengar seruan Altha, ia berniat mengambil kompres dan juga membuatkan Altha bubur kenapa laki-laki itu heboh sekali, seperti akan di tinggalkan saja.

Sampai di dapur sepi, tidak ada orang sama sekali, mungkin sedang sholat ashar berjamaah di masjid. Untung saja Aza tengah haid, jadi tidak perlu repot-repot bolak-balik.

Selesai memasak bubur Aza kembali ke kamar tak lupa ia juga membawa kompresan.

"Kok balik lagi?"

Aza mematung di tempatnya, jengkel. "Heh! Yaudahlah Aza balik aja ke asrama" Rajuk Aza, baru saja ia melangkahkan kakinya tapi ucapan Altha berhasil membuatnya kembali diam.

"Yaudah sana, tolong bilangin Mbak Meisya ya kalo saya minta bantuan buat ke kamar mandi" ledek Altha.

Dengan tatapan tajamnya Aza menghampiri Altha. "Oh maunya kayak gitu?!"

"Bercanda Ning..."

Altha mengulurkan tangannya pada Aza.

"Mau ngapain?"

"Bantuin saya wudhu."

Aza menurut, memapah tubuh Altha ke kamar mandi. Tak lupa ia menyiapkan sajadah dan peci, Altha hendak sholat dengan normal tapi tubuhnya tak sanggup jadi ia memutuskan sambil duduk.

Ijbar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang